"Ya Tuhan, beri aku kekuatan."
Eunha berdo'a saat memasukan surat resignnya kedalam amplop.
Dia yakin akan keputusannya, ini adalah pilihan yang terbaik untuknya, Jungkook dan juga Brian.Saat ini dirinya sedang bersiap berangkat ke kantor, apartementnya juga sudah bersih, koper dan barang-barang yang akan dibawanya pulang juga sudah siap.
Buat yang satu ini Jungkook sama sekali tidak tahu. Karna yang Jungkook tau hanyalah Eunha yang akan keluar dari perusahaanya. Bukan Eunha yang benar-benar akan pulang ke rumah orang tuanya.
Apakah Jungkook nantinya akan sakit hati dengan keputusan yang diambilnya, entahlah, dirinya sendiri belum memikirkan sampai sejauh itu.
*****
"Well well well, siapa ini? Jung Eunha si pecundang?." Ejek Jieun saat Eunha baru saja keluar dari salah satu kubikel toilet kantor.
"Gimana rasanya jadi pembantunya Jungkook dari dulu sampai sekarang?, Kayaknya keluarga lu nggak bisa makan ya, kalau nggak dari belas kasihannya keluarga Jungkook?
Eunha sebenarnya sangat ingin melawan, tapi baru saja akan mengumpulkan keberanian, dua orang teman Jieun sudah memegangi tangannya. Ini sama persis dengan yang dulu dilakukan perempuan itu terhadapnya di sekolah.
Jieun yang senang pun maju kedepan, memegang pipi Eunha kuat, menghempaskan nya begitu saja, bisa terlihat jejak kukunya di pipi Eunha.
*PLAK!
Sebuah tamparan keras Eunha dapatkan,
Eunha bisa merasakan rasa karat dari darah bibirnya yang pecah."Apa peringatan gua dulu kurang buat bikin lu pergi?!, selain miskin, Lu juga nggak tau diri ya Jung Eunha?!.
Udah jelas jelas Jungkook itu suka sama gua!, Cintanya sama gua!, tapi Lu nya batu banget!, masih mau memperjuangkan cinta lu yang menyedihkan itu hmm?!""Justru Lu yang nggak tau diri, meskipun lu pikir Jungkook itu cintanya sama lu!, tapi kenyataanya, Jungkook cintanya sama orang yang membantunya selama masa terpuruk nya. Dia hanya salah paham, nganggep kalau orangnya itu lu!"
Eunha mencoba melawan meskipun tubuhnya kesakitan dicekram dua wanita sekaligus.
*BYUR!
Jieun menyiram seragam kantor Eunha dengan jus yang masih setengah miliknya.
"Sekarang udah berani ngelawan ya?, Jung Eunha, Lu jangan besar kepala hanya karna Jungkook selalu ada di samping lu karna rasa kasihannya.
lu harusnya dari awal udah sadar!, lu siapa!, dan Jungkook itu siapa!"
Babu akan selamanya Babu!, jangan terlalu banyak tingkah kalau lu tetap mau selamat!"Jieun berlalu setelah kedua temannya mendorong Eunha ke dinding toilet.
Eunha hanya dapat menangis pilu. Sembari berharap Tuhan akan menjauhkan Jieun dari sahabatnya. Eunha mungkin akan merelakan Jungkook untuk siapapun asalkan bukan dengan perempuan iblis itu.
Eunha semakin terpuruk saat mengingat dirinya akan segera meninggalkan Jungkook, apa itu artinya justru dirinya lah yang membiarkan sahabat baiknya itu untuk jatuh ke tangan iblis perempuan itu?,
Ya Tuhan dirinya harus bagaimana?Eunha mengusap kalungnya, berharap menemukan kekuatan, kalung yang kemarin sempat membuat Jungkook kalut dan marah besar padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Friend to You? (Eunha dan Jungkook)
RomanceEunha dan Jungkook percaya bahwa dalam persahabatan, tidak mungkin timbul suatu perasaan yang berlebihan tapi apakah kepercayaan itu bisa dipegang sampai akhir? atau apakah mereka akan selalu nyaman dengan status pertemanan mereka? Entahlah biark...