V

2.1K 306 21
                                    

Rima telah sadar dan sudah menjalani seluruh pemeriksaan yang di rekomendasikan Dokter, tetapi keempat masih saling berdiam tak mengeluarkan suara selain helaan nafas teratur. Rima tak berusaha bicara karena masih merasakan pening juga perut yang melilit, Bobby dan Resa menutup rapat mulutnya karena ancaman yang Rima lontarkan setelah si perempuan sadar dari pingsannya. Sedangkan Keanu terdiam karena merasa tak perlu berbicara terlebih tak ada yang mengajaknya bicara, padahal ia yakin Bobby sedang menahan dirinya dengan keras agar mulutnya tak mengeluarkan kalimat bahkan kata.

Lalu suara gorden yang ditarik membuat fokus ketiganya memusat, hanya Rima yang masih bertahan pada posisi diam dan memejamnya.

"Siang, hasilnya sudah keluar ya." Masih ditangani oleh Dokter yang sama. Bobby, Resa dan Keanu memasang telinga dengan benar. "Hasilnya bagus, tidak ada kelainan dari hasil tes urinenya. Tadi hasil usg nya juga baguskan? Tidak ada benjolan atau mioma di sekitaran rahim atau ovariumnya." Dokter Imran menyodorkan kertas hasil lab pada Keanu. "Rahim Ibu Rima juga sehat. Kalau memang Bapak dan Ibu berniat cepat memiliki momongan, ada baiknya di konsultasikan dulu ya agar tau harus seperti apa." Kalimat yang disampaikan Dokter Imran berhasil memaksa Rima membuka kedua matanya.

"Sudah boleh pulang, infusnya juga susah habis. Dan obatnya sudah di tebus oleh calon suaminya tadi." Lanjut si Dokter.

"Terima kasih." Ujar Keanu yang bersiap membantu Rima tetapi tertahan oleh tangan Bobby. "Biar saya aja."

"Nggak perlu, saya bisa bawa Rima sampai kerumahnya dengan selamat."

"Kamu nggak perlu repot seperti itu. Saya bisa mengurus Rima." Balas Bobby tak ingin mengalah. "Dan lagi, kamu bukan siapa-siapa." Bobby menekan pada kata siapa yang ia ucapkan dua kali.

"Dan anda bukan lagi suaminya." Balasan datar Keanu berhasil mengagetkan Rima. "Jadi anda tidak memiliki kewajiban lagi untuk mengurus Rima."

"Saya berhak. Anda yang tidak berhak." Mengikuti gaya bicara Keanu yang kaku, Bobby kembali menyampaikan penolakannya. "Saya yang bertanggung jawab terhadap Rima selama orang tuanya tak ada disini."

"Tanggung jawab anda sebagai suami telah usai setelah ketukan palu mengabulkan permintaan cerai kalian. Jadi saya rasa anda sudah tidak memiliki kewajiban untuk mengurus Rima."

"Stop!" Resa yang sejak tadi memperhatikan perdebatan alot itu berseru menghentikan kedua pria di depannya. "Ini suami saya." Resa menunjuk Bobby dan mendapat tatapan tak suka dari Rima dan Keanu. "Dan saya Resa, Kakak Rima. Rasanya nggak sopan bukan kalau kita nggak saling mengenal satu sama lain tapi malah saling menyalahkan?" Dan raut ketidaksukaan di wajah Keanu berganti menjadi keheranan. Kakak? Kakak Rima menikah dengan mantan suami adiknya? Apa nggak gila? Otak Keanu ricuh dengan kegilaan yang baru saja ia saksikan. Dan bagaimana bisa orang ini nggak merasa cemburu saat suaminya menyeret kata tanggung jawab kedalam pembicaraan yang mana artinya si Bobby sialan ini merasa masih memiliki tanggung jawab terhadap Rima padahal mereka sudah berpisah dan sialan brengsek ini sudah menikah dengan Kakaknya?

"Calon suami Rima?" Resa mengeluarkan tanyanya sejak awal. "Bagaimana bisa kamu mengaku sebagai calon suami Rima kalau kamu saja nggak pernah bertandang ke rumah kami atau meminta restu orang tua kami?"

"Mbak, udah ayo pulang aja." Kali ini Rima yang menyela karena ia yakin pembicaraan ini tak akan selesai dalam waktu lima menit. Di lihat dari sikap keras kepala dan tak mau mengalah Keanu dan Resa. Keduanya pasti terlalu sulit untuk dipisahkan.

"Kamu pulang sama saya."

"Nggak! Rima pulang dengan saya." Tolak Bobby. "Kamu nggak denger sama apa yang istri saya bilang barusan? Perlu saya ulangi? Jangan main melebelkan orang lain sebagai calon pasangan kamu dengan sembarangan." Cemooh Bobby tak suka.

end | GRAVITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang