Asta dan Abhinaya kembali ke pondok Ki Bonggor terakhir kali. Ketika keduanya kembali Ki Bonggor dan keluarganya juga Lingga dan Sanjaya tengah berbincang di pendopo rumah sambil menikmati penganan yang dibuat Ambarwati. Kehadiran kedua orang itu dengan pakaian baru mereka membuat semua orang takjub. Sanjaya bahkan pangling melihat Abhinaya dengan pakaian itu, tak tampak lagi perutnya yang terbuka. Lingga sendiri mau tak mau mengakui pula perubahan penampilan Abhinaya yang terlihat jauh lebih manis dengan pakaian itu
.
"Waduh tidak mengajak-ajak beli kain baru" ucap Sanjaya sambil bangkit dari duduknya, dipandanginya Asta dan Abhinaya bergantian. Namun yang paling lama dipandang adalah Abhinaya, dari ujung rambut ke ujung kaki."Ini benaran Abhinaya?" Sanjaya seakan tak percaya, di pegangnya kedua bahu Abhinaya lalu ditepuknya beberapa kali hingga ke lengan atas Abhinaya. Abhinaya mengangguk lalu tersenyum manis. Inilah kali pertama Ki Bonggor, istrinya juga Ambarwati melihat pemuda itu tersenyum. Bahkan Abhinaya lanjut berkata.
"Aki dan nyai, juga Ambarwati, terima kasih sudah mengijinkan kami bertamu di pondok yang asri ini dan juga atas keramahtamahan keluarga Aki, kami mohon pamit, karena kami punya urusan tersendiri. Maaf jika sifat kami terutama saya yang terkesan angkuh dan kurang baik kepada aki sekeluarga. Sahabatku Sanjaya kami juga mohon pamit, mudah-mudahan disuatu masa kita bertemu lagi. Lingga sekarang kau telah sampai di kota raja tempat kelahiranmu dengan aman, jaga dirimu baik-baik" Abhinaya akhiri ucapannya. Semua orang kaget mendengarnya terutama Lingga, tak menyangka jika ABHINAYA akan berpisah darinya.
"Ka...kalian akan kemana?" tanya Lingga terbata-bata.
"Mungkin akan terus berkelana, kami adalah orang-orang yang bebas, tidak punya sanak keluarga, bagi kami dunia yang luas inilah tempat kami melangkah pulang" kali ini Asta yang menjawab. Sanjaya bangkit lalu memeluk Asta dan Abhinaya bergantian, ada rasa sedih yang menyeruak dihatinya karena perpisahan yang terasa mendadak dan cepat ini.
"Aku akan sangat merindukan kalian berdua" ucap Sanjaya.
Lingga bingung ingin berbuat apa.
Asta dan Abhinaya masuk ke dalam kamar mereka lalu membereskan barang-barang mereka. Setelah kembali ke pendopo keduanya berjabat tangan dengan Ki Bonggor sekeluarga. Nyi Bonggor tergugu ketika Abhinaya dan Asta mencium tangannya ketika berjabat tangan.Lingga masih terdiam seakan tak percaya perpisahan ini, tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Barulah setelah Asta dan Abhinaya keluar dari pagar pondok dan tak terlihat lagi Lingga berteriak sambil memanggil Abhinaya.
"Abhi, tunggu!" Lingga berlari menuju pagar namun begitu tiba di depan pagar di dapatinya Abhinaya dan Asta tak tampak lagi. Kini rasa sakit dihatinya begitu mendalam dia hanya bersandar ke pagar sambil memukul-mukulkan tangannya disana. Semangatnya hilang sesaat, dia baru menyadari bahwa separuh hatinya telah pergi.
*Abhinaya dan asta sendiri sebenarnya tidak benar-benar pergi meninggalkan kotaraja, paling tidak untuk beberapa hari, mereka mencari penginapan yang tidak ramai, dan sedikit terpencil dari kepadatan orang-orang. Abhinaya dan Asta masih penasaran dengan wanita berjuluk pendekar melati yang sempat mereka lihat tadi siang.
***Hari itu, dialun-alun kotaraja tampak ramai sekali. Di tengah alun-alun berdiri panggung besar. Di sebelah depan alun-alun duduk dengan agung Baginda Kalanata beserta pembesar istana dipayungi payung -payung besar dan dikipasi para dayang, di hadapan mereka berjajar meja yang penuh makanan dan minuman kebesaran istana. Hari ini adalah hari penerimaan pengawal baru, penerimaan pengawal baru telah selesai dilakukan pagi tadi, sebanyak seratus orang telah terpilih. Kini disiang itu tibalah pemilihan tokoh silat istana. Yang dipimpin langsung oleh Panglima Perang Garung Parwata dibawah pengawasan Baginda Kalanarta.
Di sisi kanan di tengah keramaian tampak Lingga dan Sanjaya melihat ke arah jalannya acara di atas panggung.
Dan di satu sisi lain di kiri lapangan di barisan kerumunan belakang Asta dan Abhinaya melihat dengan wajah di tutupi sebahagian dengan kain yang digelungkan ke leher.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA BERDARAH (SELESAI)
Fantasywarning : cerita bergenre gay love 18+ dengan sentuhan silat, homophobia silahkan mundur SINOPSIS: Abhinaya Bayu seorang pendekar tangguh harus terlibat kisah asmara yang rumit dan berdarah dengan Lingga Putra seorang pangeran dari Kerajaan Lokajaya...