14 | Kata-kata

37 8 5
                                    

"Coba jelasin jim, kok bisa??" Namjun tak menyangka.

"Huftt... Jadi waktu itu gue ditemuin lagi sama temen kecil gue sama eomma.." Jelas Jimin.

"Terus eomma itu kayak mau ngejodohin gue gitu.. jadi kita disuruh sering-sering ketemu biar makin kenal." Lanjut Jimin.

"Ya bagus dong jim, lu jadi gak jomblo." Sahut Seokjin.

"Ya~ bentar hyung belum selesai, udah gitu, iya sih makin hari kita makin deket gitu." Jelas Jimin.

"Tapi lu ada feeling sama dia?" Tanya Namjun.

"Ada sih.. dikit-dikit, tapi gak tau dianya." Jawab Jimin.

"Tapi gue ngerasa kurang nyaman juga sih, dan gue gak bilang takut nyakitin." Lanjut Jimin.

"Ya! Lu mainin perasaan??" Jhup tak menyangka.

"Jangan mainin perasaan cewek jim, it's not cool." Sahut Namjun tak terima.

"Bukan.. em... kita kan cuma baru perkenalan dulu.." Jelas Jimin, tetapi para hyungnya tak menyetujui sama sekali.

"Looks like we got another international playboy in our grup bro." Sahut Namjun sembari geleng-geleng kepala ke Jhup.

" Ya! Gue juga bingung hyungg harus gimana lagi.., gue dah lama sama dia." Sahut Jimin dengan pikiran yang sudah kacau.

"Saran gue lu mending terus terang sama dia jim, jangan berlagak suka padahal enggak, kasian dia kayak dikasih harapan padahal.. zonk." Saran Namjun dengan sebijak mungkin.

"Tapi.. tapi gue milih yang terbaik dari eomma..." Sahut Jimin sembari bersedih.

"Bilang juga sama eomma lu kalau lu bisa cari pilihan lu sendiri, emang masih jaman ya jodoh-jodohan??" Namjun heran.

"Ahh padahal gue kalo punya anak nanti mau sistem jodoh-jodohan." Sahut Seokjin.

"Ya~! Jangan hyung kasian.." Ucap Jhup. Seokjin nyengir.

"Ahhh tapi hyung, kasih tau dong cara yang bener-bener manjur buat dapetin cewek, cara gue salah mulu." Jimin manyun-manyun.

"Ya! Lu mau cari cewek sebelum masalah sama cewek lu selesai??" Jhup tak terima.

"Ya.. abis hyung.. kan mengikuti jaman, sebelum yang ini pergi kita punya pegangan." Jelas Jimin santai. Seketika semuanya menatap sinis Jimin.

"Mending lu selesain sama eomma lu." Perintah Namjun tegas.

.
.
.

"Yah itu sih yang gue inget, parah emang lu jim.." Sahut Jhup setelah bercerita.

"Jinjja? Hyung pernah kayak gitu??" Tanya Jungkook tak menyangka.

"Ahh.. mian ya.. tapi gue dah tobat.." Sahut Jimin dengan penuh percaya diri. Seketika hening.

.
.

"Ah gue mau siap-siap otw sama Bang PD nim." Suga beranjak dari rebahannya.

"Ya, hyung mau ngurusin itu? Gue ikut ya hyung.." Namjun memohon.

"Huft.. okelah, tapi lu liatin aja, dan jangan ngerusak rencana." Suga tegas.

"Siapp hyungg..." Namjun beranjak. Lalu mereka berdua meninggalkan ruangan.

"Udah ini gak ada apa-apa lagi ya?" Tanya Seokjin.

"Udah kok, hari ini cuma latihan." Jawab Tae.

"Ahhh oke dehh gue mau tidur bentar." Seokjin bersiap diposisi tidurnya.

"Hyung, apa enak keringetan langsung tidur?" Jimin membayangkan.

"Gue ngantuk jim, semalem kurang tidur.., udah ah bangunin gue ya ntar satu jam." Sahut Seokjin.

"Hih lama amat hyung, kita udah balik kali..." Jimin tak terima.

"Ohh yaudah deh 60 menit." Pinta Seokjin.

"Sama aja!" Protes Jimin.

"Kan biar kedengeran sebentar, jadi gue pake menit." Jelas Seokjin.

"Ya, yaudah kalo hyung gak ada yang bangunin, jangan salahin kita ya." Sahut Jimin.

"Minta bangunin aja ke satpam hyung." Saran Jungkook, tapi Seokjin sudah tidur duluan.

"Chagiya.. pulang yukk.. dah ngantuk nih.." Sahut Kay yang sudah 5 watt.

"Ahhh bener chagi.. kita begadang semalem.." Begitu juga dengan Jhup.

"Yuk." Sahut Jhup, mereka langsung beranjak, dan membereskan barang yang masih ada diluar lalu memasukkannya ke tas.

"Kalian, gue pulang duluan ya.." Jhup pamit.

"Ne.. Annyeong.." Kay memberi salam. Jhup dan Kay pulang duluan.

"Hati-hati." Sahut Tae.

*Sementara Koi dan Hina.

"Ohhh iya btw aku bawa kue nihh.. yaampun aku baru inget masa." Sahut Hina sambil mengeluarkan 1 box kue dari paper bag nya.

"Maaf ya gara-gara asik ngobrol." Lanjut Hina.

"Waahhhh.. iya gapapa kok." Koi senang.

"Aku beli 2 buat kita, ini buat kamu yang stroberi dan ini yang aku." Hina memisahkan kuenya.

"Wahhh makasih ya.." Koi menerima kuenya.

"Ohh iya ini ada garpunya di dalem." Hina mengeluarkan 2 garpu dari boxnya. Koi pun langsung mengambilnya.

"Selamat makan." Hina semangat. Mereka berdua pun menikmati kuenya.

.
.

"Wahh kenyang nih.. tapi tumben banget aku ngantuk." Koi mulai mengucek matanya.

"He.. jinjja?? Wahh bahaya tuh habis makan tidur.." Sahut Hina.

"Iya, aku gak akan tidur, tapi ah.. bentar aku ambil minumnya dulu ya." Koi beranjak dengan mata yang sangat berat, lalu ke dapur.

Hina menunggu, tapi Koi tak kunjung kembali, akhirnya ia mengambil botol minumnya yang berada di tas. Selesai minum ia menuju dapur untuk memastikan Koi.

"Koi?" Panggil Hina, namun tak ada jawaban. Saat sampai di dapur, Hina melihat Koi yang sedang tertidur pulas di meja makan.

"Yesss berhasil obat tidur nya!" Gumam Hina sambil tersenyum puas.

"Ohohoho.. Koi yang malang.. tidur yang pulas ya.. biar kamu bisa ngelupain semua hal tentang Namjun. Ups, atau mungkin gak semua, tapi gapapa sih." Bisik Hina sembari mengelus-elus pundak Koi, setelah itu ia segera ke kamar Koi dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Koi.

Sampainya di kamar Koi, Hina mencari kesetiap laci, barang-barang yang berhubungan dengan Namjun. Tak lama ia menemukan beberapa foto Koi dan Namjun berbentuk polaroid, ia langsung membawa semuanya. Setelah itu ia menemukan suatu diary, lalu membacanya. Ternyata di dalamnya banyak sekali cerita Koi dengan Namjun, Hina langsung mengambilnya.

"Mungkin segini cukup, setidaknya Koi bisa aja dimarahin gara-gara dia lupa sama barang-barang ini pas ditanya Namjun, mmm.. Namjun kan lumayan galak juga ya kalo serius, mmm.. tapi gapapa deh dia tipe aku~." Sahut Hina santai, setelah itu ia langsung keluar. Sampai di sofa, Hina mengeluarkan kertas dan pulpen untuk menulis pesan.

===================
Koi sayang, aku pulang dulu ya, kayaknya kamu ketiduran ya.. maafin banget aku ga bisa pamit secara langsung, aku gak mau ngebangunin kamu, soalnya tidur kamu enak banget. Selamat tinggal, semoga hari mu menyenangkan!

Hina
===================

"Oke siap." Hina memasukkan pulpennya, lalu menyimpan pesannya di atas meja. Setelah itu, ia langsung keluar pelan-pelan.

"Hufttt akhirnya semoga Koi bener-bener gak tau." Sahut Hina sambil meninggalkan area apartemen. Tiba-tiba ada yang memegang pundak Hina. Hina sekejap berhenti.

"Si-siapa ini..?" Gumam Hina sambil melirik pelan kebelakang.

"Ikut kami." Perintah seorang lelaki itu yang menggunakan pakaian serba hitam juga masker hitam, lalu menarik tangan Hina dan membawa Hina pergi.

Someday (Before We Meet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang