📍 Possesive Boyfriend • 29

4.7K 296 23
                                    

Matahari sudah hampir terbenam, bersembunyi dibalik awan senja. Waktu yang melelahkan untuk makhluk dibawah awan tersebut. Begitupun Thania yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Begitu dirinya masuk, langsung saja disambut oleh 3 maid yang berdiri rapi memberi hormat padanya.

"Sore non, mari saya bawakan tas nya."

Thania menggeleng dengan seulas senyum. Memberi penolakan secara halus jika ia bisa sendiri.

"Baju tidur non sudah saya siapkan di kamar," celetuk maid satunya lagi.

"Iya makasih ya. Tapi lain kali biar aku aja yang siapin." balas Thania masih tersenyum.

Salah satu diantara kalian pasti bertanya, berapa umur maid tersebut. Kisaran umur mereka dari 18 sampai 25 tahun. Terhitung ada 5 maid yang bekerja di sini. Masing-masing tugas mereka berbeda. Ada yang mengurus rumah, kebun belakang, memotong rumput lapangan golf, dll.

Semewah itu? Ya, lebih dari kata mewah. Hidup Thania sudah diurus oleh para maid. Namun sering kali gadis itu menolak dengan alasan masih bisa sendiri. Bukannya benci dengan kenikmatan tapi itu terlalu berlebihan, Thania suka apa adanya.

Ketiganya menunduk hormat, "Kalo gitu kami permisi non."

Thania perlu mengangguk saja untuk menjawab. Memaksa kedua tungkainya untuk bergerak menaiki tangga.

"Rini, ini alas kasur kamu pasang ya. Biar saya yang nata bunga."

Suara Ranti membuat kepala Thania menoleh. Awalnya ia ingin ke kamar. Begitu melihat mamanya diruangan lain, Thania menyusul.

"Hallo ma. Good evening."

Ranti menoleh lalu tersenyum. Merentangkan kedua tangan untuk memeluk Thania.

"Hai, sayang. Evening too."

"Mama lagi apa? Tumben beres-beres kamar tamu?"

Wajah Ranti melunak, seperti mengingat sesuatu yang lupa. Ranti mengajak Thania untuk duduk di kursi yang tersedia di kamar itu.

Ranti menimpa satu tangannya pada tangan Thania. "Gini, ada temen mama dari luar kota yang mau nginep di sini. Cuman beberapa bulan aja, karna dia juga cukup sibuk sama pekerjaannya. Jadi, boleh kan kalo temen mama nginep di sini?"

Satu alis Thania cukup membuat Ranti peka. Langsung saja wanita itu menyahut tanpa perlu bertanya lagi.

"Tante Asya yang dari Bandung itu."

"Wah boleh dong ma." seru Thania antusias.

Ranti tertawa. Tak perlu meragukan rasa senang putrinya. Dirinya juga ingat gimana kedekatan Asya dan Thania.

"Gitu aja pake minta izin aku, ma. Ini Tante Asya loh." Thania mendengus lalu cemberut.

"Ya kan mama mau sok-sok an misterius gitu. Kek anak muda."

Thania dan Ranti tertawa serempak.

"Permisi nyonya, alas kasurnya sudah saya pasang. Ada kerjaan lagi buat saya nyonya?" tanya Rini sopan.

Ranti tersenyum sembari menggeleng. "Gak ada. Kamu siapin makan malam aja. Sudah mau masuk jam makan malam."

"Baik nyonya." Rini mengangguk sopan. Berjalan mundur lalu pergi.

"Tha, mama punya ide. Gimana kalo nanti, pas Tante Asya udah dateng, kita buat acara makan malam double buat keluarga kita sama keluarga Rio. Gimana? Udah jauh hari sih mama pikirin."

Possesive Boyfriend [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang