"Lah, kok elo Riel?"tanya Rafa yang baru menuruni tangga dan melihat Gabriel.
"Iya, Asya mau Hiatus dulu."
"Gaya Lo, Hiatus."ledek Bela yang datang dari dapur.
"Lo ngga sekolah?"
"Ngga liat apa, gue pake baju apa?ya pasti gue sekolah lah, orang gue udah pake seragam."kesal Bela.
Seperti nya kalo Gabriel yang ada, antara kesel, hangat, ah masih sama dengan Asya.
Bedanya Gabriel ngeselin plus banyak ngomong."Lo ngga liat Keano Bri?dia pasti kangen Lo."
"Keano?"
"Anak yang Asya temui itu."
"Its ok."
Gabriel langsung jalan menaiki tangga, dan dia langsung masuk ke kamar Asya.
Ternyata kosong.Selanjutnya dia masuk ke kamar Euna tanpa izin, ternyata juga kosong.
Kamar Bela juga kosong.
Saat membuka kamar Vio, ternyata ada Keano yang lagi sudah di pajein baju oleh Euna, Vio dan Steva.
"Nih, anak lo-"
"Lah, kak Abriel."cadel Keano memotong ucapan Steva.
Mereka semuanya cuma cengo, bingung kenapa Keano yang masih kecil ini tau bahwa itu adalah Gabriel?
"Lo anak indigo?"tanya Steva.
"Igigo apa?"Steva langsung mendapat pukulan dilengannya, dan Siapa pelakunya nya? pelakunya adalah Vio.
"Ih, Lo apa apaan sih?"
"Lagian Lo bodoh, anak kecil mana tau itu indigo."
"Yaa... Sorry."
"Nih."Vio melempar kan pakai Keano kearah Gabriel.
"Untung bukan Asya."gumam Gabriel.
"Emang nya kalo Asya Kenapa?b aja."jawab Euna.
"Serah Lo."Keano cuma diam melihat semua kakak-kakaknya berdebat.
"Ano dingin."
"Eh, iya, sini kakak pasangin."
//
"Kenapa masih Lo yang di tubuh Asya Bri?"tanya Rafa disela sela makannya.
"Asya yang nyuruh."
"Yaudah, gue berangkat duluan ya."
"Berangkat kemana?"tanya Gabriel.
"Gedung pusat identitas penduduk negara."
"Ok,"acuh Gabriel "hmm... Kenapa kalian ngga coba buat bikin alat rancangan yang bisa tau sidik jari siapa itu, kalian hubungkan aja dengan sandi akses lengkap penduduk."lanjut Gabriel setelah Vio pergi.
"Kalo bisa, udah dari dulu kita rancang kali, udah di coba beberapa kali tapi gagal."jawab Euna.
"Anti Ano bantu."Keano tiba-tiba angkat bicara.
"Emang kamu paham?"tanya Rafa, dan dibalas gelengan oleh Keano, "Belajar."katanya.
"Makanya, nanti sekolah yang rajin ya."Rafa sambil mengacak rambut Keano.
"Lo mau ajarin Keano nantinya tentang dunia kita bang?"tanya Bela.
"Kalo dia memiliki minat dan rasa ingin tau yang tinggi apa salahnya kita ajarin."
"Tapi Asya juga ngga mau Keano memiliki banyak musuh dan sikap dendam."Steva juga angkat bicara.
Rafa meletakkan sendok makan nya, dan meneguk air "sekuat apapun Asya ngga mau itu terjadi, tapi kalo udah datang niat dari Keano kita apa?"
"Contoh nya kalian, kalian ngga mau Asya selalu dingin..., mungkin disekitar kita dia menghangat, tapi diluar sana dia tetap dingin dan menakutkan,"
"Itu dikarenakan kehendak dirinya yang ngga bisa dia tolak, sekuatnya orang menyuruh untuk normal, itu ngga akan bisa kalo bukan minat, rasa ingin tau, niat, intinya yaitu dorongan diri,"
"Jadi sama dengan Keano, melarang pun kita untuk dia ngga masuk dunia kita, mungkin di dekat kita dia berkata ngga, tapi dibelakang bisa jadi dia masuk anggota MF lainnya."jelas Rafa panjang lebar.
Memang, Rafa kadang emosional, dan menakutkan seperti Asya ddk.
Tapi Rafa tetap lah Rafa, yang selalu bisa menasehati adik-adiknya, dan selalu jadi panutan mereka.
Terutama Asya, bagi Asya, Rafa adalah segalanya."Iya juga sih, tapi bang,,,,"
"Jangan pernah ragu Eun."
"Sini Keano makan sama kak Abriel, kak Rafa mau sekolah."
"Oh ya, lupa jam kan gue."
"Bri, kita berangkat dulu ya."
"Iya, jangan lupa, tugas kalian masih berjalan, buat nambah info plus masalah tentang Athala ddk dan mereka juga,"
"Kita juga harus nolongin mengungkapkan fakta apa yang sebenarnya terjadi dulu terhadap Athala ddk juga."
"Iya, siap."
//
Athala ddk sudah berkumpul di refftop sekolah dengan adanya Mela ddk.
Athala jujur sangat muak dengan gaya lebay bin alay Mela yang bertingkah seperti jalang.
Dia selalu bergelantungan di tangan Athala, dengan tampang sok sedih."Kesempatan juga sih buat gue." Batin Athala.
"Lo kenapa Mel?"
"Aku lagi sedih."
Sahabat sahabat Athala yang melihat itu langsung terkejut, kenapa Athala malah jadi refleks gitu?
Tapi mereka langsung paham, karena ingat tentang misi mereka.Padahal yg lainnya juga harus bisa mendapatkan hati para dayang nya Mela, itu dikarenakan suruhan Rafa.
Setelah melihat gelang yang ada di kamar Mela, mereka ingin tau pengakuan dari Mela dan dayang dayangnya juga.
Mela terus bercerita kepada Athala, yang ditanya oleh Athala beda, yang dijawab Mela malah beda juga.
"Yaudah, kita ke taman belakang aja, biar kamu ceritanya nyambung."
"Mampus, gue harus ceritain apa nanti dibawah,"
"Gue ngelantur kan, karena juga ngga tau harus ngomong apa."
Tapi Mela tetap menuruti apa mau dari Athala.
"Lo ketaman belakang duluan ya, gue ketoilet dulu."
"Iya, kamu jangan lama-lama."
//
"Gue dapet cogan, harta, kalo bisa hatinya dan dia bakalan masuk kedalam kelompok gue,"
"Kayaknya dia mulai luluh hatinya, tapi gue juga ngga boleh gampang percaya."Mela terus bermonolog sambil menatap kedepan.
Sampai sampai dia tidak sadar, bahwa dia dalam keadaan pengawasan.
Itu artinya ada yang mendengarkan monolog Mela tadi, bukan mendengar saja, bahkan dia sudah men save apa yang di ucapkan oleh Mela tadi.//
"Kak Riel, Ano mau nonton."katanya sambil menarik baju Gabriel.
Gabriel yang tadinya fokus pada laptopnya, langsung melihat dan tersenyum manis pada Keano.
"Yaudah, tunggu bentar ya."Keano cuma mengangguk kan kepalanya.
•
•
•
•
IM COMEBACKAku lama ya up nya?
Sorry ya, ini aja udah nyelip-nyelip di waktu buat nulis.
Plus aku juga ngga punya ide, lagi otak nubruk banget.Maaf ya kalo makin GJ, maklum aku seorang manusia biasa, yang terlalu bermimpi untuk menjadi penulis.
SEE you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑪𝑶𝑶𝑳 𝑮𝑰𝑹𝑳𝑺 (𝑻𝒉𝒆 𝒄𝒉𝒊𝒍𝒍 𝒐𝒇 𝒇𝒊𝒗𝒆 𝒘𝒐𝒎𝒆𝒏)
Teen Fiction>>>Ø₦ ₲Øł₦₲<<< •••••••••• ₥ł₦ł₥₳Ⱡ 5 ₱₳Ɽ₮ ₴Ɇ₥ł₦₲₲Ʉ! •••••••••• 𝑲𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒎𝒂𝒇𝒊𝒂 𝒅𝒆𝒎𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒍𝒖. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒅𝒊𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒅�...