Saat diperjalanan tidak ada pembicaraan sama sekali karena Kay lebih memilih melanjutkan tidurnya yang sangat berharga karena akhir-akhir ini waktu tidurnya sedikit.
Sampainya di depan apartemen, Jhup memarkirkan mobilnya. Lalu keluar dan membukakan pintu Kay.
"Annyeong chagi.. enak tidurnya?" Jhup membukakan pintu.
"Hm? Ah iya.." Kay masih setengah sadar, setelah itu ia langsung turun dari mobil dengan mata setengah tertutup. Jhup dan Kay pun menuju lantai 5 tempat Kay tinggal. Sampainya di dalam Kay yang lelah langsung menjatuhkan diri di sofa, sementara Jhup menyimpan barang yang dibawa Kay.
"Chagi.. aku buatin makan malam ya..?" Tawar Jhup tepat dihadapan Kay yang lagi leyeh-leyeh di sofa untuk merehatkan badannya. Kay pun tersenyum sambil menutup matanya. Jhup pun ikut tersanyum lalu mencubit pipi Kay, lalu ke dapur.
"Ya~!" Kay mengusap pipi nya lalu kembali menenangkan dirinya. Sampainya di dapur, Jhup cek isi kulkas lalu mencari ide apa yang harus dimasaknya, tapi sepertinya ia butuh searching di mbah naver. Jhup pun mengoreh-ngoreh sakunya tapi ternyata handphonennya tidak ada.
"Ommo! Jangan-jangan ketinggalan di kantor! Semoga gak kedudukin Namjun..." Jhup yang penuh kekhawatiran membayangkan handphonenya yang kedudukin Namjun langsung belah pecah begitu saja. Akhirnya ia berpikir sendiri, hidangan apa yang enak untuk makan malam dengan bahan-bahan ini. Tak lama kemudian akhirnya Jhup mendapat ide untuk membuat Instan Pot Korean Beef yang kebetulan belum lama ini ia baru membuatnya bersama Seokjin. Ia pun segera menyiapkan bahannya.
*Sementara itu Seokjin dan Jimin.
"Hyung, beneran rumahnya lewat sini? Gue takut ah nyasar kayak waktu itu, ujungnya cuma puter-puter doang." Omel Jimin yang niat tak niat harus pergi bersama Seokjin.
"Beneran dah waktu itu gue pernah nganterin Jhup ke rumah Kay, ingatan gue lumayan kuat tau." Seokjin dengan kepercayaan dirinya yang tinggi.
"Padahal gue minta anter Tae aja dah dia kan-" Omongan Jimin terpotong.
"Tuhh nyampe kan..." Seokjin selesai memarkirkan mobilnya dan memberi wajah penuh kebanggaan.
"Yaampunn hyung ini kan cuma butuh beberapa meter aja dari kantor, 15 menit aja nyampe kira-kira, tapi kok kita setengah jam sihh" Jimin tak mengerti lagi dengan kepercayaan diri Seokjin.
"Ahhh orang tadi macet juga." Sahut Seokjin tak mau kalah, karena ia tak mau image sebagai kakak tertuanya itu menghilang begitu saja.
"Macet di otak hyung kali ah." Bisik Jimin. Seokjin yang mendengarnya langsung memberi tatapan mengancam tapi tak terlihat mengancam, bisa dibayangin gak sih?
"Dah yu ah masuk, handphonenya Jhup gak ketinggalankan?" Seokjin memastikan.
"Enggak hyung, nihh aman di saku gue yang super hangat dan nyaman. Tuh handphone aja nyaman sama gue masa dia enggak." Jimin manyun 7 cm.
"Ah lu banyak bucin." Seokjin malas, dan langsung masuk duluan dengan cepat agar Jimin tertinggal dibelakang.
"Ehhh hyungg tungguin gueee.." Jimin ngibrit ke dalam. Sampainya di dalam langkah Seokjin pun terhenti.
"Jim"
"Kenapa hyung?"
" Gue lupa lantai berapa." Seokjin nyengir tak berdosa.
Jhup akhirnya menyelesaikan dinner dishnya. Dan langsung menyiapkannya dimeja makan. Tak lupa dengan minum dan unsur pendukung lainnya. Setelah semuanya siap, Jhup membangunkan Kay yang hampir tertidur pulas.
"Chagiiii... banguuunnn makanannya udah siapp.." Jhup meletakkan tangannya yang hangat dikedua pipi Kay. Kay pun terbangun, dan mulai beranjak sambil mengumpulkan nyawa. Setidaknya sekarang lebih segar dari sebelumnya. Setelah itu langsung menuju meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday (Before We Meet)
Fanfiction[COMPLETED] =Kay= "Miaann... Miannn... aku tau aku yang salah, tapii tolongg percaya aku bakal perbaikin semuanya." "Engga.. masalahnya udah berapa kali hm? Berapa kali.., aku udah sabar berharap kalo Oppa gak akan kayak gitu lagi.." "Aku mohonn...