Menghabiskan banyak waktu dengan Erin tak akan pernah cukup menurut Rima. Seberapa puluh menitpun yang telah mereka lalui, rasanya Rima tak akan pernah puas. Tak beda seperti sekarang. Walaupun ada Keanu di sekitarnya, Rima tetap menikmati waktunya sebaik mungkin. Berkeliling dari satu tempat ke tempat lain. Mereka bahkan singgah ke dua museum sebelum akhirnya Erin mencetuskan taman sebagai destinasi terakhir mereka hari ini.
Canda tawa tak pernah luruh dari wajah Rima dan Erin. Sedangkan si pria yang menjadi satu-satunya hanya menampilkan senyum mematikannya setiap mendapati Rima tertawa terbahak dan lepas. Keanu bersyukur, Rima tak canggung dan tak berusaha menutup diri di dekatnya. Dan Keanu juga besyukur akan keberadaan Erin, karib Rima itu benar-benar mampu membuat keduanya bagai teman akrab. Erin selalu membawa Keanu kedalam berbagai perbincangannya dan Rima. Sepertinya kalimat penuh semangat yang diucapkan Erin memang benar adanya, perempuan berusia 23 tahun itu bersungguh-sungguh menjadi pendukung Keanu.
"Fotoin dong Pak Keanu." Erin, yang terbiasa memanggil Keanu dengan embel-embel Pak di depannya menyodorkan ponselnya pada si pria. "Fotoin berdua dulu ya. Habis itu baru sendiri-sendiri." Lanjutnya lagi.
Keanu dengan patuh mengerjakan apa yang soulmate Rima pinta itu, menekan tombol tangkap disetiap peruabahan gaya yang dibuat kedua perempuan itu tanpa memberikan aba-aba. Baik Rima dan Erin sudah memakluminya. Sejak keberangkatan mereka, tepatnya sejak Erin meminta tolong agar si pria mengambil gambar mereka, Keanu mengambil foto tanpa memberikan aba-aba. Tetapi karena gambar yang diambil bagus, Rima dan kawannya itu memilih bungkam.
"Nah udah, sekarang Rima." Erin berjalan mendekati Keanu. "Pake hp Bapak aja." Erin menambahkan kedipannya pada Keanu. Sempat mengerutkan kening karena heran, Keanu akhirnya tersadar. Erin ingin membantunya lagi agar ia memiliki foto dan kenangan selama disini.
Dengan patuh Keanu mengeluarkan ponselnya, membuka kamera dan mengarahkannya langsung pada Rima yang kini sudah terduduk di atas rumput.
"Saya capek, duduk aja. Yang bagus loh ambilnya." Keanu memberikan senyum mematikannya kembali. Rima yang belum kebal padahal sudah banyak mendapatkan senyum itu, tak mampu menahan salah tingkahnya. Berusaha menutupi, Rima memasang banyak pose dengan wajah yang di dongakkan dan mata yang menyebar kesegala arah. Kecuali ke arah Keanu tentu saja.
"Gantian dong! Sekarang kalian berdua. Masa sendirian aja." Tanpa dosa Erin mendorong kencang Keanu ke arah Rima. Untung saja pria itu cukup sigap hingga tubuhnya tak terjerebak kedepan. "Sorry Pak. Ayo pose!" Ujar Erin sambil lalu. Kemudian dirinya sibuk menyebutkan angka dan memerintah agar keduanya berganti pose.
Memakan waktu lima menit, Erin menurunkan ponselnya.
"Udah yuk cari masjid dan abis itu cari tempat makan. Udah mau magrib nih. Terus cari makannya di alun-alun malioboro aja biar kita baliknya nggak terlalu jauh." Sambar Erin lagi. Matanya lalu tanpa sengaja melihat Keanu yang membantu Rima berdiri. Uhh— Tuhan. Tolong percepat jodoh saya. Batinnya bersorak. Erin lalu membalik tubuhnya, berjalan lebih dulu ke arah parkiran dan meninggalkan Rima dan Keanu yang berjalan beriringan. Salah satu yang terus ia lakukan selama satu hari ini. Membiarkan keduanya menghabiskan waktu berjalan beriringan berdua.
"Kebiasaan dari tadi nyelonong aja." Gerutu Rima yang melihat Erin semakin jauh.
"Kenapa?" Tanya Keanu dan sedikit menundukkan kepalanya ke arah Rima.
"Itu Erin." Keanu mengangguk mengerti, setelahnya ia letakkan telapak tangan kanannya pada lekukan tubuh belakang Rima. Gestur yang selalu membuat Rima merasa di lindungi—sebenernya kalau Keanu mengandeng Rima pun, si perempuan merasa di lindungi. Ralat, apapun yang dilakukan Keanu.
"Kamu haus nggak?" Anggukan dari Rima membuat Keanu mengarahkan Rima berjalan ke arah pedagang bersepeda yang tak jauh dari tempatnya berdiri kini.
![](https://img.wattpad.com/cover/247218157-288-k602943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
end | GRAVITY
FanficRasanya terlalu sulit mengabaikan perempuan sesempurna dia kan? -Keanu Abraham Available pdf. Cover berasal dari pinterest.