48 | Hadiah terindah.

385 26 1
                                    

©Lalalolo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Lalalolo

P R E S E N T

•••••••••••••••••••••••••••

Ini sudah memasuki bulan ke-4 di awal tahun. Meski ia dipinta untuk fokus pada sekolahnya, pada nyatanya ia dan Keenan selalu ke tempat apartemen milik Bastian. Sekadar untuk memeriksa, berharap laki-laki itu sudah pulang. Namun nahas, hasilnya tetap sama. Tidak ada
Bastian.

Mencoba untuk tenang, tapi justru pikirannya semakin dibuat gelisah. Takut sesuatu yang burut terjadi pada laki-laki itu.

"Bastian beneran baik-baik aja, kan?"

"Kita berdoa aja." Keenan ikut gelisah. Pasalnya tepat sebelum Bastian menghilang, mereka berdua saling berinteraksi. Ditambah dengan rencana Bastian yang ingin meracuni ayahnya, ia jadi khawatir jika Bastian gagal dan malah berakhir tragis dengan si Sean brengsek itu.

Keenan menggeleng, menepis segala persepsi buruk terhadap Bastian.

Keduanya masih berada di depan pintu apartemen Bastian. Aleta membuang napasnya kasar, lalu menarik ujung seragam Keenan agar laki-laki itu menoleh ke arahnya.

"Bastian gak akan pulang. Kita berhenti."

"Maksud lu berhenti..."

Aleta mengangguk lemah. "Bastian mungkin udah nemuin perempuan yang lebih baik dari aku, perempuan yang sempurna tanpa kecacatan."

"Gua gak yakin."

"Tapi aku yakin. Bastian pernah bilang sama aku atau lebih tepatnya dia keceplosan, kalo dia mau pindah ke luar kota. Jadi dari pada kita buang-buang waktu, aku mau kita berhenti."

Ya, Aleta akan belajar menyimpan perasaan ini baik-baik, menaruh nama Bastian dengan apik di hati terdalamnya. Tak apa, cinta tidak harus memiliki. Semoga Bastian memiliki seseorang yang selalu bisa membuatnya tersenyum dan merasa bersyukur. Aleta terima dengan lapang dada. Proses menuju kedewasaan memang cukup sulit.

"Lu nyerah, Aleta? Lu beneran terima Bastian sama yang lain? Setelah akhirnya ayah mau restuin hubungan kalian, lu malah mundur? Gak usah berlagak kuat."

Aleta meneguk air liurnya, tak tahu harus bersikap seperti apa. Yang dikatakan Keenan benar, namun Aleta sudah lelah mencari dan menunggu.

"Ayah bantu cari Bastian, kan?"

Aleta mengangguk menjawab pertanyaan Keenan.

"Kita serahin sama ayah. Jangan tiba-tiba mutusin hal yang buat lu nyesel. Sekarang mending kita jalan-jalan, sekalian cari makan." Keenan menarik pergelangan tangan Aleta beranjak pergi dari apartemen Bastian.

♡°♡

°
°

°
°

Disabled Girl » 𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝑪𝒂𝒄𝒂𝒕 « | 𝐉𝐉𝐊 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang