XXVII

1.8K 248 20
                                    

Terlewat tanpa terasa, Rima kembali lagi ke hari Kamis. Selasa dan Rabu harinya Rima lewati seperti biasa. Datang bekerja selalu lebih awal, dan pulang seperti biasanya—masih Bobby yang menjemput karena Keanu baru kembali pada Rabu sore. Tetapi kini ada yang berbeda, setiap jam kerjanya usai, selalu ada Donny atau Rosa yang menemani sampai ke depan parkiran. Kedua rekan teller Rima itu telah di berikan kepercayaan oleh Erick. Yusuf telah di berikan peringatan lisan terakhir. Jika kejadian seperti itu terulang lagi, Erick akan memberikan SP1 pada Yusuf, tak lagi melihat kinerja si pria yang luar biasa.

"Mbak, saya duluan." Rosa dan Rima mengangguk mengerti. Rosa yang masih duduk nyaman dibangkunya terlihat seperti sengaja memperlambat pekerjaannya karena Rima juga masih melakukan kegiatan sebelum pulangnya—mengecek bukti-bukti transaksi dan sebagainya. Pada hari Rabu, tepatnya setelah Rima melihat gelagat aneh Rosa dan Donny yang tiba-tiba menungguinya—bahkan berjalan beriringan sampai ke parkiran, Rima telah melayangkan protes. Mengatakan bahwa ia bisa menjaga dirinya sendiri. Tetapi kedua rekannya itu mengatakan atasannya masih bertingkah aneh. Jadi mereka hanya tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Rima. Berlebihan sekali, pikir Rima. Tapi lagi, ia tak bisa menolak karena Erick turut andil didalamnya.

"Udah Rim?" Tanya Rosa setelah lima menit terlewat.

"Iya Mbak udah."

"Hari ini sama Keanu kan? Pagi tadi aku lihat kamu dianter Keanu." Rima mengangguk singkat sembari membawa tubuhnya bangkit dari duduk.

"Iya Mbak."

"Udah balik dia? Enak juga ya jadi Keanu, jalan-jalan terus." Ujar Rosa yang juga sudah bangkit dan kini tengah berjalan bersebelahan dengan Rima menuju ruang loker. "Dulu Jeje sempet mau masuk jurusan teknik, tapi tiba-tiba dia pindah haluan." Lanjut Rosa. Dan perubahan yang juga Rima rasakan sejak Keanu berada di sekitarnya, Rosa menjadi lebih berani mengajak Rima mengobrol. Biasanya perempuan pujaan Jeje itu selalu mengurungkan niat mendekati Rima karena pagar tinggi yang di pasang calon istri Keanu itu. Tetapi setelah mendapatkan permintaan tolong tulus dari Keanu—menjaga Rima, Rosa menjadi memiliki kesempatan untuk berteman dengan perempuan yang ternyata benar-benar asik itu. Seperti yang sudah di katakan, Rima tak suka berbasa-basi, dan Rosa merasa sikap itu lebih baik dari pada bermuka dua dan malah sibuk menggosipkan dirinya di belakang.

"Kayanya juga habis nikah aku resign." Sambung Rosa. Rima belum juga menoleh, masih sibuk melewati pintu ruang loker secara bergantian dengan Rosa. Dan di dalam sana, lagi-lagi Rima mendapati Yusuf—sejak Senin seperti itu, karena itu pulalah Rosa dan Donny bersikeras menunggui Rima yang sedang duduk diam di kursi ditengah ruang loker. "Jeje bilang aku lebih baik dirumah aja. Menurut Jeje aku udah puas kerja." Rosa membuka loker dan mengeluarkan tasnya dari sana, loker milik Rosa juga berpindah kesebelah loker Rima. "KPR dia juga udah selesai karena ambil yang 5 tahun. DP hampir enam puluh persennya Ayah yang bayar." Rosa menambahkan tawa kecil diakhir kalimatnya. Rima yang mendengarkan hanya memberikan senyuman simpul di kedua sudut bibirnya.

"Mari Pak." Rosa dan Rima pamit secara bersamaan saat melewati Yusuf—sebenarnya karena si pria sedang melihat ke arah keduanya, karena itu mereka menyapa.

"Sebenernya karena kamu juga sih si Jeje jadi bilang lebih baik aku resign. Dilihat-lihat Pak Yusuf beneran serem Rim." Rima menengok ke arah Rosa yang berjalan di sebelah kanannya. "Perilaku yang dia tunjukin itu mulai melebihi batas wajar. Sudah dikasih peringatan sampai 2 kali, tapi tetep nggak berubah juga padahal diancam juga sama Pak Erick." Rima kembali meluruskan tatapannya. "Aku nggak tau ya Pak Erick sekecewa apa. Pak Yusuf itu kan bagus banget kerjanya, jadi anak kesayangannya juga. Kalau ternyata dia kelainan, berarti selama ini hasil penilaian Pak Erick sama pusat salah."

end | GRAVITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang