📍 Possesive Boyfriend • 14

18.7K 892 16
                                    

Up lagi! Kadit minta coment dan vote ya kali ini. Masa kalah dengan cerita kadit yang sebelah😣

Tunjukan kalau cerita ini tak kalah seru dari cerita MBIMS, tunjukan kalau cerita ini lebih romantise😄

Ayo vote vote vote, coment coment coment. Banyak vote coment, cepetan update. 🔥🔥🔥

Ada yang masih melek?😂

***

"Disini aja ma nganterinnya. Biar Thania sendiri yang nyebrang."

Thania membuka kunci seatbelt yang memeluk dirinya. Bersiap membenahkan diri sebelum keluar mobil. Thania memberi sedikit liptin di bibir yang mulai pucat. Sekali lagi, Thania mengecek kantong mata yang sebelumnya terlihat menghitam yang tertutupi krim wajah.

"Kenapa nggak mama aja sekalian nganterin kamu masuk ke gerbang? Sekolahan kamu kan lumayan juga kalau nyebrangnya."

"Ya trus, emang kenapa?"

Ranti mendesah kasar, "Itu jalan raya, emangnya kamu bisa nyebrang? Mana macet gitu lagi"

Thania mengangguk, selesai mengecek penampilannya. Gadis itu tersenyum yakin.

"Yakin nih?"

Thania lagi-lagi mengangguk malas. "Yakin mah, kenapa sih khawatir banget"

Ranti menggeleng. "Gak ada apa-apa. Yaudah kamu bisa pergi sekarang"

"Iya mah, assalamualaikum" Thania menyalami punggung tangan Ranti lembut. Membuka pintu mobil lalu keluar.

Thania menggenggam erat tali tas ranselnya. Melambaikan tangan ketika mobil yang ia tumpangi tadinya perlahan menjauh. Matanya menelusuri jalan yang padat. Helaan napas keluar. Thania menyebrangi jalanan dengan hati-hati, di seberang sana gerbang sekolah terbuka lebar seakan menyambutnya pagi hari ini.

Gerbang mendadak ramai dengan kendaraan yang masuk berlalu lalang. Thania sampai kewelahan sendiri untuk menghindari klakson dari kendaraan tersebut. Tinn tinn, begitulah suara rebutan klakson saking padatnya.

Thania mempercepat langkahnya ketika jarak nya menipis. Hingga ia tidak menyadari sebuah motor yang melaju ke arahnya. Thania tersentak tangannya tiba-tiba di tarik. Kendaraan yang hampir menabraknya kini melewatinya dengan secepat kilat. Apapun itu Thania bersyukur karena di selamatkan seseorang.

Tapi justru rasa berterima kasih itu tergantikan rasa curiga dan bingung. Hoddie hitam mendominasi tubuh jangkung itu. Topi jaket menutup sebagian kepalanya serta masker yang menutup separuh wajahnya. Thania tak sempat melihat siapa pemilik tubuh di depannya.

Thania di bawa ke koridor dekat parkiran yang jarang di lalui siswa, laki-laki itu tanpa ada menolehkan sedikit pun kepalanya. Thania memberontak namun sia-sia.

"Lepasin! Lo siapa?" Teriaknya tak direspon. "Orang jahat ya?" Bentak Thania.

Laki-laki itu tersenyum di balik maskernya. "Bukan, ini pencuri" dengan suara yang di buat-buat.

"Pencuri?"

"Pencuri hati" lanjutnya. Membuat kedua bola mata Thania melotot.

"Siniin barang berharga lo!"

"Apaan! Jangan macam-macam ya sama gue. Gue teriak lo baru tau rasa" ancam Thania. Mempertahankan suaranya agar tidak bergetar takut.

"Serahkan!"

"Apanya?"

"Barang berharga lo"

"Lo mau hp? Uang gue?" Emosi Thania hampir meletup-letup. "AMB--"

Possesive Boyfriend [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang