Setelah menginap dua hari, Lingga meninggalkan rumah Ki Bonggor dengan perasaan yang campur aduk.
Pertama oleh rasa bahagia karena Ambarwati membalas perasaannya bahkan selama di rumah Ki Bonggor Lingga telah tiga kali mereguk kenikmatan si dara.
Kedua oleh rasa marah, kecewa dan cemburu pada Asta dan Abhinaya.
Karena rasa kecewa itu pula akhirnya ketika Lingga sampai ke istana tanpa tunggu lebih lama dia mengatakan pada ayahnya ingin melamar Ambarwati.Tentu saja hal itu mengejutkan ayahandanya Baginda Prabu Kalanata juga ibu tirinya Ratna Selasih yang menggantikan posisi permaisuri yang dulu disandang mendiang ibunya.
"Lingga sudah tepatkah pilihanmu itu?" tanya Ayahandanya sekali lagi.
"Sudah ayahanda prabu"
"Apakah tidak lebih baik kau mencari istri dari kalangan bangsawan, atau putri dari kerajaan tetangga?" tanya Baginda Prabu Kalanarta lagi.
"Ampun ayahanda, ananda telah terpikat pada gadis sederhana itu" terdengar suara Baginda Prabu Kalanata menghela nafas. Namun sebagai orang tua yang arif dia bisa memahami perasaan asmara anaknya. Saat itu pula dimatanya terlintas bayangan anaknya Rianta. Prabu Kalanarta tak ingin anaknya Lingga Putra mengikuti jejak kakaknya yang mencintai sesama pria. Maka akhirnya Prabu Kalanarta berkata.
"Baiklah, lusa akan ayahanda utus seorang menteri untuk melamar pujaanmu itu"
Kedua bola mata Lingga berbinar hidup. Langsung saja dipeluknya tubuh Ayahandanya itu.
***Malam itu Lingga tak bisa tidur, bayang-bayang Asta dan Abhinaya bersetubuh memenuhi otaknya, hingga rasa cemburu menguasai hatinya.
"Asta, kau harus mampus, dan kau Abhi, kau harus menjadi milikku" geram Lingga.
Esok pagi sekali Lingga bergegas memacu kudanya menuju hutan dimana dia melihat Asta dan Abhinaya berada sebelumnya. Dan kebetulan sekali ketika belum jauh masuk ke hutan dia berpapasan dengan Asta yang tengah memanggul satu tandan pisang. Asta tersenyum ramah melihat Lingga, namun Lingga malah merasakan senyuman itu seolah-olah mengejeknya. Lingga pasang wajah angker.
"Simpan senyummu itu Asta, karena sebentar lagi kau akan jadi bangkai!" bentak Lingga lalu melompat turun dari kudanya. Kuda itu pun melangkah menjauh seolah mengerti di tempat itu segera akan ada pertarungan.
Ucapan Lingga yang kasar itu tentu saja membuat Asta sesaat terdiam heran.
"Lingga kau kenapa?""Tidak usah berpura-pura, manusia kotor sepertimu memang pantas mati!"
"Apa salahku hingga kau berkata begitu?"
"Salahmu adalah berani-beraninya kau mengentoti Abhinaya!" Bentak Lingga.
Ucapan itu membuat Asta terhenyak , wajahnya berubah seketika. Bagaimana Lingga bisa tau? Celaka jika dia benar-benar melihatnya. Asta turunkan pisang yang dipundaknya.
"Lingga, kau salah pengertian, kami melakukan itu diluar sadar, kami terkena racun pembangkit birahi"Mendengar ucsapan itu Lingga cuma tertawa.
"Pandai sekali kau mengarang cerita, racun pembangkit birahi? Ya hatimu memang dipenuhi racun birahi hingga teman sendiri juga kau embat, dasar manusia rendahan hina"Mendapat hinaan itu merahlah wajah Asta.
"Cukup! Kalau iya aku melakukannya dengan Abhinaya, kau mau apa? Toh dia bukan pacarmu juga bukan pendampingmu. Aku jauh lebih dulu mengenalnya, asal kau tau aku juga jauh lebih dahulu mrncintainya"Lingga rasakan dadanya meledak mendengar perkataan itu.
"Kurang ajar, Abhinaya milikku, hanya aku yang boleh mencintainya, kau harus mampus" Lingga pentangkan tangan kanannya lurus ke samping, dan tau-tau pedang naga emas sudah tergenggam di tangan itu. Tanpa basa-basi Lingga menyerbu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA BERDARAH (SELESAI)
Fantasiwarning : cerita bergenre gay love 18+ dengan sentuhan silat, homophobia silahkan mundur SINOPSIS: Abhinaya Bayu seorang pendekar tangguh harus terlibat kisah asmara yang rumit dan berdarah dengan Lingga Putra seorang pangeran dari Kerajaan Lokajaya...