30. TQWOD

168 14 0
                                    

Aku lagi pusing daring b Arab, dan untungnya otak lagi encer jadi mutusin buat nulis.

Dan sekedar mengingatkan sama kalian.
Jangan cuma jadi silent reader aja, sesekali vote kek:)

______________________________________

Vio memberi inhaler pada Iqbal, setelah merasa cukup, Iqbal sedikit merasa lega.

Asya masih memejamkan matanya, bahkan sekarang ini tidak ada pergerakan darinya.

"Sya, bangun Sya." Sambil menepuk nepuk pipinya.

Tapi hasilnya itu gagal.

Handphone Asya yang dia genggam berdering, dengan cepat Vio mengangkat nya, supaya tidak terdengar oleh orang diatas.

Saat dilihat namanya, ternyata itu dari nyokap Asya.

"Iya, hallo Tante." Sapa Vio gugup dan canggung, Karena semenjak Asya ketahuan masuk Club, hubungan yang lainnya menjadi renggang juga sama orang tua Asya.

Karena orang tua mereka yang merasa kecewa, dan Asya yang dikekang.

"Asya mana Vio?"

"Asya lagi di toilet Tan."

"Maksud kamu?"

"Kita kan sekolah, jadi Asya lagi ketoilet handphone nya ketinggalan."

"Oh, ya sudah kalau begitu."

Telfon langsung dimatikan sepihak oleh nyokap Asya.

Sedangkan Iqbal sedari tadi terus memasukkan inhaler pada Asya yang tidak juga bangun.

//

Rafa Euna Bela Steva dan Cahya (Ahya) sedang berjalan menuju refftop.

Tapi Rafa merasakan ada yang aneh, bahwa ada seseorang yang mengikuti mereka.

Rafa langsung berpura-pura memegang perutnya.

"Aduh, gue mau buang air dulu ya, nanti gue nyusul." Kata Rafa sambil mengedipkan sebelah matanya pada Cahya yang juga merasa sedikit aneh.

Mereka cuma mengangguk kan kepalanya.

Rafa langsung berlari ke arah toilet, dan bersembunyi di balik tembok.

Dan membuka room chat nya dengan Euna.

R:
|Eun, ada antek-antek nya Mela ngikutin.
|Jangan ngomong sesuatu yang membuat dia makin curiga.

Rafa melanjutkan jalannya, dan berjalan di belakang Riana.

Pas Hampir mendekat ditangga refftop, Rafa memegang pundak Riana.

Riana yang terkejut melihat Rafa yang menyilangkan tangannya di dada.

"E-elo, ngapain?" Tanya nya dengan gugup.

Rafa nunjuk dirinya sendiri, setelah itu tersenyum miring.

"Lo nanya gue ngapain?" Riana mengangguk kan kepalanya.

"Seharusnya gue yang nanya Lo ngapain? Ngapain Lo ngikutin kita?"  Dengan tatapan tajam.

"Si-siapa juga ya-yang ngikutin kalian, ke gr-an banget." Jawabnya dengan gaya menantang.

Terlintas sebuah ide di otak Rafa, sepertinya dengan menjahili dia, dia akan pergi.

"Atau jangan-jangan Lo secret Admirer kita?"

 𝑪𝑶𝑶𝑳 𝑮𝑰𝑹𝑳𝑺 (𝑻𝒉𝒆 𝒄𝒉𝒊𝒍𝒍 𝒐𝒇 𝒇𝒊𝒗𝒆 𝒘𝒐𝒎𝒆𝒏) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang