Hey kalian semua. Selamat malam. Kadit punya kabar baik dan kabar buruk ni buat kalian. Mau yang mana dulu?😇
Oke keknya Kadit yg pilih extreme dulu ya wkwk. Kabar baiknya adalah Rio dan Thania dilamar sama penerbit huee. Terhura banget. Kaget plus bahagia banget. Kalian suka gak? Kadit bahagia banget akhirnya bisa peluk Rio sama Thania dalam versi cetak💙
Dan kabar buruknya adalah kemungkinan prosesnya bakalan lama. Soalnya Kadit blm tanda tangan kontrak.
Dan begitulah ceritanya. Sekian terima cintanya Park Jimin💃
Jadiah pembaca yg bijak dan kreatif🙂
***Thania mencoba berpikir positif. Toh, yang bernama Tio juga bukan satu orang kan?
"Si-siapa? Tio?"
Rio mengangguk 2 kali. "Tio Pramayoga Debaran."
Debaran jantung Thania tak stabil. Wajah yang memucat dan tangan yang mendingin. Thania memejamkan mata dengan kepala menggeleng lalu berteriak yang membuat Rio tersentak kaget.
"AKU GAK MAU PERGI KE SANA!"
"Tha--" panggil Rio menoleh tanpa memberhentikan mobil.
"GAK! CUKUP. AKU BENCI DIA. BENCI LUKA YANG DIA GARISKAN!"
Ha, apa? Siapa? Batin Rio kebingungan. Apa maksud Thania. Rio membelokkan stir, menepi disisi jalan. Thania tampak mengerang frustasi.
Rio beringsut mendekat. Mendekap sisi wajah Thania dengan tangannya dengan wajah khawatir. "Sayang, tenang. Ceritain ke aku. Ada apa?"
Napas Thania tak stabil. Dadanya naik turun dengan cepat. Ada apa dengan perubahan sikap Thania? Rio sungguh bingung dibuatnya.
"Tha," panggil Rio beralih menggenggam tangan Thania. Namun dibuat terkejut dengan perubahan suhu pada tangan gadisnya.
"Tangan kamu dingin banget. Kamu kenapa?"
"A-aku ... dia yang aku ben--" Kedua mata Thania menatap sendu lalu menutup. Thania pingsan.
Rio mengguncang tubuh Thania makin panik. Menepuk pelan pipi gadis itu agar tersadar. Oh shit, ada apa sebenarnya?
Dengan cepat Rio menjalankan kembali mobilnya. Sesampainya di rumah yang bisa dibilang besar juga, langsung saja Rio menghentak stir dengan cepat. Ia sungguh khawatir pada gadisnya.
Tanpa berlama lagi, Rio membuka pintu mobil bagian Thania lalu membuka seatbelt nya. Memutari mobil lalu menggendong Thania yang sudah tak berdaya di gendongannya. Kedua tungkainya membawa Thania menuju rumah besarnya.
Pintu yang tak dikunci memudahkan Rio untuk masuk. Untuk melewati kamarnya Rio harus melewati ruang makan. Yang dipastikan mereka semua sudah berkumpul.
Ketiga orang yang berkumpul, tampak sudah duduk rapi. Mendengar langkah kaki seseorang, mereka yakin pasti orang yang sedari tadi mereka tunggu sudah sampai.
"Selamat datang kal--Rio ada apa sama gadis itu?" tanya pria paruh baya yang awalnya tersenyum ikutan bangkit dari duduk dengan wajah cemas.
"Maaf pa. Aku ke atas dulu. Dia pingsan tadi."
Lana, ayahnya Rio bertatap dengan Valery yang sama bingungnya. Sedangkan Tio tatapannya tak terlepas dari Rio yang perlahan menghilang dari tangga. Ada perasaan menyesal dan marah pada dirinya.
'Maaf, gue brengsek banget dulunya, Ci.'
Rio melangkah pelan menaiki undakan tangga. Meski sedikit sulit, bisa ia atasi. Dengan pelan Rio menidurkan Thania yang masih pingsan. Melepaskan kedua sepatu Thania dan menarik selimut hingga batas dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boyfriend [SEGERA TERBIT]
Fanfiction[SELESAI REVISI] Cerita yang penuh teka-teki membuat para readers bukan saja menikmati kisah percintaan, namun juga membuat kalian untuk menerka alur yang terjadi. Bayangkan gimana cowok yang terkenal akan kedinginannya dan sifat ketusnya mencinta...