Rima yang tengah membawa langkahnya terus berlari tiba-tiba berhenti dan mampu membuat tubuhnya terputar.
"What the—" kalimatnya terpotong saat melihat siapa yang kini berdiri di hadapannya. "—kamu ngapain?!" Rima melanjutkan.
"Kamu yang ngapain?" Desis Keanu diantara germetetuk giginya. Terlihat berusaha mengendalikan dirinya sendiri.
"Saya lagi lari. Terus kamu datang-datang malah narik saya."
"Kamu ngapain pake baju begini?" Rima mengerutkan keningnya heran sembari menurunkan matanya. Memperhatikan pakaian yang tengah ia gunakan. Kaus berlengan panjang, short pants.. apa yang salah? Herannya di dalam kepala.
"Kan pakai training lebih bagus. Kenapa pakai celana kaya gini?"
"Loh, saya emang begini kalau lari." Balas Rima tak terima. Tangannya yang bebas dari cengkraman Keanu terangkat dan menyingkirkan tangan Keanu dengan jengkel. "Kan saya sudah bilang, jangan mendikte saya." Lanjutnya tajam.
"Saya nggak mendikte." Balas Keanu masih dengan gejolak emosi yang tertahan. "Pakaian kamu ini nggak cocok untuk di pakai di luar rumah."
"Nggak cocok versi kamu bukan berarti nggak cocok versi saya."
"Ayo pulang." Keanu mengabaikan kalimat terakhir Rima dan kembali menangkap lengan kanan si perempuan. Kali ini Keanu menurunkan tangannya hingga jemarinya masuk ke ruas jemari Rima dan dengan segera mengenggamnya erat.
"Ihh— nggak mau! Saya mau lari." Berusaha melepaskan genggaman Keanu, Rima menggerak-gerakkan tangannya brutal.
"Iya nanti. Setelah kamu ganti celana yang panjang." Membawa paksa Rima, Keanu menarik tangan si perempuan itu agar mengikutinya. "Bisa-bisanya kamu lari pakai celana begitu. Ini terakhir kalinya saya lihat kamu keluar pakai celana pendek."
"Ya ampun, kamu bukan Ayah saya!"
"Memang bukan." Keanu yang masih menarik Rima melewati Resa dan Bobby yang memperhatikan mereka dengan wajah aneh. "Tapi saya calon suami kamu." Sambungnya mutlak.
"Kamu lupa sama apa yang saya bilang?! Saya bisa melakukan apa yang memang mau saya lakukan! Termasuk pa—" Keanu berhenti dan memutar tubuhnya mendadak, membuat Rima yang tak diberi aba-aba tanpa sengaja menabrak dada di bidang si pria. "Kamu kalo mau berhenti bilang-bilang dong!" Sengit Rima. Dengan tangan kirinya yang bebas, Rima mengusap ujung hidupnya perlahan.
Keanu mengabaikan kalimat sengit yang diucapkan Rima, "Saya menjaga kamu, calon istri saya dari mata-mata jahat. Saya nggak mau penampilan kamu memunculkan kesempatan bajingan yang malah bisa melecehkan kamu." Ujarnya datar. "Untuk perempuan lain saya nggak peduli. Tapi untuk kamu pengecualian."
Rima mendongakan kepalanya, dan kedua mata mereka saling bertukar pandang. "Kamu pakai celana itu di depan saya aja nggak masalah. Asal jangan pernah berani untuk pakai celana sialan itu keluar rumah." Kalimat mutlak yang Rima dengar mampu membuat ia terpaku. Jantungnya tiba-tiba saja berhenti beberapa saat sebelum kembali dengan debaran yang ramai dan heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
end | GRAVITY
FanfictionRasanya terlalu sulit mengabaikan perempuan sesempurna dia kan? -Keanu Abraham Available pdf. Cover berasal dari pinterest.