𝐂𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 18+
Ini akan terdengar seperti kisah pada umumnya. Dari benci menjadi cinta. Dan dari banyak kesalahan yang kelak akan menjadi sebuah penyesalan.
𖣘
Bastian Daffin Hartigan adalah laki-laki dari segala keburukan. Ia terkenal dengan se...
Sebelumnya aku mau kasih tau kalo disini aku banyak naro foto. Maaf klo mungkin dari kalian ada yg gak nyaman.. tapi aku pribadi klo nulis adafoto jadi lebih jalan aja imajinasinya...
Mata kuliah hari ini akhirnya telah ia lalui. Senyum Aleta merekah tatkala ia melihat kekasihnya kini tengah bersandar di motor sembari bermain dengan ponselnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tuh, cowok kamu jemput."
Aleta mengangguk dengan senyum manis yang terpatri. Ya, ini sudah enam bulan semenjak Aleta bertemu Bastian di cafe. Bastian kembali menjadi miliknya, dan yang terpenting hubungan mereka terjalin dengan baik tanpa ada larangan dari siapapun. Meski terkadang ada saja seseorang yang terus menempel pada Bastian dan membuatnya geram. Orang itu adalah teman kerja Bastian yang bernama Keyra. Mereka memang hanya teman, tapi tetap saja Aleta tidak menyukainya.
Begitu Aleta sudah di hadapan Bastian, ia memeluk lengan laki-laki itu dan membuat sang empunya terkejut. Sementara Aleta, ia tertawa kecil melihat respon Bastian.
"Akhirnya pulang juga, dari tadi ditungguin," ujar Bastian dengan tangan yang mencubit gemas pipi Aleta.
Aleta melepaskan tautannya di lengan Bastian. "Kamu udah makan?"
"Belum. Yuk, Ibu suruh aku ajak kamu ke rumah, dia masak banyak." Bastian melepas jaketnya lalu memakaikannya pada Aleta. "Kok bisa-bisanya kuliah malem gak pake jaket."
Aleta tersenyum dengan mata yang menyipit. "Tapi baju ini bahannya tebel kok."
"Tetep aja."
Keduanya kini telah berada di atas motor. Saat Aleta sudah bersiap dengan tangan yang memeluk tubuh Bastian, laki-laki itu segera melajukan kendaraannya menjauh dari pelataran kampus menuju rumah.
Di tengah perjalanan Bastian merasa ponselnya berdering. Awalnya ia acuh, namun seseorang tak berhenti meneleponnya. Akhirnya ia memutuskan untuk menepi ke sisi jalan.
"Aku angkat telepon dulu, yang." Bastian merogoh ponselnya di saku celana dan melihat nama Keenan di layarnya. "Ck! Ganggu banget?!"
Ya, semenjak ia kembali berhubungan dengan Aleta, Aleta memberi nomor telepon barunya pada Keenan dan pada ayahnya juga tentunya.
Mau tak mau Bastian mengangkat telepon itu. "Hallo.. kenapa, Keen? Aleta aman sama gua."
"Bokap lu udah gak ada. Ayah kita, ayah kandung kita hari ini meninggal."
Bastian sangat terkejut saat mengetahui kabar itu. Tiba-tiba pandangannya terasa kosong. Bukannya ia harusnya senang, karena rencana membuat ayahnya mati sudah berhasil? Tapi, kenapa dadanya terasa sakit?