Eunha dan Jungkook percaya bahwa dalam persahabatan, tidak mungkin timbul suatu perasaan yang berlebihan
tapi apakah kepercayaan itu bisa dipegang sampai akhir?
atau apakah mereka akan selalu nyaman dengan status pertemanan mereka?
Entahlah biark...
Tepukan di pipinya membuat Eunha segera membuka matanya, sesekali membenarkan posisi Soobin yang sepertinya juga tertidur lelap dipangkuannya.
Eunha turun saat Jungkook membukakan nya pintu. Dapat diliatnya pintu yang sangat megah, dua security juga tampak berjaga di depan pagar rumah besar itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini rumah siapa?" Tanya Eunha pada Jungkook yang ada disampingnya.
"Ini rumah kita. "
"Hah?" Mata Eunha membulat tidak percaya dengan apa yang dikatakan Jungkook barusan.
"Kalau nggak percaya, ini kartunya, kamu buka sendiri."
"Nggak, kamu aja, aku nggak ngerti cara bukanya gimana."
Jungkook mengambil alih Soobin dari gendongan Eunha, membuka pintu dan menyuruh Eunha untuk menggandeng lengannya.
Eunha langsung terperangah sesaat masuk kedalam rumah besar itu, dirinya masih tidak bisa percaya rumah megah Yang biasa dilihatnya di film-film luar adalah rumah yang nantinya akan mereka tempati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu mau keliling kan?, Soobin kita antar kekamarnya dulu." Ajak Jungkook
"Loh, Soobin nggak tidur sama kita aja?" Eunha masih belum percaya diri untuk membiarkan putranya tidur dikamarnya sendiri.
"Soobin kan laki-laki Sayang, nggak apa-apa dia tidur sendiri, supaya dia bisa belajar untuk lebih mandiri, lagian kamarnya disamping kamar kita kok."
Eunha menurut saja, memilih berjalan dibelakang Jungkook sambil sesekali mengipasi pipinya yang memanas karna panggilan sayang dari Jungkook barusan.
Dirinya masih belum terbiasa dengan panggilan itu, ada rasa menggelitik yang menyenangkan setiap kali Jungkook mengucapkannya.
Setelah memindahkan Soobin yang tertidur di kamarnya. Bel rumah besar itu berbunyi. Mereka yang awalnya ingin berkeliling. Menjadi berjalan menuju pintu untuk melihat siapakah gerangan yang datang untuk bertamu.
