𝐂𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 18+
Ini akan terdengar seperti kisah pada umumnya. Dari benci menjadi cinta. Dan dari banyak kesalahan yang kelak akan menjadi sebuah penyesalan.
𖣘
Bastian Daffin Hartigan adalah laki-laki dari segala keburukan. Ia terkenal dengan se...
Dengan hati-hati, gadis bersurai panjang itu mengoleskan obat krim pada luka bakar yang berada di lehernya. Sesekali ia juga meringis menahan perih. Pasti akan sulit untuk dirinya menyembunyikan ini dari ayahnya. Karena, jika sewaktu-waktu ayahnya meminta Aleta sebagai model brand pakaiannya, luka bakarnya pasti akan terlihat. Terkena luka bakar di area leher itu sangat mustahil bila tidak di sengaja, terlebih lagi lukanya cukup besar dan parah. Akan sulit bagi Aleta mencari alasan tentang luka yang ada di lehernya ini.
Tok..tok..tok..
"Aleta! Ayo makan, Sayang!" ujar sang Ayah dari balik pintu.
Dengan cepat Aleta mengambil sebuah syal untuk menyembunyikan luka bakarnya. Setelah syal-nya terpakai rapi, barulah ia ke luar kamar, dan mendapati ayahnya yang sedang berjalan ke arah dapur. Aleta berlari kecil untuk menyamakan langkahnya, dan kini usapan kecil ia rasakan di pucuk kepalanya. Senyum Aleta merekah, ia bahagia bisa terus seperti ini dengan ayahnya. Ayahnya memiliki dua peran di hidup Aleta, yaitu menjadi ayah dan ibu di waktu yang bersamaan.
Mereka duduk berhadapan di meja dapur, sudah ada beberapa makanan yang tersaji di meja, semuanya terlihat lezat. Sungguh mengagumkan, Aleta ingin memiliki pasangan yang persis seperti ayahnya. Perhatian, pandai dalam hal apa pun, pekerja keras, dan yang terpenting mau menerima kekurangannya. Pasti tidak mudah untuk dirinya dapat bertemu laki-laki sesuai kriterianya itu. Menggelikan, dirinya saja cacat, tapi mengharapkan laki-laki yang sempurna. Apa itu tidak lucu?
Denting sendok kini mendominasi ruangan, mereka begitu menikmati makanan malam ini. Meski ayahnya ini orang yang sibuk, tapi dia selalu menyempatkan waktunya untuk Aleta. Sungguh ayah yang bertanggung jawab.
"Selesai makan, temenin Ayah ke supermarket, ya?"
Aleta mengangguk dengan menampilkan senyum manisnya.
"Kamu kenapa, Aleta? Tumben pake syal," tanya Ayah Aleta dengan dahi yang mengernyit.
"Malem ini aku ngerasa kedinginan," jawab Aleta dengan bahasa isyaratnya.
__________
"Ayo, Bas kita ke Club aja. Bosen gua," rutuknya pada Bastian yang tengah asyik bermain games di komputer milik Zian.
"Lu lupa kalo kita bakal balapan nanti? Kalo kita mabok, gimana bisa menang? Ngotak lah!" ujarnya tanpa memalingkan wajahnya dari monitor komputer. Jari-jarinya begitu lincah menekan beberapa tuts keyboard, ekspresi serius juga ia tunjukkan sejak tadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.