Dua hari libur yang diterapkan setiap sekolah membuat Thania bisa bebas untuk melakukan apapun. Bangun siang, bergadang, ataupun party bersama sahabat.
Thania memandangi Gheya yang tengah duduk bersila di atas kasurnya. Astaga sahabatnya itu sudah tak segan-segan menghancurkan kamarnya. Gheya pun sudah kenal dengan mamanya, sudah dianggap seperti saudara sendiri.
"Eh Tha. Lo harus nonton deh Home Sweet. Sumpah itu cerita bikin gue merinding anjir."
Thania menggeleng. Menolak mentah ucapan Gheya.
"Lo tau sendiri kan gue paling trauma liat yang berdarah atau luka-luka gitu."
Gheya mengangguk karna lupa. Dulunya Thania sempat cerita padanya tentang masa lalu yang mengerikan. Mendengarnya saja Gheya sudah seperti mati rasa. Thania termasuk cewek yang kuat menurutnya.
Gheya bersyukur Thania mempunyai Rio. Setidaknya bisa menutup luka masa lalu dan membuka perasaan pada Rio. Cowok itu memang sering kali menunjukkan sisi possesive nya namun tak sampai menyakiti Thania.
"Oh iya gue lupa Tha maaf. Ehm sekarang kita ngapain lagi? Rumah lo sepi, cuman kita berdua doang, ngebosenin lama-lama." ucap Gheya memasukkan penuh keripik kentang kedalam mulutnya.
Thania berpikir keras. Namun tak urung wajahnya langsung sumringah seperti ada cahaya lampu menerangi wajahnya.
"Gimana kalo kita buat kue strawberry aja? Bahan-bahannya ada semua di dapur."
Gheya berdecak kagum sembari geleng-geleng kepala. "Enak ya jadi orang kaya. Angkat gue jadi adek lo Tha."
"Maaf mba, pendaftaran sudah penuh. Silakan mencoba lagi." canda Thania membuat Gheya mendengus.
Mereka beriringan berjalan ke arah dapur. Terhitung 2 menit untuk sampai ke dapur. Gheya tak kaget lagi melihat ruangan yang besar itu. Dia sudah sering kali datang ke sini bahkan menginap.
Thania mengeluarkan tepung, telur, krim strawberry yang cudah diblender, lalu tak lupa segelas air. Mata Gheya terbelalak melihat kaos yang digunakan Thania tercetak noda merah.
"Tha, kaos lo kotor."
Thania menunduk. Berujar santai. "Ntar gue ganti. Mumpung kita lagi bikin kue, ya biar dulu."
Gheya mengangguk. Fokus menonton youtube tentang buat kue.
"Tha, masukin tepung Tha." suruh Gheya menunjuk. Tanpa sedikit pun menatap Thania.
"Masukin telur tiga butir Tha!"
Thania berdecak. Gheya taunya hanya menyuruh saja. Tiba-tiba saja suara bel rumah menggema nyaring disetiap sudut rumah. Kebayang kalo orang lagi tidur, pasti akan terganggu dengan suara tersebut.
Thania dan Gheya melempar pandang. Bertanya seolah mereka melakukan telepati lewat tatapan.
"Biar gue yang bukain."
Thania mengelap kedua tangannya dicelemek lalu melepaskannya. Kedua tungkainya melangkah menuju pintu depan. Sekali lagi, untuk sampai ke depan sana memakan waktu yang lumayan.
Krriieet
"Eh? WAHH KAK THANIA!" Seseorang langsung melompat dan memeluk Thania.
Kedua mata Thania terbelalak. Hampir saja mengira anak kecil ini tuyul yang menagih utang sesajen padanya.
Pintu terbuka lebih lebar memperhatikan sosok tubuh tinggi semampai dengan senyum lebar serta lesung pipi disebelah kiri.
Rio Aldebaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boyfriend [SEGERA TERBIT]
Fanfiction[SELESAI REVISI] Cerita yang penuh teka-teki membuat para readers bukan saja menikmati kisah percintaan, namun juga membuat kalian untuk menerka alur yang terjadi. Bayangkan gimana cowok yang terkenal akan kedinginannya dan sifat ketusnya mencinta...