Malam ya updatenya?
Sengaja, soalnya Kadit gak bisa tidur trus nulis cerita deh. Ada yang masih melek?
Kangen PB? Atau Kadit?😄
Happy reading.
***
"Kamu kenapa maksa aku! Aku gak suka dipaksa."
"Aku gak mau putus sama kamu. Kalau kamu masih keras kepala, aku gak segan-segan nyelakain kamu"
Thania mendekat satu langkah, air matanya sudah lolos. Thania menatap wajah cowok di depannya yang merah menahan emosi.
"Apa itu yang namanya cinta? Cinta seharusnya gak saling menyakiti satu hati. Kamu pacar aku tapi kok sifat kamu makin ngelunjak makin kasar sama aku."
Thania menghirup napas panjang, "Aku masih ingat kamu nyatain perasaan kamu. Dan kamu bilang bakalan jagain aku. Tapi sekarang bukti nya kamu justru nyakitin aku" napas Thania tersendat. Merasakan sakit pada dua tempat yaitu hatinya dan sekujur tangannya.
Cowok itu tersenyum smirk, terlihat menyeramkan di wajah tampan nya. "Aku bakalan sayang kamu jika kamu gak bandel sama aku. Dan aku terlihat menyeramkan kalau kamu berulang kali minta putus sama aku"
Thania meremas rambutnya, ia frustasi. Penampilannya terlihat acak-acakan bukan terlihat seperti pelajar.
"Wajar kalau aku minta putus sama kamu. Karna ini hak aku. Aku udah capek di sakiti sama kamu mulu. Liat perbuatan kamu, tangan aku banyak luka. Akibat perbuatan kamu" isak Thania menunjukkan kedua pergelangan tangannya yang penuh luka. Dan luka itu masih baru, baru dibuat cowok di depannya ini.
"Ini gara gara kamu" tajam Thania menekan ucapannya.
"Karna kamu keras kepala. Jadi biar kamu nurut sama aku, kamu harus di beri hukuman sayang" ucapnya lembut tapi terdengar seperti bisikan setan.
"Bukan aku yang keras kepala. Tapi kamu!!!" Thania semakin menjadi menunjuk cowok di depannya, "Kamu itu possesive tapi menyeramkan"
"Pokoknya tekad aku udah bulat. Aku minta putus. Titik!"
Cowok itu menggeram. Menolak Thania hingga jatuh terduduk. Keadaan belakang sekolahan yang sepi membuat cowok itu memiliki kesempatan menyakiti Thania.
Tangannya menjambak rambut panjang Thania. Gadis itu merintih, merasakan kulit kepalanya seperti ingin copot.
"Kamu bandel sayang. Aku bilang gak mau putus ya nggak usah." Bentaknya.
"Kamu harus dihukum sayang."
Thania menggeleng, mencoba menepis tangan brengsek ini. Ia berhasil, Thania mundur dengan posisi duduk. Ia tak mampu lagi untuk berdiri. Sudah cukup luka yang dibuatnya. Laki-laki itu terlihat seperti phsychopath baginya. Berapa banyak lagi luka yang harus tertoreh, luka yang kemaren aja masih belum kering.
"Nggak! Jangan mendekat! Kalau kamu coba-coba mendekat, aku bakalan teriak dan bilang kamu nyakitin aku" ancam Thania tetapi justru membuat pria itu tertawa terbahak-bahak. Ia berjongkok di hadapan Thania.
"Kamu bocorkan soal ini. Aku gak segan-segan nulis semua kesalahan kamu di tangan imut mu itu"
Laki-laki itu mendekat dengan cepat dan memegang tangan Thania. Ia menggenggam tangan Thania dengan kuat agar tak memberontak. Pisau kecil sudah ia pegang di sebelah tangannya dan bersiap mencium kulit tangan gadis itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boyfriend [SEGERA TERBIT]
Fiksi Penggemar[SELESAI REVISI] Cerita yang penuh teka-teki membuat para readers bukan saja menikmati kisah percintaan, namun juga membuat kalian untuk menerka alur yang terjadi. Bayangkan gimana cowok yang terkenal akan kedinginannya dan sifat ketusnya mencinta...