33. TQWOD

157 13 2
                                    

Asya dan lainnya sedang berjalan jalan di mall dengan beberapa anggota TQWOD yang menjaga dia dari belakang dan juga ada yang memantau dari kejauhan.

Asya memutuskan untuk memakai earphone, supaya tau apa informasi dari para anggota nya dan tidak perlu kesulitan harus angkat-angkat telfon dari sana sini.

Asya yang jalan memimpin didepan dengan Euna dan Lisa disampingnya.
Dan di tengah tengah ada Keano dan kedua orang tua nya.

Asya mengedarkan pandangannya, tatapan nya tertuju pada satu titik di balik rak-rak sepatu, entah kenapa dia merasa sangat familiar dengan porsi tubuh orang itu.

"Kalian lanjutkan, nanti gue nyusul." Kata Asya setelah itu berlari menjauh dari kelompok.

Asya terus berjalan dan mencari mana orang tadi? Tapi dia tidak bisa menemukan orang itu.

"Sial, gue yakin itu dia." Umpat Asya kesal.

Asya memejamkan matanya, mencoba untuk memfokuskan diri untuk melacak keberadaan laki-laki tadi.
Tapi sialnya upaya nya gagal.

"Gabri, ayo datang." Batin Asya memanggil Gabriel.

Sekian detik Asya memejamkan matanya tapi tetap gagal.
Gabriel tidak kunjung datang, tapi bayangan hitam yang sudah lama menghilang itu muncul.

Asya menajamkan matanya melihat arah bayangan tersebut dan arahnya tertuju pada???? Arah toilet?

//

"Asya tadi mana? Lama banget?" Tanya Vio pada Euna.

"Nggak tau, ada keperluan mungkin."

"Gimana kalo kita ke restoran dulu? Gue laper."

Semuanya pun mengangguk kan kepalanya.

Tuan Alister tersenyum mendengar ucapan Lisa, memang beberapa hari ini mereka selaku makan, makanan rumahan.

//

Asya Karena fokus berlari ke arah kamar mandi, dia sampai tidak tau bahwa bajunya nyangkut.

"Ashhhh,,,." Ringisnya ketika bajunya yang nyangkut sedikit robek.
Untung nya baju bagian ujung, jadi tidak terlalu jelas.

Sesampainya di toilet, Asya bingung.

Karena tidak ada tanda-tanda bayangan hitam itu ada di tempat ini.

Tiba-tiba saja, salah satu pintu kamar mandi terbuka, dan tidak ada menampilkan orang.
Asya yakin itu adalah bayangan hitam.

"Kau jangan terlalu fokus pada orang yang kau cari, tapi kau fokus pada tujuan utama dan orang itu akan muncul Secara sendiri nya, semuanya akan terungkap, ingat! Waktu mu tidak lama."

Belum jadi Asya menjawab, bayangan itu hilang.

"Fokus tujuan utama? Semua akan terungkap?" Bingung Asya, dia benar-benar tidak terlalu paham dengan bayangan ini.

Tapi bayangan ini selalu memberikan teka-teki yang membuat Asya kebingungan.

"Sial! Maksudnya apa sih? Waktu itu war, kebencian, tahta, kenyataan? Sedangkan sekarang?"

Asya mengeluarkan handphone nya dan menelfon Euna.

"Lo kemana? Masih lama?"

"Lo jagain mereka, bilang sama yang lainnya, gue akan datang kurang lebih satu jam lagi."

Setelah itu telfon dimatikan sepihak oleh Asya.

Asya berjalan santai keluar mall, dan masuk ke dalam mobil nya.

Dia mengendarai mobil nya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Tujuan gue kemana?" Batin Asya bertanya pada diri nya sendiri.

Entah kenapa akhir-akhir ini Asya sangat sulit mengendalikan diri nya.

Mata Asya menatap tajam ke arah kendaraan yang berlalu lalang di depan nya, sekarang ini kecepatan mobilnya sudah sedikit turun.

"Kenapa disaat gue mau bahagia dan melepas rasa lelah gue selalu ada yang merusak dengan kejanggalan?"

Asya memberhentikan mobilnya di salah satu jalanan sepi, sepertinya kesepian akan membuat dia sedikit tenang.

Asya berjalan ke arah kursi yang sedikit jauh dari jalan, lebih tepatnya kursi itu dekat dengan pintu?? Seperti hutan yang dekat dengan kota.

Dia melihat seekor kelinci liar tidak jauh dari kursi, dan niat dia yang mau duduk harus di urungkan karena dia terlihat lebih tertarik pada kelinci itu.

Dia duduk di atas rerumputan dengan kelinci di tangan nya.

"Aku seakan jauh dari jiwa psiko ku sekarang? dan mungkin kau target comeback ku, untuk merilekskan pikiran dan hati ku." Sambil mengeluarkan sedikit smirk nya.

Dia mulai membelah perut kelinci, dan memotong bagian-bagian tubuh kelinci menjadi kecil-kecil.

Tangan Asya pun penuh dengan darah, tapi dia merasa tidak cukup dengan apa yang dia lakukan.

Seperti nya, kelinci tersebut benar-benar bisa mengobarkan api psikopat Asya.

Disaat mau berjalan masuk ke dalam hutan untuk mencari binatang target nya, langkah Asya harus terhenti karena suara dari earphone nya.

"Queen, darurat, darurat!"

"Rey, Alfi, Lisa dan Bela terkena belati secara bersamaan."

"Kalian ngapain aja sih ha?! Gue nyuruh kalian mengawasi? Tapi bagaimana bisa mereka celaka?!" Murka Asya.

"Sekarang kalian langsung bawa mereka kekediaman Alister, dan pastikan Keano dan kedua orang tua nya penjagaan ketat di sekeliling nya."

"Kalian keluar, dan berjalan berdampingan dengan mereka."

Seperti nya ini benar-benar sebuah kekacauan, Asya tidak bisa menyalahkan anggota nya.

Dia juga salah, karena seharusnya dia langsung ketempat mereka setelah menghilang tadi.

Bukannya pergi seperti ini.

Benar kata bayangan itu, dia harus fokus pada tujuan utama.

Dan tujuan utama nya tadi adalah bermain-main di mall bersama dengan tetap memantau keamanan.

Bukan seperti sekarang.

Entah bagaimana setelah ini? Apakah Keano dan orang tua nya juga akan kena atau tidak?

Dan siapa pelakunya?

Yang jelas, Intinya Asya harus bertanggung jawab sebagai leader terhadap anggota dan Angel nya.

______________________________________

Aku mau ingetin lagi sama kalian, buat jangan lupa follow aku Instagram @coolgirls_cg

Dan Jangan lupa vote ⭐




 𝑪𝑶𝑶𝑳 𝑮𝑰𝑹𝑳𝑺 (𝑻𝒉𝒆 𝒄𝒉𝒊𝒍𝒍 𝒐𝒇 𝒇𝒊𝒗𝒆 𝒘𝒐𝒎𝒆𝒏) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang