24 | Bastian vs Keenan

627 59 24
                                    

©silalalolo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©silalalolo

P R E S E N T

•••••••••••••••••••••••••

Selepas mengantar gadisnya pulang, Bastian langsung melucuti bagian atas pakaiannya hingga hanya tersisa seragam celananya saja. Kini ia bertelanjang dada dan menghempaskan tubuhnya ke atas kasur yang empuk.

Selagi hari masih sore, ia menyempatkan waktunya untuk tidur, ia terlalu malas untuk mandi. Dan tengah malam nanti seperti biasanya Bastian akan menjadi DJ di club malam.

Namun, saat matanya hampir terpejam. Bastian merasakan ponselnya bergetar di saku celananya. Helaan napasnya berat, ia berdecak kesal lalu merogoh ponselnya itu dan segera menerima panggilan teleponnya.

"Hmm?"

"Aksa udah sadar, Bas."

Mendengar itu, Bastian sontak terbangun dari posisi tidurnya. "Beneran, Yan?!"

"Iya. Lu sibuk gak? Bisa ke sini gak?"

"Oke-oke, gua otw. Dan ada yang mau gua omongin juga. Bocah yang lain udah di sana semua?"

"Gua di sini cuma sama Erpan. Yang lain udah gua kabarin, mau ke sini juga."

"Oke."

Bastian memutuskan sambungannya. Ponselnya ia simpan di kasur lalu ia beranjak menuju kamar mandi.

Tapi belum sampai kamar mandi, Bastian malah menghentikan langkahnya di dapur. Perutnya terasa lapar dan ia berniat untuk membuat mie instan terlebih dahulu.

Kepalanya kembali mengingat di mana ia bercerita tentang Ayahnya pada Aleta. Ia berpikir Aleta berhak tahu, dan hanya kepada Aleta, Bastian bisa menunjukkan sisi lemahnya itu.

Sebenarnya teman-teman Bastian pun sudah tahu masalah yang ia miliki, hanya saja Bastian masih punya urat malu jika harus menangis di hadapan mereka.

Ya, intinya hanya Aleta dan teman-temannya yang ia punya saat ini. Setidaknya ia tidak benar-benar sendirian ataupun merasa kesepian.

Tapi berbicara mengenai Ayahnya, kira-kira pria itu apa pernah memikirkan tentang dirinya? Apa pernah terpikirkan untuk mencari di mana keberadaan anaknya ini? Jawabannya sudah pasti tidak.

Untuk mengakui dirinya ini hidup saja pasti dia terlalu malas.

Begitu pula sebaliknya.

Bastian sudah menganggap dirinya sebagai anak yatim-piatu.

🔥

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Tubuhnya kini sudah terbalut rapi dengan pakaian yang cukup formal dan serba hitam. Seperti perintah Bundanya kemarin, jika malam ini mereka akan dinner dengan calon Ayahnya.

Disabled Girl » 𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝑪𝒂𝒄𝒂𝒕 « | 𝐉𝐉𝐊 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang