23 | Bastian's pain

618 63 30
                                    


©silalalolo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©silalalolo

P R E S E N T


Part kemarin ada kesalahan 😭 nama ayahnya Aleta bukan Gerald, tapi Gilang ya😭 aku lupa😭

••••••••••••••••••••••••

Di detik-detik terakhir jam pulang, Bastian malah diperintahkan untuk maju ke depan dan mengisi soal-soal fisika yang ada di papan tulis. Bastian tahu betul, pasti gurunya ini sengaja mengetes kemampuan, sudah sampai mana Bastian menguasai pelajarannya. Karena, satu sekolah sudah tahu jika dirinya yang akan mewakili sekolah dalam perlombaan itu.

Sebelum maju, sekilas ia melihat bukunya untuk mengetahui rumus-rumus yang harus digunakan. Setelah itu dengan santainya Bastian berjalan ke depan, tentunya dengan beberapa sorakan dari temannya.

"Anjay!!! Udah jago sekarang dia."
"Ayo, Bas! Tunjukkan pesonamu!"
"Yuk bisa yuk!!"

Bastian hanya berdecak dan mengabaikan mereka. Ia mengambil spidol di meja guru dan mulai mengisi soal satu-persatu. Meski agak lama dalam mengerjakannya, tapi Bastian merasa mampu menjawab soal ini.

Bahkan tanpa sadar bibirnya tersenyum. Ayolah, kenapa rasanya menyenangkan bisa mengetahui misteri yang ada dalam soal-soal itu. Jadi ini yang dirasakan oleh orang-orang pandai, perasaan bangga dan bungah.

"Udah, Pak. Gimana, bener gak?"

Pak Adam—Guru Fisika sekaligus wali kelas, menunjukkan dua jempol pada Bastian. "Nice!"

"Widih!!!"
"Gg anjayy!"
"Udah dah jadi saingan si Sinta ini mah fix!"
"Akhirnya otak Bastian tumbuh!!"
"Bisa ini mah jadi profesor."

"Kalo ada PR nyontek ke Bastian aja, guys!!" seru Zian.

"Sesat lu, setan!!" teriak Bastian pada Zian.

"Udah-udah. Bastian, sekarang kamu duduk."

Bastian menurut, dan ia segera berjalan ke belakang tempat di mana kursinya berada.

Begitu Bastian duduk, Aleta langsung bertepuk tangan kecil kepadanya.

"Kamu hebat."

Bastian masih kurang mengerti bahasa isyarat, namun ia yakin itu kalimat pujian. Tangan Bastian bergerak ke pipi bagian kanan, menopang kepala, lalu berlanjut memandang wajah Aleta dengan senyum yang membuat gadis itu salah tingkah pastinya.

"Mau mampir ke apartemen aku bentar? Aku mau nunjukin sesuatu."

Aleta mengangguk, dan tangannya seraya merapikan rambut Bastian yang berantakan. Laki-laki ini terlalu sering mengacak-acak rambutnya sendiri saat belajar terlalu keras dan sulit mendapatkan jawaban.

Disabled Girl » 𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝑪𝒂𝒄𝒂𝒕 « | 𝐉𝐉𝐊 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang