Seperti yang di prediksikan Keanu, Rima mampu beradaptasi hanya dalam hitungan menit. Si perempuan yang di bawa Keanu dapat dengan tidak canggungnya mengorbol dengan sang Ibu yang wataknya sering di gunjingi dari belakang oleh orang lain—karena terlalu jujur dan tidak suka basa-basi. Keduanya bahkan kini asik bercengkraman di dapur berukuran sedang milik Ibu Keanu.
Karena adab kesopanan, Rima menawarkan diri untuk membantu si tuan rumah menyiapkan makan malam yang tentu saja disambut antusias.
Setelah bermenit-menit menyipakan segala sajian untuk makan malam, keempatnya kini duduk di meja makan berukuran kecil yang diletakkan di dekat dapur. Dan makan malam keempatnya didominasi oleh obrolan Ibu keanu dan Rima. Si pria pemeran utama tak mampu menahan senyum kemenangannya saat semua prediksinya terlaksana dengan sempurna.
"Terima kasih, Bu." Rima mencium punggung tangan Ibu dan Ayah Keanu bergantian. Jam sudah melewati angka 7, bahkan hampir sampai di angka 8. Dan Keanu memang memaksa pamit karena ia masih memiliki agenda lain dengan Rima.
"Jangan sungkan main kesini, nggak perlu ajak Keanu juga nggak masalah." Balas Ibu Keanu dengan sumringah.
"Hati-hati. Kamu jangan ngebut bawa mobilnya." Mengangguk patuh, Keanu bergegas melanjutkan langkahnya setelah mencium punggung tangan kedua orang tuanya dengan tangan yang menaut jemari Rima.
Sudah duduk tenang di dalam mobil, Rima tak membuka suara. Rautnya kembali terlihat jengkel, bukan lagi senyum indah yang terus ia tampilkan pada kedua orang tua Keanu.
"Saya nggak suka dengan apa yang Bapak lakukan. Saya sudah mengatakan dengan jelas kalau saya menolak."
"Dua minggu. Kasih saya waktu dua minggu untuk meyakinkan kamu agar mau menikah dengan saya." Rima menggeleng tegas, karena akal sehatnya tentu menyadari bahwa dirinya pasti goyah. Tak perlu waktu dua minggu malah, Rima yakin dirinya akan goyah hanya dalam waktu 5 hari jika Keanu sekeras ini meyakinkannya. Bukan cuma perkataan, Keanu melakukan semua secara total. Rima tak siap untuk itu.
Karena itu jugalah ia membatasi diri dengan orang lain. Rima gampang tersentuh—yang amat berhasil ia tutupi dengan sikap acuh dan masa bodonya, apalagi jika di tambah dengan orang yang tepat. Rimapun tau semua keacuhannya tak akan bertahan lama. Jadi ia harus membentengi dirinya sendiri dengan sempurna untuk mewujudkan keinginnya tak ingin menikah dalam kurun 5 sampai 10 tahun kedepan.
"Saya bakal tetap maju." Mendengus jengkel, Rima memilih tak menanggapi—sebenarnya karena ia tak tahu lagi harus menanggapi Keanu seperti apa. Pria di sampingnya ini benar-benar batu. Kekeras kepalaannya lebih parah dari milik Rima. "Kita ketemu teman-teman saya dulu ya. Kebetulan kemarin saya mengiyakan ajakan kumpul." Kembali mengambil keputusan secara sepihak, Keanu menyampaikan informasi kemana Rima akan di bawa setelah ini.
Mobil yang di bawa Keanu telah terparkir sempurna di salah satu slot kosong parkir, setelah keheningan mencekam karena keterdiaman Rima dan Keanu, perjalanan terasa memakan banyak waktu.
Keluar setelah Keanu turun dan menutup pintu, Rima menyelempangkan tasnya melintasi pundak dan dadanya.
"Ayo." Dengan tenang dan santai, Keanu membawa tangan Rima masuk ke dalam genggamannya dan menarik Rima agar mengikutinya masuk.
Please jantung! Jangan berulah! Please kembali normal dan kembali menjadi seorang Rima yang maunya jika 10 tahun lagi! Rapal Rima di dalam hatinya. Serangan yang digunakan Keanu terlalu bertenaga. Menghadapi Yusuf lebih mudah karena si atasannya cenderung pasif dan menjaga sikap. Sedangkan Keanu seolah tuli dengan semua penolakan dari Rima. Apalagi ia sudah mendapatkan dukungan keluarga Rima, sudah pasti Keanu semakin tak terkalahkan dan menurut Rima menjadi besar kepala.
![](https://img.wattpad.com/cover/247218157-288-k602943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
end | GRAVITY
FanfictionRasanya terlalu sulit mengabaikan perempuan sesempurna dia kan? -Keanu Abraham Available pdf. Cover berasal dari pinterest.