Baru satu jam yang lalu Jungkook sampai di apartemennya, semua pekerjan hari ini diserahkan pada sekretarisnya, Mingyu juga beberapakali mencoba menghubunginya, tetapi diabaikannya begitu saja.
Jungkook masih ingat 1 jam yang lalu dirinya mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi karna emosi yang menggelegak dikepalanya. Disisi lain dirinya juga menyesal sudah membentak perempuan yang sudah melahirkan putranya itu.
Jungkook tau semua akar permasalahan berawal dari dirinya, tetapi apa dua tahun hukuman yang diberikan Eunha, ditambah usahanya semenjak pertemuan mereka tidak cukup untuk memperbaiki semuanya?
Entahlah, yang jelas saat ini dirinya butuh ketenangan terlebih dahulu, supaya apa yang sedang terjadi tidak semakin rumit.
Jungkook yakin di dalam hatinya Eunha masih sangat mencintainya, Jungkook bisa merasakan hati mereka sebenarnya terpaut satu sama lain.
Mulai dari tatapan sampai sentuhan demi sentuhan yang mereka lakukan rasanya sampai kedalam hati. Eunha sama sekali tidak pernah menolak sentuhannya.
Entah dirinya yang terlalu egois untuk dapat segera bersatu dengan Eunha, atau justru Eunha lah yang egois dan ingin menyiksanya lebih lama lagi. Entahlah semuanya terasa terlalu rumit bagi Jungkook.
******
"Jadi Una harus gimana Bu?, Jungkook marah, terus pergi gitu aja. "
"Kamu yakin dia bisa marah sama kamu? Kalau Ibu sih nggak hahaha, Ibu kan juga udah kenal lama ama dia. Dia itu cinta banget Na sama kamu, Tapi kemarin-kemarin itu dia masih nyangkal perasaannya. "
"Ah Ibu ngaco, dia nggak pernah bilang tuh sama Una."
"Ayahmu juga nggak pernah bilang cinta sama Ibu dari dulu sampe sekarang. Lagian ya, kalau dia nggak cinta kenapa dia sampe berjuang segitu besarnya buat nyari dimana keberadaan kamu, sementara orang sekelas dia bisa aja mendapatkan wanita manapun."
"Tau ah Bu, Una pusing."
"Ndaaaa." Panggilan dari Soobin membuat obrolan Ibu dan anak yang tengah sarapan pagi bersama itu menjadi berhenti seketika.
Soobin berjalan menuju ruang makan masih dengan celana iron man yang dibelikan ayahnya minggu lalu.
"Sayang, tumben kamu jam segini udah bangun, mau ikut Bunda dan Nenek sarapan?, Hayuk sini duduk sama Bunda."
"Ayah nda?, Ayah Mana?."
Itulah pertanyaan pertama yang ditanyakan Soobin tanpa menjawab pertanyaan sang Bundanya terlebih dahulu. Matanya bahkan belum terbuka dengan sempurna, kelinci mungil nan tampan itu masih berusaha mengumpulkan nyawanya dengan menggosokan tangannya di kelopak matanya."Oh.. Ayah... Ayah udah berangkat kerja sayang, nanti katanya mau kesini lagi."
Jawaban dari Ibunya tak ayal membuat pria kecil itu memberengut, bibirnya menekuk, hazel coklat jernihnya langsung menganak sungai. Jawaban dari Bundanya bukanlah sesuatu yang ingin didengarnya.
"Hik! hik! hik!......" Akhirnya tangisan Jeon kecil itu pun pecah, Eunha yang tidak tega dengan sigap menggendong putranya, menepuk-nepuk punggungnya, mengatakan kalau Sang Ayah akan kembali bermain bersamanya.
Sekyung yang menyaksikan pun terenyuh, tidak menyangka hanya membutuhkan waktu dua minggu untuk membuat Ayah dan Anak itu sedekat ini.
"Pikirin lagi baik-baik Na, Soobin itu butuh Ayahnya, dan kamu juga butuh Jungkook, jangan siksa diri kamu sendiri." Nasehat Sekyung pada putrinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Friend to You? (Eunha dan Jungkook)
RomanceEunha dan Jungkook percaya bahwa dalam persahabatan, tidak mungkin timbul suatu perasaan yang berlebihan tapi apakah kepercayaan itu bisa dipegang sampai akhir? atau apakah mereka akan selalu nyaman dengan status pertemanan mereka? Entahlah biark...