Malam terasa begitu dingin di Lembah Cincin, karena langit tengah mendung. Tak ada satu butir bintang di atas langit, apalagi sang rembulan. Semua benda langit seakan enggan muncul dan mengalah pada gulungan awan hitam.
Lingga senang sekali akhirnya bisa bertemu sahabat pertamanya ketika turun gunung pertama kali, dia adalah Sanjaya. Keduanya berbincang-bincang di pendopo rumah kayu. Di halaman rumah kayu berdiri beberapa tenda."Lingga, sungguh tak ku sangka kau terlibat masalah yang begitu pelik dan rumit. Kau terjepit diantara permusuhan ayahmu juga Abhinaya" Ucap Sanjaya ketika Lingga menceritakan semua permasalahan yang dihadapinya.
Lingga terdiam menerawang, lalu mulutnya berucap lirih.
"Aku bingung Sanjaya. Abhinaya pasti sekarang membenciku, karena secara tak langsung aku ikut berperan atas kematian Asta""Berat bagimu Lingga. Abhinaya masih menyimpan dendam kesumat kepada ayahmu. Untung saja guruku tak terlambat memainkan ilmu Nyanyian Bidadari Terluka. Kalau tidak ayahmu pasti sudah mati" Sanjaya duduk berhadapan dengan Lingga.
"Terima kasih, hanya saja aku ingin semua masalah akan berakhir dengan damai saja" Lingga menanggapi.
"Oh iya kau telah menikah. Mungkin memang takdirmu tak berjodoh dengan Abhinaya" Ucap Sanjaya, dalam hati dia menyesalkan sikap Lingga yang terburu-buru menikah hanya karena cemburu buta.
"Bagaimana aku tak cemburu, aku melihat Abhinaya bersetubuh dengan Asta" Ucap Lingga pula sambil membakekasih peristiwa yang membuatnya sangat sakit hati itu.
"Asta telah merenggut keperjakaan Abhinaya" Sambungnya pula.Sanjaya tertawa.
"Kau pasti merasa bahwa kaulah yang paling berhak melakukannya kan? Lagi pula aku tak yakin Abhinaya masih perjaka, aku yakin dia dengan kangmas mu Rianta pasti sudah melakukannya jauh sebelum ada kau, juga sebelum Asta"Lingga tersenyum kecut mendengarnya. Omongan mereka terhenti, karena Ambarwati datang membawa bandrek dan singkong rebus. Lalu perempuan itu bersandar di bahu Lingga.
***Di tempat lain, di dekat makam Asta dan Rianta. Abhinaya dan Varsha tengah berembuk pula.
"Kurang ajar! Gara-gara ilmu Nyanyian Bidadari Terluka, aku tidak bisa mengerahkan ilmu kesaktianku selama tiga hari" Keluh Abhinaya geram."Sabarlah Abhinaya. Terus terang ketika kau marah seperti tadi kau begitu mengerikan. Aku benar-benar takut melihatmu. Kau Seolah-olah siap membunuh siapapun tanpa menimbang apakah mereka pantas mati atau tidak?" Varsha menanggapi keluhan Abhinaya.
"Dimana kakek burik yang melumpuhkanku dengan ilmu cengeng nya itu?" Tanya Abhinaya.
"Di dalam kamar, tengah mengobati Prabu Kalanarta, Pendekar Tiga Laut dan Panglima Garung Parwata" Jawab Varsha.
"Kurang ajar. Rumah itu milikku kenapa mereka yang suka-suka memakai kamarnya. Aku akan mengusir mereka" Abhinaya ingin bergerak, namun Varsha mencegah.
"Sebaiknya jangan Abhinaya. Bukankah Kakek Jagatnata guru sahabatmu Sanjaya itu telah mengatakan agar kita menahan diri sampai besok untuk membicarakan semua permasalahan dengan kepala dingin"
"Buat apa dibacarakan lagi, hasilnya aku tetap kehilangan Asta" Ucap Abhinaya sembari matanya menatap makam sahabatnya itu, ada sedih yang menyeruak di sana.
"Omong-omong bagaimana dengan cintamu pada Lingga?" Tanya Varsha tiba-tiba.
"Orang dungu dan plin-plan seperti dia tak layak untuk ku cintai" Jawab Abhinaya ketus.
Varsha tertawa mendengarnya.
"Kau jual mahal. Kalau kau tak cinta. Mana mungkin tadi siang kau mengemis-ngemis minta aku menyembuhkannya dengan ilmu Hawa Dewa bahkan sampai berjanji ingin menjadi budakku. Kalau begitu sekarang aku adalah tuanmu"
![](https://img.wattpad.com/cover/222046153-288-k651820.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA BERDARAH (SELESAI)
Fantasiawarning : cerita bergenre gay love 18+ dengan sentuhan silat, homophobia silahkan mundur SINOPSIS: Abhinaya Bayu seorang pendekar tangguh harus terlibat kisah asmara yang rumit dan berdarah dengan Lingga Putra seorang pangeran dari Kerajaan Lokajaya...