05 | Sincere smile.

1.5K 115 32
                                        

©silalalolo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©silalalolo

P R E S E N T

••••••••••••••••••

Jam pelajaran sudah dimulai. Bastian juga sedang di kelasnya saat ini. Seperti biasanya, ia tidak menghiraukan ucapan guru yang mengajar di depan para murid. Sedari tadi dirinya hanya asyik menggambar yang sempat terbesit pada imajinasinya.

Bastian yang melihat hasil karyanya sendiri, kini tersenyum senang, karena bisa menyelesaikannya dalam waktu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bastian yang melihat hasil karyanya sendiri, kini tersenyum senang, karena bisa menyelesaikannya dalam waktu cepat. Sejak kecil, ia memang tertarik dengan dunia seni -menggambar. Ada berbagai macam objek yang sudah ia gambar. Tapi, Bastian sama sekali tidak pernah mengikuti kompetisi apa pun. Dirinya terlalu takut.

"BASTIAN!!!"

Bastian yang disebut namanya langsung menggosok-gosok telinganya. "Kenapa sih, Pak? Padahal dari tadi saya lagi diem."

"Dari tadi Bapak manggil kamu. Ke mana temen sebangkumu?"

Bastian melirik kursi sebelahnya, hanya ada tas yang terlihat di sana. Gadis itu ia sekap di dalam gudang, ia benar-benar kesal pada gadis bernama Aleta. "Gak tau."

Pak Yudha selaku Guru yang sedang mengajar barusan hanya mengeluarkan napasnya panjang, karena jawaban jutek dari muridnya ini. "Yaudah, sekarang kalian kerjakan halaman 73. Bel bunyi langsung kumpulkan di meja Bapak!" titahnya sembari pergi ke luar kelas.

Bastian kembali menggambar objek lain, dan tidak mempedulikan perintah Pak Yudha. Kini objek yang ia gambar adalah pemandangan. Dirinya teringat dengan salah satu jepretan Aleta di kameranya itu. Ia akui, semua jepretan Aleta bagus-bagus.

Sekitar beberapa menit, hasil gambarnya sudah selesai. Ia langsung beranjak dari kursi dan berjalan ke luar kelas. Tidak ada yang berani menegurnya, gurunya juga sedang tidak di dalam kelas, kan?

Tujuannya sekarang adalah menghampiri gadis itu di gudang. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara teriakkan dari wali kelasnya yang sedang mengajar di kelas lain. Bastian juga membalikkan tubuhnya untuk merespons teriakkan Pak Adam.

Disabled Girl » 𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝑪𝒂𝒄𝒂𝒕 « | 𝐉𝐉𝐊 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang