Sial, rahang Rio mengetat. Sudah beberapa kali ia berusaha fokus ke jalanan. Namun, ada saja yang mengganggu pikirannya. Ditambah lagi Thania yang tidak bersuara sedikit pun.
Hal yang membuat rasa penasaran Rio tinggi mengenai rasa takut Thania terhadap restoran itu.
Apa kaitan Tio dengan Thania?
Tio, anak dari pamannya yang bernama Varel, si pemilik restoran itu. Tio lebih tua dari Rio oleh sebab itu ia memanggilnya abang, namun sepupu. Sedangkan Dion adalah adik dari Tio, seumuran Rio tentunya.
Lalu apa yang membuat Thania takut?
Rio menghela napas, menghilangkan sedikit rasa gelisahnya.
"Aku boleh tanya?"
"Huh?" Kepala Thania menoleh cepat. "Tanya apa?"
Anehnya ketika ditanya, Rio malah diam. Tapi terlihat jelas gestur Rio yang gelisah di mata Thania. Lama terdiam, akhirnya Rio bersuara.
"Gak jadi."
Thania melongos. "Apaan sih, geloo." Dari pada pusing sendiri mending ia memperhatikan jalan sekitar.
Rio berpikiran, jika menanyakan hal itu belum tentu Thania mau menceritakannya. Lebih baik ia mencari sendiri kenyatannya. Perkataan Thania kemungkinan juga bisa menutup fakta yang sebenarnya. Ada kemungkinan Thania berbohong.
Bertepatan dengan itu, hp Rio berbunyi. Rio mengangkat benda persegi itu dan memandangnya sekilas.
"Halo?"
Detik berikutnya, dahi Rio berkerut serta diiringi cekikikan. "Oh ya, kenapa Iyo?" sahut Rio senang membuat Thania melirik.
"Ah ya-iya, gak usah buru-buru gitu ngomongnya. Ada apa Iyo nelpon kakak?" kekeh Rio ketika seseorang di seberang telpon malah berbicara dengan cepat.
"Iya kakak juga seneng bisa denger suaranya Iyo."
"Yo." panggil Thania akhirnya.
"Kenapa?"
"Pinjem boleh? Mau ngomong bentar sama Iyo."
Mata Rio mengerling jahil. Ia menunjuk pipinya mendekat. "Cium dulu."
"Ish Yo!"
Rio tertawa. "Oke-oke. Bagaimana kalau bibir? Nih."
Thania mengangkat kepalan tinju di depan wajah. "Mau ditabok hah?!"
"Huh dasar pacar gak romantis." sungut Rio kecewa. Sengaja mencebikkan bibirnya.
"Udah, siniin hp nya!"
Rio mendesis. Dengan gerakan pelan menyodorkan hp pada Thania. Sebelum Thania mengambilnya, dengan jahil Rio bergerak cepat ke wajah Thania. Thania yang gesit menampar wajah Rio.
Rio mengaduh kesakitan, Thania yang mengumpat.
"Sakit." cebik Rio mengusap wajah tampannya.
"Jangan sok imut deh Rio." sungut Thania kesal. Namun hal seperti itu yang membuat Rio tertawa gemas.
"Oke sayang. Nih hp nya. Tuh Iyo dari tadi halo-halo mulu."
Thania berdehem pelan. Kemudian menempelkan layar itu di telinganya. Hal yang pertama ia dengar itu diiringi tawa Thania.
"Kak Rio? Halo? Bun, ini keknya Kak Rio lagi eeq deh bun. Gak ada suaranya."
"Ha? Iyakah sayang?" Terdengar suara itu disambungan. Suara Bu Hani. Membuat Thania dengan cepat berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boyfriend [SEGERA TERBIT]
Fanfiction[SELESAI REVISI] Cerita yang penuh teka-teki membuat para readers bukan saja menikmati kisah percintaan, namun juga membuat kalian untuk menerka alur yang terjadi. Bayangkan gimana cowok yang terkenal akan kedinginannya dan sifat ketusnya mencinta...