Satu bulan sudah Eunha dan Brian menjalani hubungan. kalau ada pertanyaan, apakah Eunha sudah mencintai pria itu, jawaban Eunha masih sama, dia sedang mencoba untuk mencintai pria itu, mencoba merasakan perasaan lain selain rasa nyaman dan perasaan sayang dalam konteks yang berbeda.
"Pak, ini kopinya. " Eunha memberikan kopi seperti kebiasaan Brian setiap paginya. Brian hanya mengangguk, tidak seperti biasanya. Brian selalu punya cara untuk menahan Eunha supaya berlama-lama di ruangannya.
"Bapak kenapa?, Sakit?"
"Huh?, nggak, cuma pusing masalah penganggaran awal tahun ini."
"Ooh, kirain sakit. "
"Kenapa?, Kamu cemas?" Brian balik bertanya.
"Sedikit hehe, kalau begitu, saya permisi keruangan saya Pak. "
Baru tiga langkah Eunha berjalan, Brian kembali memanggilnya, membuat Eunha langsung membalikan badannya menghadap atasan sekaligus kekasihnya itu.
"Kenapa Pak?,Ada yang masih bapak butuhkan?"
"Ada, Sini!" Perintah Brian.
Eunha langsung mematuhi dan berjalan melangkah kedepan meja Brian.
"Lebih dekat, sini. " Brian menarik lengan Eunha sampai gadis itu berdiri dihadapan kursinya.
"Saya cuma butuh kamu. "
Ucap Brian mengamit Pinggang Eunha, membuat gadis mungil itu terduduk dipaha kirinya. Menyadarkan kepalanya kebahu kanan Eunha, memicingkan kepalanya sambil berharap badai besar yang sebentar lagi menghantam hubungannya surut dan tak jadi datang.Brian menghirup dalam-dalam aroma yang menguar dari tubuh Eunha, mencoba menghilangkan segala kekalutannya.
Penyesalan memang datangnya diakhir, kalau bisa memutar waktu Brian tidak akan berbuat kesalahan dimasa lalunya. Kenapa Badai datang saat Brian sudah menemukan seseorang yang amat sangat dicintainya.
"Kakak yakin nggak mau cerita?, aku yakin kakak lagi bohong." celetuk Eunha di tengah keheningan keduanya.
"Nggak Sayang, aku cuma lagi pusing mikirin kerjaan aja kok, Oh iya, malam ini kita jadi jalan kan?"
"Jadi."
"Nanti malam aku jemput yah?"
Eunha mengangguk dengan tangan masih mengelus tengkuk Brian yang saat ini memeluknya. Eunha tidak tahu apa permasalahan yang sedang dihadapi kekasihnya itu, tapi Eunha berharap beban Brian sedikit berkurang dengan kehadirannya.
********
"Mau kemana?"
Tanya Jungkook saat baru memasuki apartemen Eunha. Jangan tanya darimana Jungkook mengetahui kata sandi apartement Eunha, karna dirinya lah yang menggantinya dari sebulan lalu. Alasannya supaya dirinya lebih mudah menjaga dan mengawasi sahabat mungilnya itu.
"Mau makan malam. " Jawab Eunha singkat
"Sama?"
"kak Bri, bentar lagi dijemput. "
"Nggak boleh!"
"Kenapa sih Kook?, Cuma makan malam biasa kok."
"Gua nggak suka ditinggal sendiri Na, ini aja rencananya gua mau dimasakin lu buat kita makan malam bareng."
"Beli aja kan bisa. "
"Nggak enak!"
Mereka berbicara dengan santai di dalam kamar Eunha, seakan bukan hal yang aneh lagi bagi sepasang manusia berbeda lawan jenis itu berada dalam satu kamar yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Friend to You? (Eunha dan Jungkook)
RomansaEunha dan Jungkook percaya bahwa dalam persahabatan, tidak mungkin timbul suatu perasaan yang berlebihan tapi apakah kepercayaan itu bisa dipegang sampai akhir? atau apakah mereka akan selalu nyaman dengan status pertemanan mereka? Entahlah biark...