📍 Possesive Boyfriend • 15

17.6K 794 11
                                    

"Woi, kenapa bengong? Gue perhatiin dari jam belajar sampe istirahat tatapan lo kosong begitu" tegur Raka.

"Iya bener, sampe kembang gitu indomie kagak lo makan!" Timpal Aldi menyenggol lengan Rio.

Rio tersentak, dengan cepat menyadarkan posisinya dia. Bener, bahkan makanan nya itu sama sekali tak ia sentuh sedari tadi. Rio kehilangan nafsu makan nya sedari tadi, sampai melamun membawanya tak sadar hingga sekarang. Rio meletakkan sendok dan garpunya, mendorong menjauh mangkok dari hadapannya.

"Gue kagak nafsu makan."

"Kenapa sih bengong?"

"Gue nggak bengong, perasaan kalian aja kalik." sela Rio cepat dengan datar.

Raka dan Aldi bertatapan, menoleh bersamaan dengan wajah protes. Jelas-jelas keduanya sedari tadi mengajaknya bercanda bahkan sama sekali tak dianggapi, Rio terlalu fokus ke lamunannya.

"Gue sama Aldi aja dari tadi ngajakkin lo ngomong tapi reaksi lo cuman diem gitu. Apa itu bukan yang namanya melamun? Udah deh, kalau ada masalah cerita sama kita-kita" paksa Raka tak menyerah membuat Rio menggusar napas kasar.

"Apa possesive itu seperti monster bagi kalian?" Tanya Rio membuka obrolan pertama.

"Kenapa lo nanya begituan? Kagak penting" sinis Raka.

"Thania ngejauhin gue gara-gara gue kasar sama dia." Jelasnya.

Raka dan Aldi melirik setelah mereka menyendok sesuap nasi ke dalam mulut mereka. Rio menunggu reaksi jawaban kedua sahabatnya itu. Berharap kedepannya bisa membantunya, walau kemungkinan kecil.

Lalu keduanya tergelak secara hard, membuat hampir seluruh seisi kantin menatapnya. Rio menatap datar, sudah bisa menebak di pikiran mereka masing-masing. Kalau gini, bukan membantunya tetapi malah membuatnya semakin berat.

"Galaukan cewek ternyata"

"Kirain gue ada masalah serius gitu, kehilangan pen di bawa laci atau kagak jadwal nonton film Tayo terlambat gitu, lah ini gara-gara cewek. Ternyata daritadi lo melamunkan itu toh. Melamunkan pertanyaan possesive itu monster apa kagak" Raka tergelak, hingga memukul meja untuk melampiaskan emosinya.

"Nyesel gue cerita sama kalian" umpat Rio dengan wajah tak bersahabat.

Rio diam, menunggu kedua mahluk langit itu berhenti tertawa. Setelah mereka puas dan terlihat menyeka sudut mata karena mengeluarkan sedikit air mata.

"Kram usus gue" celutuk Aldi. "Gini nih kalau gue ketawa pasti perut gue langsung sakit"

"Mangkanya jangan ketawa" serempak Rio dan Raka kebetulan.

"Eh, kalau gue kasih saran ya, Rio. Possesive itu bukan monster tapi tergolong egois. Karna merasa milik nya tidak mau di ambil orang lain, ya jadi tingkah lakunya mirip monster. Lebih jelasnya kejam gitu." Raka mengeluarkan opini ter-cerdasnya.

Rio mengangguk setelahnya.

"Gue heran, pertanyaan semudah gini lo nggak bisa jawab padahal lo itu orang nya pinter. Tapi kalau udah ngurusin cewek mendadak blank tuh otak" timpal Aldi membuat Rio melirik sinis.

"Lo muji apa ngeledekkin gue sih?" Sinis Rio.

Aldi nyengir tak berdosa.

"Dua-duanya."

Rio hanya menggeleng memaklumi, sudah biasa Raka dan Aldi membuatnya emosi. Tetapi, dengan pandainya dia merendamnya. Kalau kagak diam biasanya Rio tak menanggapi ejekan kedua sahabatnya. Dari pada harus menggetok kepala nya satu-satu, yang Rio takutkan kedua otak manusia itu semakin bergeser tempatnya dan malah akan merugikannya nanti.

Possesive Boyfriend [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang