📍 Possesive Boyfriend • 1

63.2K 3.3K 71
                                    

Thania masuk ke kelas dengan wajah ditekuk. Bahkan ketika sudah sampai di bangkunya, dengan sengaja melempar tas membuat suara yang berisik.

Gheya yang kebetulan duduknya di sebelah Thania terlonjak kaget. Ia mendesah kasar. Selalu saja Thania membuat jantungnya hampir copot.

"Lo apa-apaan sih, ngagetin aja!"

Sadar dengan perubahan wajah sahabatnya, Gheya menunjuk mukanya. "Loh-loh, muka lo kenapa dah? Mana ditekuk gitu lagi."

Thania diam, tidak berniat menjawab umpatan Gheya yang jelas-jelas tertuju kearahnya. Gadis itu mendudukkan dirinya di sebelah Gheya, menenggelamkan wajahnya dilekukan lengan.

Gheya, gadis itu tetap bersikukuh ingin mengetahui masalah yang dialami sahabat satunya itu. Tak biasanya Thania lemas pagi hari ini.

"Lo ada masalah apa sih, Tha? Cerita ke gue dong."

Thania menggeleng, Gheya berdecak tajam.

"Ayo dong, Tha!" paksanya dengan menarik lengan baju Thania.

Thania menegakkan tubuhnya menghadap Gheya dengan gerakan malas.

"Kalau gue ceritain, lo harus janji jangan pake teriak plus jangan potong pembicaraan gue ketika lagi ngomong, oke?"

Gheya mengangguk cepat dengan wajah masa bodoh, ia semakin penasaran. Apalagi nada bicara Thania terdengar serius.

"Hm, iya-iya langsung aja ceritanya. Jangan bikin gue makin kepo deh Tha!" gemas Gheya.

"Janji jangan teriak plus jangan--"

Gheya mendesis. "Ishhh, iya! Langsung aja Tha!!! Jangan bikin gue gigit lo deh." teriaknya memendam. Gadis itu semakin penasaran.

Satu hal yang harus kalian ketahui mengenai gadis seperti Gheya ini. Gheya termasuk manusia yang paling ter-kepo sedunia dan hobinya suka bergosip tidak beda jauh dengan emak-emak arisan. Segala urusan orang dirempongin apalagi urusan Thania.

Thania menarik napas, menerawang awal kejadian ia bertemu dengan Senior itu. Tubuh tegapnya, tatapan mata tajam itu, nada bicaranya yang dingin, dan.. kalimat possesive'nya yang masih terekam jelas di otak Thania.

"Tadi pas gue digerbang, gue kayak liat kak Gilang, cuman bedanya dia membelakangi gue. Lo tau kan gue suka banget sama kak Gilang dan bukan gue aja yang suka, banyak juga. Jadi, gue mutusin buat rencana. Gue tau walau kemungkinan kecil tapi apa salahnya mencoba. Dan isi rencana itu ..." Thania menjeda ucapannya. Menghela napas kasar. "Gue bakal nembak dia, ngungkapin perasaan gue. Jadi-"

"Sumpah demi apa lo mau nembak kak Gilang?" heboh Gheya tanpa sadar.

Thania memutar bola mata malas. "Tuh kan apa kata gue. Dengerin dulu Ghey. Main ngegas aja lo!" cibir Thania

Gheya melipat bibirnya ke dalam, nyengir menampilkan deretan gigi kecilnya. Kebiasaan dari lahir ketika ngomong mulutnya ngegas duluan. Ia membentuk jari berbentuk V berharap Thania memaafkannya.

"Gue sampe bela belain bawa bunga mawar. Ketika gue udah nyatain perasaan, gue angkat kepala untuk melihat reaksinya ..." Thania menunduk lesu dengan kedua bahu menurun.

"Eh ternyata oh tetapi, malah orang lain yang gue tembak. Dan parahnya cowok itu nerima gue sebagai ceweknya, ya ... gue kaget lah. Masa dia langsung terima pernyataan gue."

"Padahal udah jelas itu cuman kesalahpahaman, tapi dia juga bilang gak ada penolakan, gak ada protes sekarang lo resmi jadi pa-ar-gu-e." Thania menirukan nada bicara senior itu.

"Jadi ... sekarang, lo pacaran sama ... cowok itu?" tanya Gheya hati-hati. Thania hanya mengedikkan kedua bahunya.

"Kakak kelas atau-" perkataan Gheya terpotong

Possesive Boyfriend [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang