Hati-hati kesalahan nama dan typo, koreksi boleh. Harap maklumi ya, suka khilaf ngetik nama soalnya.
* * * * *
Satu minggu terlewati, hari yang telah Erin dan Resa nanti tiba. Hari ini, tepatnya 23 hari lagi menuju hari pernikahan Rima-Keanu berlangsung, kedua perempuan terdekat Rima itu telah menyiapkan acara yang telah mereka susun dengan amat serius dan penuh dedikasi.
Bridal shower.
Yup! Seperti janji Erin, ia yang mengurus semua yang berhubungan dengan bridal shower itu—ditambah Resa karena si Kakak perempuan dari Rima itu merasa wajib untuk menjadi panitia pelaksana.
Harusnya bridal shower ini di kerjakan oleh para bridesmaid yang diantaranya adalah Erin, Rosa, Resa, Ghea, Fhatya, Lisa, Sisilia, Dian, Windi. Tapi Erin mendaulatkan bahwa hanya dirinya dan Resalah yang akan menyiapkan dan menyelesaikan tiap keperluan acara yang akan berlangsung. Kedelapan sisanya hanya perlu membawa kado untuk si calon pengantin perempuan saat bridal shower yang dilansungkan di kediaman Rima itu dilaksanakan.
Jamnya telah datang, tepatnya pukul 16.00. Resa, Ghea, Windi, Fhatya, Erin, Rosa dan Dian yang sudah berada di kediaman Rima yang telah diubah menggunakan tema natural klasik sudah bersiap di depan pintu guna menyambut Rima yang akan datang bersama Lisa dan Sisilia.
"Siap-siap ya!" Ujar Erin bersemangat dengan party popper di tangannya.
Dan dorongan pelan pintu masuk rumah Rima menjadi aba-aba bagi para perempuan yang memegang party popper.
Bunyi terompet dan hujanan konfeti dengan suara letupan kecil menyambut Rima. Tulisan SOON TO BE MRS. ABRAHAM juga tercetak jelas disana bersama dengan wajah Rima yang diedit dengan mahkota diatas kepalanya.
"Pake dulu pake." Ujar Windi bersemangat menyematkan mahkota diatas kepala Rima.
Rima mengedarkan pandangannya guna melihat ruang tamunya yang sudah berubah dengan berbagai macam hiasan dan spanduk-spanduk besar. Matanya mulai berkaca-kaca setelah Erin menubruk tubuhnya dan membawanya kedalam dekapan erat.
"Selamat, baby." Lirih Erin penuh perasaan. "Selamat karena sebentar lagi menjadi istri."
"Rin.." gumam Rima tak kalah lirihnya.
Kedelapan perempuan lain yang memperhatikan soulmate itu membiarkan dan memberikan keduanya waktu. Keenam istri para Abang juga dapat secara cepat mengetahui bagaimana eratnya hubungan antara Rima dan Erin. Mereka baru berdekatan selama beberapa hari, tetapi hanya dengan sekilas lalu mereka mampu mengetahui dengan tepat dan pasti.
"Terima kasih." Lanjut Rima masih dengan suara pelan dan dalamnya.
"I pray.." Erin menarik keras cairan hidungnya agar tak keluar. "..your life.."
"Penuh dengan kebahagiaan." Lanjut Erin penuh kesungguhan. "You will reach you Jannah too."
"Aamiin." Balas Rima bersamaan dengan amen milik Erin.
Melepas pelukannya perlahan, Erin mengangkat kedua tangannya dan menghapus air mata yang masih mengalir dari kedua mata Rima. "Please, selalu bahagia Khireima Judith. I love you so much sist."
"You know i love you more." Balas Rima dengan segukan. Tiba-tiba saja melankolis menempelinya dengan rapat.
"Stop crying." Ujar Erin dengan tarikan nafasnya dalam. "It's time to party!" Sambungnya ceria.
Dengan gerakan lembut, Erin memutar tubuh Rima agar menghadap kesembilan perempuan lain yang masih berdiri lurus ditempatnya. Lalu tawa Rima terlontar tiba-tiba. Bagaimana tidak, dirinya kembali mengingat jika outfit yang mereka gunakan adalah baju tidur. Walaupun masih bagus, tetap saja terlalu niat menurut Rima.
KAMU SEDANG MEMBACA
end | GRAVITY
Fiksi PenggemarRasanya terlalu sulit mengabaikan perempuan sesempurna dia kan? -Keanu Abraham Available pdf. Cover berasal dari pinterest.