"Oke jadi mau bagian mana jim?" Tanya Namjun seraya menyilangkan tangannya di atas meja.
"Yaah.. itu aja hyung.. gimana momen penyesalan bersejarah Suga hyung itu." Jelas Jimin dengan penuh keingin tahuannya.
"Emang lu kemana sih waktu itu?" Tanya Namjun heran.
"Hmm.. kalo gue gak ikut kumpul.. biasanya gue jajan, atau diajak Seokjin hyung buat nemenin pergi, atau ada urusan, atau.. disuruh nungguin gopud di depan." Jelas Jimin sambil mengingat kembali.
"Ahhh iya waktu itu lu lagi nunggu gopud." Sahut Jhup.
"Hmmmmm... ohhh yang gopud nya lama itu!" Jimin lantang dan tersenyum puas.
"Pantesaannn... itu adalah gopud terlama yang gue tungguin, sampe gue gak pernah lupa." Lanjut Jimin.
"Mwo?" Jimin menyadari Jungkook ngomong yang enggak enggak.
"Yaudah yaudah, lanjut cerita gak nih??" Tanya Namjun yang sudah gatal.
"Lanjuttt lahh hyunggg." Jawab Jimin dengan senyuman khasnya.
"Gue ceritain to the point aja ya, gosah detail amat, ntar readernya bosen." Jelas Namjun.
"Loh kok bosen? Kan ada aku yang ganteng dan imut." Lagi-lagi Jimin dengan ulahnya. Sementara Namjun memberi tatapan lelah, dan Jhup mengeluarkan senyum khasnya saat melihat tingkah lucu Jimin.
"Yaudah yaudah, jadi gini, waktu itu pas kita lagi ngumpul kan tuhhh, tiba-tiba suara pintu keras gitu." Namjun memulai prolognya.
"Itu mah suara Tae kesandung kali ah." Sahut Jimin.
"Ya bukanlah! Udah jelas suara pintu!" Namjun berusaha sabar.
"Ya, maksudnya biar gak tegang gitu hyung ceritanya." Jimin cengengesan.
"Oke gue lanjut, nah tiba-tiba-"
"DUAAAARRRRRRRR." Jungkook menggebrak meja.
"YA!" Jhup sedikit berteriak karena sensitifnya pada hal mengejutkan.
"Ya! Datang tuh permisi kek punten kek ini maij duarr duarr aja." Namjun lelah.
"Ya maap hyung, kan biar gak tegang ceritanya." Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sementara Namjun geleng-geleng. Jungkook pun kembali duduk di tempat asalnya.
"Hufffttt... yaudah.. oke.. gue lanjut ya..." Namjun berusaha menahan amarahnya. Sementara yang lainnya siap mendengarkan.
"Tiba-tiba Suga hyung lewat, dan ngasih aura yang beda gitu, udah gitu dia langsung ke kamar. Kita bareng-bareng merasa curiga sama keadaan dia. Awalnya Tae disuruh cek Suga hyung, tapi dia takut, akhirnya gue lahh yang ngecek, dan ternyata-"
"Ternyata kalian lagi GIBAHIN GUE GITU???" Suga akhirnya bersuara setelah berdiam lama di balik pintu.
"Bener-bener ya kalian, mana tentang masa lalu gue." Lanjutnya sambil melipat kedua tangannya di atas rusuknya.
"E-emmm mian hyung, ini Jimin yang kepo bukan kita-kita, ya kan?" Namjun mencoba menyelamatkan diri. Sisanya mengangguk.
"Ohhh Jimin, hmmmm...." Suga menatap sinis Jimin sembari berpikir. Sementara Jimin melirik Suga dengan tegang.
"Selamaaaatttttt." Ucap Suga sembari merentangkan tangannya.
"Mwo? Selamat apa nihhh?? Gak mungkin kan gue dapet hadiah tiba-tiba dari Suga hyung." Sahut Jimin sambil menatap sinis Suga.
"Ya emang enggak, lu maksudnya selamet dapet hukuman, lu beresin kamar gue, baju-bajunya juga sekalian, jangan lupa lantainya juga, beberapa sudut meja juga udah berdebu, sama kertas-kertas yang agak berceceran juga tolong, tapi jangan sampe mindahin posisi barang gue, soalnya dah gue tata rapi-rapi, ohh iya bonus sekalian bersihin studio gue." Jelas Suga dengan sangat cepat bagaikan nge-rap. Jimin yang mendengarnya hanya tercengang, sementara Suga langsung pergi meninggalkan tempat.
*Malam hari setelah seharian jamkos.
"Hari ini indah sekali..." Ucap Seokjin sambil bersenandung.
"Indah apanya gue pegel-pegel juga." Ucap Jimin yang ngenes setelah dapat hukuman dari Suga.
"Suruh siapa coba gibahin orang." Sahut Suga acuh tak acuh.
"Oke gue mau pulang dulu deh, Kay dah kakao." Jelas Jhup.
"Gue juga mau ke doi." Namjun yang kebetulan sama.
"Yaahhh gak seru dong.., gue inginnya kita makan malem bareng-bareng." Ucap Seokjin.
"Bagus juga tuh kali-kali gitu kan.." Jungkook bersemangat.
"Haruskah kita ajak Bang PD nim juga kesini?" Jimin inisiatif.
"Kalo dadakan gini, emang bisa ya?" Tanya Seokjin.
"Kayaknya enggak." Singkat Suga.
"Hmmm yaudah deh kita-kita aja." Seokjin memutuskan.
"Yaudah gue jemput Kay dulu ya." Ucap Jhup yang sudah siap di depan pintu.
"Gue juga jemput Koi dulu." Namjun beranjak. Akhirnya Jhup dan Namjun pun pergi. Tiba-tiba Tae pun akhirnya muncul, ia langsung heran dengan Seokjin yang terlihat sibuk di area dapur.
"Hyung kok keliatannya rusuh banget? Jam makan masih satu jam lagi, santai aja kali." Ucap Tae.
"Ohhh iya lu baru nongol ya, kita bakal makan malem bareng-bareng." Jelas Seokjin.
"Loh emang kita makan malem kan suka barengan ngumpul, ah hyung nih ada-ada aja." Sahut Tae.
"Iya barengan itu ada Kay sama Koi juga, tadinya mau ajak Bang PD nim, tapi kayaknya gak mungkin kalo dadakan gini." Jelas Seokjin tanpa mengalihkan pandangannya ke masakannya. Tae yang mendengarnya langsung terdiam.
"Hmmm hyung, gue izin gak ngumpul ya, gue baru inget ada event di game bentaran lagi malah, ja-jadi hyung bisa anterin nanti makan malemnya ya, annyeonggg Tae out." Jelas Tae dengan tergesa-gesa dan langsung saja pergi ke kamarnya.
"Ya! Masa gak mau ngumpul sihhhh." Seokjin lantang.
"Kenapa hyung??" Tanya Jimin.
"Tuhh Tae gak akan ikut mabar." Singkat Seokjin.
"Ohhhh hyung mau main game nanti?? Wahhh jarang-jarang hyungg mau main game, pasti rame nihh gue ikutan juga ya??" Jimin bersemangat.
"Makan Bareng." Singkat Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday (Before We Meet)
Fanfiction[COMPLETED] =Kay= "Miaann... Miannn... aku tau aku yang salah, tapii tolongg percaya aku bakal perbaikin semuanya." "Engga.. masalahnya udah berapa kali hm? Berapa kali.., aku udah sabar berharap kalo Oppa gak akan kayak gitu lagi.." "Aku mohonn...