Ch. 18

4.5K 796 45
                                    

ARTI DARI KEBERADAANNYA

Kau adalah orang yang aneh
Hanya dengan keberadaanmu saja
Kau membuatku kuat dan juga lemah

_______________________________

Dulu, waktu rumah sekosong ini, biasanya ia akan lari-larian keliling rumah. Membuka semua pintu ruangan yang nantinya akan ditutup kembali oleh asisten rumah tangga. Kemudian bermain dengan semua fasilitas mewah yang disediakan dengan harapan orang tuanya, ia tak akan bosan sendirian dirumah.

Ada macam-macam mainan di dalam sini, ada papan billiard, namun sayang ia tidak pernah memainkannya meski tau caranya, ada ruang karaoke, ada kolam berenang, ada ruang bioskop mini, bahkan ada satu kulkas dan lemari besar yang diisi makanan-makanan ringan kesukaannya. Semua yang orang lain bayangkan ada dirumah mereka, ia punya. Hidupnya bagai pangeran, apa yang ia inginkan selalu terpenuhi. Ia bahkan punya kartu hitamnya sendiri karena memiliki saham investasi yang besar di usianya yang baru menginjak 10 tahun.

Memang awalnya sangat menyenangkan. Sangat gila mempunyai kota kecil di dalam rumahmu. Namun seiring bertambahnya usia, semua yang ia miliki terasa benar-benar tidak berguna. Makanan-makanan ringan dilemari dan kulkasnya diganti karena kadaluwarsa tanpa pernah ia sentuh lagi. ruang bioskop mini tempatnya mengeksplor dunia fantasi pun kini selalu gelap tidak pernah lagi ia lewati. Dunianya hanya berpusat di kamar dan dapur, dimana semua asisten berkumpul.

Karena lama-lama, yang Valdian Zairus inginkan bukan lagi permainan-permainan gila. Namun ia ingin didengar. Ia ingin seseorang mendengar ceritanya, ia ingin bercengkrama, ia ingin keluar dari menara mewah nan sunyi ini.

Sampai ia menemukan tempat lain. Tempat yang tidak sebesar kamarnya, tempat yang tidak sesunyi ruang tengahnya dan tempat yang tidak sesepi seluruh istananya. Selain itu, ia bertemu dengan seorang teman, teman yang menemukannya ditengah-tengah sepi yang mengikat. Pandu Alfarras, jangan lupakan ksatria baja karatannya Ferdian. Cowok itu mengintil Pandu kemanapun dan peduli dengan semua yang Pandu lakukan.

Maka di setiap sepinya melanda, ia akan lari kemari. Ke rumah susun yang ramai dan damai. Seperti yang biasa ia lakukan, ia hanya akan berdiri didepan pintu sampai seseorang menepuk pundaknya dan bertanya;

"Valdi? Nyari Pandu ya?" tanya Madam.

Pria itu terlihat berbeda, lingkar hitam dibawah mata juga sembab disana begitu kentara. Namun senyumnya mengembang begitu sempurna.

Valdi mengangguk, seperti biasa tanpa banyak bicara, karena ia bingung bagaimana caranya mengekspresikan kebingungannya.

"Pandu gak di rumah. Dia lagi pergi..." ada jeda sejenak sebelum Madam melanjutnya kalimatnya, ada senyum pahit yang berusaha ia sembunyikan sebelum melanjutkan, "Dia dibawa Kakaknya semalam."

"Kakak?" akhirnya Valdi bereaksi. Matanya yang sudah belo semakin membesar, tinggi badannya yang semampai menunduk sedikit untuk mensejajarkan diri dengan Madam.

"Kemana?"

Madam menggeleng sambil tersenyum samar. Kendati iapun tiba-tiba rindu dengan sapaan pagi juga saliman sopan dari tangan dingin Pandu yang biasa anak itu lakukan. Ia sudah terlalu terbiasa, ia sudah menganggap Pandu adalah putranya. Ia merasa mereka memiliki darah yang sama.

Dan bahkan hingga mentari sudah perlahan turun, anak itu belum juga kembali dan menampakkan wajah cerianya.

Valdi berusaha mengontrol rasa penasarannya melihat getaran kontras diujung bibir Madam. pria itu menahan tangis. Maka dengan cepat ia izin pamit pergi dengan dalih mau membeli sekotak teh di warung.

The Day After April Come✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang