𝐂𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 18+
Ini akan terdengar seperti kisah pada umumnya. Dari benci menjadi cinta. Dan dari banyak kesalahan yang kelak akan menjadi sebuah penyesalan.
𖣘
Bastian Daffin Hartigan adalah laki-laki dari segala keburukan. Ia terkenal dengan se...
Hari mulai cerah, sinar matahari menyusup masuk lewat celah gorden yang sedikit tersingkap. Gadis itu tentunya terbangun, karena merasa terganggu dengan sinarnya. Dan saat ia membuka mata, Aleta baru ingat jika ia sedang tidak berada di rumahnya.
Ia mengubah posisinya menjadi tengkurap dengan punggung tangan yang menopang dagunya. Wajah damai Bastian saat tertidur, membuat Aleta tidak ingin memalingkan pandangannya. Laki-laki itu benar-benar terlihat seperti anak manis berusia tujuh tahun, sangat menggemaskan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tangan Aleta terangkat mengusap daun telinga Bastian dengan lembut, berharap Bastian merasa lebih nyaman.
Sambil terus mengusapnya, pikiran Aleta masih bertanya-tanya ke luar kota mana yang akan Bastian tinggali. Ia tak mau jika Bastian harus pergi jauh dari sisinya. Jika Bastian ingin pergi, tentu saja Aleta akan ikut. Sudah cukup beberapa bulan lalu mereka seperti tak saling mengenal, ah ralat Bastian memang tak mengingatnya. Lalu ditambah dengan Bastian yang dirawat di RSJ selama dua bulan, karena ulah bejat ayahnya.
Sekarang mereka sudah kembali seperti semula, pastinya Aleta akan tetap berada di sisi kekasihnya ini. Tidak peduli bagaimana tanggapan ayahnya tentang Bastian. Lelakinya sudah cukup menderita, Aleta ingin membuatnya terus tersenyum.
Ia masuk pada dekapan Bastian, lalu membenahi tubuhnya agar lebih nyaman. Saat itu Bastian sempat terusik dan membuka matanya. Laki-laki itu tersenyum tipis sembari mengeratkan pelukannya, lalu kembali memejamkan matanya.
Namun, beberapa detik kemudian Bastian bangun dan terlonjak kaget.
"Aleta, kamu gak sekolah?!" tanyanya mendorong kedua bahu gadisnya.