Asta dan Abhinaya berkelebat dari atas rumah-rumah penduduk, mengejar satu sosok bayangan berwarna hitam yang cepat sekali berlari meninggalkan kawasan kota raja. Mereka terus kejar mengejar ke jurusan timur, ketika sampai di pagar pembatas kota si bayangan hitam melompat dan menerobos rapatnya semak belukar. Asta dan Abhinaya lakukan hal yang sama.
"Hati-hati, aku tak mendengar lagi suara pecahan angin yang dibelah tubuh berlarinya" ucap Abhinaya sambil menerobos semak belukar.
"Aku rasa dia tengah menunggu kita"
"Bisa jadi mengatur jebakan"
Abhunaya dan Asta sampai di sebuah hutan di pinggir kota. Mereka kehilangan jejak, mata mengawasi pepohonan dan semak belukar di sekeliling mereka. Tiba-tiba telinga keduanya mendengar suara berdesing dari balik sebuah belukar. Rumput dan semak itu berserakan disusul menyambarnya benda panjang berwujud cambuk. Abhinaya dan Asta melompat kesamping kiri dan kanan, mata cambuk menghantam tanah tempat mereka berpijak tadi. Terdengar satu letupan keras. Asta ketuk satu kali dinding kiri peti di punggungnya, satu pedang melesat keluar dari dalam peti cepat sekali tangan Asta menyambar pedang itu, yang langsung di lemparkannya ke arah datangnya serangan cambuk. Pedang itu laksana baling-baling menerabas belukar. Tiba-tiba cambuk bergerak meliuk-liuk dan dengan cepat menghadang babatan pedang Asta. Pedang itu terpental berbalik arah, dengan cepat dan lihai Asta menangkapnya. Satu sosok berpakaian hitam dengan wajah ditutupi topeng seram menyeruak dari balik semak ditangan kanannya tergenggam sebuah cambuk angker yang terbuat dari tali-tali yang diselingi kawat baja berduri. Sosok itu kembali putar-putar cambuknya. Terdengar suara letupan layaknya petir, dan wuss ujung cambuk menderu mengincar Abhinaya.Abhinaya cepat keluarkan kipasnya. Sreet kipas terbuka dan digunakan menghadang mata cambuk. Kipas Abhinaya bukan sembarang kipas, jika kipas biasa berbahan kain atau kertas maka kipas Abhinaya terbuat dari lemprngan baja yabg sangat tipis namun kuat dan padat berwarna hitam kemerahan.
"Prang" mata cambuk terpental. Saat itu pula Abhinaya lemparkan lima senjata rahasianya berupa bola putih yang menebarkan hawa teramat dingin. Cambuk berputar menghantami bola-bola putih milik Abhinaya. Bola putih pecah menebarkan asap putih disertai bubuk sedingin salju membuat udara mendadak menjadi dingin.Si topeng iblis rasakan tangannya yang memegang cambuk ngilu dan kaku, begitu di lihatnya ternyata tangan itu telah dibungkus bubuk putih sedingin salju yang telah mengeras. Selagi dia menerka bubuk apa yang menyerang lengannya itu satu sambaran pedang menyambar perutnya. Di lihatnya Asta telah berjarak sebegitu dekat dengannya. Cepat sekali tangan kirinya merogoh saku celananya sedetik kemudian enam jarum sebening kaca menyerbu Asta.
Asta mau tak mau batalkan bacokan pedangnya, kini pedang itu digunakan untuk menangkis enam jarum kaca. Enam jarum hancur luruh ke tanah. Saat itulah kesempatan si topeng iblis untuk kabur. Asta ingin mengejar namun Abhinaya cepat melompat mencegah.
"Segerombolan orang menuju kemari, lebih baik kita pergi" keduanya turut pula melesat kabur.
Sepersekian saat tampak lima belas orang muncul. 3 diantaranya adalah pendekar yang baru terpilih sebagai pengawal raja. Sedangkan dua belas lagi adalah prajurit pilihan yang diperintahkan menyelidiki serangan gelap terhadap pangeran Lingga."Sepertinya di sini telah terjadi pertempuran" ucap Pardika. Pendekar Tiga Laut tampak mengamati jejak langkah sedangkan Pendekar Melati mendekati tanah dan dedaunan yang diselimuti bubuk putih sedingin es.
"Bubuk ini juga ada di peristiwa serangan gelap tadi siang, berarti orang yang kita kejar ada disekitar ini"
"Sebelumnya ada tiga orang bertarung disini" jelas Pendekar Tiga Laut.
"Bagaimana apa kita terus mengejar?"
"Baiknya kita berpencar, paling tidak kita harus mendapatkan petunjuk" lalu ketiga nya membagi dua belas prajurit ke dalam tiga kelompok masing-masing 4 orang yang dipimpin mereka sendiri. Lalu berpencar ke tiga jurusan.
*

KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA BERDARAH (SELESAI)
Fantasywarning : cerita bergenre gay love 18+ dengan sentuhan silat, homophobia silahkan mundur SINOPSIS: Abhinaya Bayu seorang pendekar tangguh harus terlibat kisah asmara yang rumit dan berdarah dengan Lingga Putra seorang pangeran dari Kerajaan Lokajaya...