Beruntung Thania meminjam jas lab dengan cepat. Pasalnya, 2 menit setelahnya Bu Kimi segera masuk kelas dan memberi tau untuk segera ke laboratorium untuk materi di sana.
Mereka masing- masing dimintai untuk mencari tanaman daun paku dan bawang merah untuk penelitian menggunakan mikroskop.
Jujur, Thania maupun anak lainnya lebih antusias belajar tentang penelitian dari pada menghapal rumus. Percayalah itu sungguh membuat kepala pusing.
Satu mata Thania melihat serat bawang merah melalui mikroskop. Terlihat partikel kecil yang menyerupai jaring-jaring. Menakjubkan.
"Ibu pinta kalian gambar apa yang kalian liat dimikroskop lalu presentasikan ke depan. Ibu kasih kalian bonus nilai."
Disela kegiatan, hp Thania bergetar di saku jas. Awalnya Thania tak menghiraukannya, karna tangannya asik menggambar hasil yang akan ia tunjukan.
"Tha, lo liat pesan di hp lo." bisik seseorang yang tak lain adalah Gheya.
"Ish apaan sih lo? Gue sibuk ni. Lo gak sibuk apa?" tanya Thania jengkel.
"Eee anu Tha. Tapi liat dulu hp lo."
Kepala Thania memutar beberapa derajat menghadap Gheya. Wajahnya sedikit terkejut. "Bentar. Lo tau hp gue ada pesan masuk dari mana?"
Gheya kembali mendekat dan membisikkan sesuatu. Sedetik kemudian kedua mata Thania membulat kaget. Langsung saja berbalik dan melihat arah pintu.
"R-Rio?"
Kedua tatapan tajam itu menembus sorot matanya. Rio berdiri di sana. Ralat, lebih tepatnya di tembok seberang pintu. Buyar sudah materi Thania.
Thania berjaga untuk melihat hpnya.
____
Aku tunggu 30 menit ke depan. Dan ceritakan semua yang perlu kamu cerita, pacar.
___Begitulah kira-kira isi pesan Rio. Tiba saatnya Thania memandang lurus dikagetkan dengan kehadiran Rio yang sudah tidak ada di sana. Cowok itu bagaikan hantu.
"Ada apa Tha?" tanya Gheya penasaran.
Thania menggeleng. Sedikit memijat kening. "Lo tau kan possesivenya Rio gimana?"
Gheya mengangguk saja. Toh memang benar kalo Rio possesive banget sama Thania.
"Emang ada masalah?"
"Gue masalahnya."
Satu alis Gheya terangkat naik. "Lo, lo kenapa?"
"Mampus gue Ghey. Bakal di omelin sama Rio. Mana enek telinga gue dengernya." erang Thania tampak frustasi.
Gheya menggaruk pelipis. Ia beneran bingung arah pembicaraan Thania. "Ya tapi apa? Gue gak paham yang lo omongin."
"Soal jas Kak Gilang. Tuh cowok kan cemburuan kalo gue deket-deket Gilang."
Bola mata Gheya membulat. Rasa kaget Gheya mewakili rasa takut Thania juga.
"Mampus lo Tha mampus."
"Kalian yang mampus!"
Thania dan Gheya tersentak kaget. Sejak kapan wanita tua bangka ini berada di belakang mereka. Mana berniat nguping lagi.
"Mana tugas kalian? Udah selesai? Maju sana!"
"A-anu bu ituu belum. Tapi ... tapi lagi ngerjain kok hehehe. Ini udah dikit." Thania beralibi. Menunjukkan gambar yang setengah jadi.
"Gheya tuh bu yang belum. Ngajakin saya ngerumpi mulu bu." kata Thania di hadiahi cubitan Gheya di pinggangnya.
Gheya cengengesan. "Gak kok bu. Ada saya ngerjain. Tuh curut aja kerjaannya solimi mulu bu anaknya. Jangan dengerin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boyfriend [SEGERA TERBIT]
Fiksi Penggemar[SELESAI REVISI] Cerita yang penuh teka-teki membuat para readers bukan saja menikmati kisah percintaan, namun juga membuat kalian untuk menerka alur yang terjadi. Bayangkan gimana cowok yang terkenal akan kedinginannya dan sifat ketusnya mencinta...