XV

1.8K 287 21
                                    

Untuk reveluv, semangat ya! Kita bisa kok melalui ini semua. Kitakan kuat hehehe! Semangat untuk kita! Untuk Bae Joohyun, Son Seungwan, Kang Seulgi, Park Sooyoung dan Kim Yerim! SEMANGAT!❤️
08/03/21 - another days tentang ketidakadilan.


* * * * *

"Astagfirullah!" Pekik Rima dengan kedua tangan mengangkup dadanya. "Apaan sih Rin! Lo ngagetin gue!" Sambungnya kesal.

"Cie yang habis pendekatan cie." Ledek Erin tak memperdulikan raut kesal si soulmate. "Gimana acaranya? Duh sampai lupa waktu. Coba tengok jam berapa ini?" Lanjut Erin yang sengaja mengarahkan dagunya ke arah jam dinding di dekat tivi. "Pergi jam setengah 11 pulangnya jam 8. Betah banget ya Bu? Udah makan siang kan Ibu?"

"Awas-awas.." dengan wajah yang berusaha Rima atur, si perempuan melanjutkan langkah masuk ke dalam kamar.

"Gue kira habis dari rumah sodara, Lo balik. Apalagi udah badmood. Kok nggak balik-balik tapi gue tungguin." Erin masih mengekori Rima yang tengah melepaskan sepatu, kaus kaki, dan tas miliknya.

"Tadi mampir ke tempat kerjanya Mas Keanu du—"

"CIE UDAH PANGGIL MAS!!"

"Astaga, berisik Erin!" Rima melayangkan telapak tangannya pada bahu Erin yang sedang berguncang—karena tawa.

"Kayaknya nggak butuh sampe kamis. Besok juga Lo kalah Rim." Ujar Erin santai.

"Itu dia.." Rima mendudukan tubuhnya lesu ke atas ranjang. "Lo taukan kenapa gue nolak dia denag amat keras? Karena gue tahu gue bakal luluh akhirnya!"

"Terus gue harus gimana dong?" Keluh Rima lagi. Wajahnya ia tampilkan dalam setting sedih dan gundah.

"Ya nggak gimana-gimana. Jalanin aja. Dia niat serius, nggak macem-macem alias dia siap membawa Lo ke surga. Bukan cuma pacaran yang grepe-grepe nggak jelas." Erin memposisikan tubuhnya berdiri di depan Rima yang duduk.

Rima mendongak, bermaksud bertukar pandang dengan si soulmate. "Tapi gue nggak mau nikah sekarang."

"Ya kan nikahnya nggak sekarang Rima." Jawab Erin dengan kepalan tangan yang sengaja ia angkat, menunjukkan betapa geregetnya ia pada si sahabat.

"Tapi kan dia maunya nikah cepet."

"Ya maksud gue nggak sekarang itu nggak hari ini. Persiapan nikah butuh waktu, 2 sampe 3 bulan, jadi secara susunan kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar, Lo nggak nikah hari ini." Rima tak mampu menahan dengusan jengkel mendengar apa yang baru saja Erin ucapkan. "Btw dia masih punya waktu 2 hari buat yakinin Lo kalo dia orangnya." Lanjut Erin. "Nggak—nggak, nggak butuh dua hari kalo orangnya kaya Pak Keanu."

"Terus gimana dong?!!" Rima menendang-nendangkan kakinya kesembarang arah. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca dan berkobar disaat bersamaan.

"Ya nggak gimana-gimana Rima." Jawab Erin dengan helaan nafas panjang. "Gue tanya, sepanjang sembilan jam tiga puluh menit itu Lo enjoy nggak sama dia? Nyaman nggak sama dia? Seneng nggak sama dia?" Rima memberikan anggukan dari tiga pertanyaan yang di lontarkan Erin. "Ya udah masalah selesai. Lo senang, Lo nyaman, Lo enjoy. Dan itu cukup Rim untuk saat ini."

"Orang kaya Lo, yang selalu pasang tembok besar, tapi langsung roboh pas di push sama Pak Keanu. Ya berarti Lo udah tau artinya apa." Lanjut Erin. "Sebenernya hati kecil Lo mungkin udah memberikan kesempatan. Cuma otak Lo yang keras kepala aja masih nyangkal dan keukeuh nggak mau nikah."

"Gue dukung Pak Keanu pokoknya." Rima melemas seketika. Keluar sudah kalimat yang ia harapkan tak pernah keluar dari mulut Erin. "Mandi sana. Besokkan mau nge-date lagi, jadi Lo harus tidur cukup." Erin menarik lengan kanan Rima dan menariknya hingga si perempuan berpisah dari ranjang. Mendorong dengan semangat, Erin membantu Rima menutup pintu kamar mandinya pula. "Yang bersih ya! Gue mau dinner dulu ke bawah. Bye!!"

end | GRAVITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang