45. TQWOD

145 15 2
                                    

Vio masih mencoba mencari tentang penyerangan itu.

Tapi sebelum dia mencari lebih lanjut, dia menelfon seseorang.

"Apakah kau di markas?" Tanya Vio.

"Iya Angel,"

"Kirimkan beberapa drone ke halaman markas, SAVEB dan juga Alister,"

"Pastikan sistem tersebut tersambung normal dengan kode yang saya punya," kata Vio.

"Baik Angel,"

Setelah itu sambungan telfon terputus.

Mengapa bukan lalat pengintai?

Vio sengaja tidak mengirimkan lalat pengintai, karena itu akan dia keluar kan jadi senjata perekam terakhir.

Dan dia mengirimkan drone, supaya musuh sadar dan menjadikan itu pancingan.

••

Sedangkan di kediaman Alister.
Semuanya sudah sepi, tinggal mayat dan darah yang berserakan.

Ada sekita 10 orang yang belum meninggal, cuma luka akibat bom saja .

Rafa mendekat ke arah orang itu, dan menatap tajam orang tersebut.

"Kalian ...," Panggil Rafa pada anak TQWOD.

Langsung saja mereka mendekat ke arah Rafa.

"Amankan mereka, nanti bawa ke markas bawah tanah, tunggu keadaan markas aman," kata Rafa datar.

"Baik tuan," kata mereka serentak.

Asya yang memang dalam keadaan emosi pun mendekat ke arah laki-laki yang memang sudah sekarat.

Palingan tidak sampai satu hari,sudah mati.

"Sisakan satu untuk ku," kata Asya.

Dan dia berjalan mendekat dan meletakkan kakinya di dada orang tersebut.

"Udah lama juga gue nggak bermain dengan organ tubuh manusia, mungkin ini saatnya," kata Asya tenang sambil menggoreskan pisau lipat nya di pipi laki-laki tersebut.

Sakin lemah nya, laki-laki itu tidak berdaya untuk berbicara, dia hanya tenang saja.

Tapi disaat Asya sibuk dengan aksinya, drone yang di kirim kan oleh Vio tadi datang.

Asya melihat ke langit, dan berbicara.

"Masuk kedalam rumah, dan perkarangan lain, jangan ganggu aktivitas gue," kata Asya tenang namun menusuk.

Drone yang di kendalikan oleh Vio dan orang suruhannya tadi langsung menjauh dari Asya.

Dan merekam setiap wajah mayat tersebut, tetapi beberapa drone lainnya sudah menyebar masuk mansion dan perkarangan lain.

"Gue nggak bisa bermain terlalu lama sama Lo, karena kurang asik main sama Lo," kata Asya tertunduk lemah.

Namun tidak lama setelah itu, dia tersenyum miring.

"Tapi gue yakin, hal ini bakalan bikin Lo menjerit," langsung saja Asya membelah di bawah dada orang tersebut.

Dan memasukkan tangannya ke dalam tubuh laki-laki tersebut, dan mencari jantung nya.

Bayangkan saja ini dalam masa operasi tanpa bius.

Laki-laki itu cuma meringis sambil memejamkan matanya.

Saat Asya menemukan jantung.

Dia menjentikkan jarinya didalam dada tersebut, dan tertawa sarkas.

"Bu-nuh gu-e," kata laki-laki tersebut.

"Emang itu tujuan gue, tapi gue belum dengar Lo teriak, makanya gue sedikit siksa Lo dulu," kata Asya remeh.

Rafa yang melihat itu cuma bersedekap dada.

Lisa? Dia sudah masuk kedalam mansion untuk memastikan keluarga Alister dan pembantu baik-baik saja.

TAK!

Arghhhh...!

Jantung laki-laki tersebut terputus dari tempatnya,

Dan Asya berhasil mendengar kan musik indah tersebut di telinganya.

••

Sedangkan di rumah sakit kawasan Gwangju, mereka semua dalam kondisi menegangkan.

Karena tadi mendapatkan kabar bahwa Edward kritis setelah transfusi darah.

Dan mereka semua menyalahkan Bela, kecuali Euna.

Tidak lama setelah itu pintu UGD kembali terbuka.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Euna.

"Sekarang pasien benar-benar sudah melewati masa kritis nya nona, tadi cuma sedikit komplikasi saat darah baru masuk saja," kata dokter tersebut tersenyum.

"Dan sekarang pasien juga sudah sadar, dia sangat kuat, namun dia hilang ingatan sementara," lanjut nya.

Dan itu membuat papa Saga berasumsi.

"Ini semua gara-gara wanita semalam," kata nya.

Dan semua orang melihat kearahnya.

Semua orang tua setuju atas yang di bicarakan oleh papa Saga.

Bahkan mama dan papa Asya juga.

Bela yang tubuh nya masih lemah pun berusaha untuk berdiri, dan menendang perut papa Saga kuat.

"Saya sudah cukup bersabar dari tadi malam atas tindakan kalian yang selalu nyalahin leader saya, tapi kali ini saya tidak bisa memaklumi itu semua," kata Bela menusuk.

Saat Bela mau meninju papa Saga.

Aksinya terhenti.

Karena...?

 𝑪𝑶𝑶𝑳 𝑮𝑰𝑹𝑳𝑺 (𝑻𝒉𝒆 𝒄𝒉𝒊𝒍𝒍 𝒐𝒇 𝒇𝒊𝒗𝒆 𝒘𝒐𝒎𝒆𝒏) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang