📍 Possesive Boyfriend • 22

7.6K 459 77
                                    

Hola, selamat pagi semua. Apa kabar kalian? Pada sehatkan? Semoga sehat semua ya.

Ekhem, cek cek. Rindu gak? Rindu dong pasti ehekk. Iseng aja mau update nih. Maklum lagi gembira nih hati habis dilamar Jimin💍

Jangan iri ya mblo😋 canda mblo

Sebelum baca vote dulu guys, oke?😉

Kalo sudah, silakan baca. Happy reading💜

***

Pagi yang cerah dan hiruk kota Jakarta sangat nyata. Rio bersiul kecil. Memandangi sekitaran dengan napas lega. Banyaknya pohon membuat pagi hari yang menyegarkan.

Rio memandangi arloji yang melingkar di tangannya. Jam itu berdetak sejak ia berdiri di sini. Terhitung, 1 setengah jam lamanya. Ia mendongak, memperhatikan jendela yang terbuka. Itu kamar Thania.

Seulas senyum terbit. "Lima, empat, tiga, dua, and satu."

Kreeekk

Pintu terbuka. Sontak saja Rio mendongak dengan senyuman. Memandangi Thania yang teriak memberi salam tanpa menoleh kearahnya.

"Ma, Tha pergi dulu ya. Assalamualaikum." kata Thania sembari menutup pintu.

Thania mengecek kedua sepatu sebelum menuruni undakan tangga. Tepat saat Thania menatap ke depan, ia dikagetkan dengan senyuman Rio. Sangat mengerikan, pikir Thania.

"AKHH!" teriak Thania kaget, tersentak mundur beberapa langkah. Tangannya otomatis menunjuk, "Ka-kamu kapan da-datangnya, Rio?!"

"Sejak kapan?"

"Trus nga-ngapain di sini?"

Rio terkekeh. Berjalan pelan ke arah Thania yang masih kebingungan. Tanpa aba, Rio menarik tangan Thania untuk menuju mobilnya. Membuat gadisnya tambah bingung.

"Udah, ayok. Nurut aja."

"Ta-tapi--"

Thania tak dapat berkata ketika tangan besar Rio memegangi kepalanya sewaktu masuk mobil. Rio memutari mobil untuk duduk di depan setir.

"Aku cuman kasih kejutan kecil buat kamu. Dengan ... jemput kamu trus berangkat bareng." kata Rio diakhiri senyuman tulus.

"Aku kan bisa pake taxi, Rio."

"Sama pacar sendiri kan gak salah."

"Ya tapi tetep aja," Perkataan Thania terhenti melihat raut wajah melas Rio. Thania menggaruk kepala tak gatal merasa kikuk melihat wajah mendung Rio.

"Kamu gak seneng gitu? Aku udah datang awal loh tadi. Demi kamu, demi kita."

Thania menghela napas. Ikut tersenyum. "Oke maafin aku. Untuk kali ini aku nurut aja. Lagian gak salah, ini juga kemauan kamu buat aku. Makasih."

Senyum Rio merekah, "Iya sayang."

Thania berdehem kecil. Cukup canggung mendengar panggilan sayangnya Rio.

***

Sesaimpainya di kelas, Thania merutuki dirinya. Seisi kelas, terlihat membawa jas lab. Ia lupa untuk membawanya. Dan parahnya lagi, jas miliknya masih tergantung di lemari. Thania menepuk jidat.

"Hari ini yang satu pelajaran kimia sama kita, kelas berapa Ghey?"

"Setau gue, kelas nya XII MIA 4 deh." jawab Gheya cepat. Ia hapal betul soal beginian.

"Waduh, kelasnya kakak kelas." pucat Thania membeku beberapa saat.

"Gak ada gitu yang seangkatan kita? Gue gak enak aja minjem sama kakak kelas."

Possesive Boyfriend [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang