©silalalolo
P R E S E N T
••••••••••••••••••••••
Bastian langsung membuka matanya setelah mendengar suara alarm. Langsung ia mematikan alarm tersebut dan menyembunyikan dirinya di balik selimut.
"Ah, sial!!! Gua gak mau ikut lomba!!" Pasalnya semalaman ia sulit tidur, karena mengingat saat ini untuk pertama kalinya ia bersaing menggunakan otak.
Tiba-tiba saja ia menjadi gugup, bahkan sangat ingin kabur sejauh mungkin untuk menghindari perlombaan. Namun meski demikian, dirinya tetap turun dari kasur dan bersiap untuk mandi. Bastian tentunya masih memiliki rasa tanggung jawab untuk mengharumkan nama sekolahnya.
Ia sendiri tidak begitu yakin. Tapi ia harap, ia tidak mengecewakan orang banyak. Toh yang terpenting Bastian sudah berusaha semaksimal mungkin selama dua minggu terakhir ini.
Dan hanya butuh waktu tiga puluh menit untuk ia bersiap-siap. Pastinya Bastian akan menjemput gadisnya lebih dulu. Karena hanya dukungan dari Aleta, ia bisa menjadi begitu percaya diri.
Tidak ingin membuang waktu, segera ia menjemput Aleta di rumahnya dengan kendaraan kesayangannya itu.
_____________
Aleta sendiri saat ini tengah bimbang dan sangat sulit untuk ia menentukan pilihannya. Karena sekarang ini demam Keenan masih belum turun juga. Tadi malam pun ia sempat merawatnya, dan beranggapan jika di pagi harinya akan sembuh. Namun ternyata tidak, suhu tubuhnya malah semakin naik hingga 39°.
Di satu sisi ia sangat ingin menonton perlombaan Bastian saat ini, tapi di sisi lain ia juga tidak bisa meninggalkan Keenan dalam keadaan sakit.
Aleta menyentuh dahi Keenan lalu berlanjut dengan mengusap kepalanya lembut. Saat ini Keenan masih tertidur, namun terlihat sekali jika tubuh laki-laki itu tengah menggigil. Bibirnya juga lebih pucat daripada kemarin. Sepertinya Aleta sudah menentukan pilihannya, ia lebih memilih untuk menjaga Keenan sekarang.
Ia ingin menelepon Dokter, tetapi ia takkan mungkin bisa mengingat dirinya ini adalah penyandang tuna wicara.
Ting tong... Ting tong...
Mendengar bel rumahnya berbunyi, ia segera beranjak berdiri dan berjalan menuju pintu utama. Ia yakin orang yang berada di luar adalah Bastian. Aleta jadi merasa bersalah karena tidak bisa menemani Bastian di perlombaan. Ia harap Bastian bisa memaklumi keadaannya saat ini.
Setelah sampai di pintu utama, langsung ia membuka pintunya lebar. Seperti yang ia duga, Bastian berada di hadapannya sekarang dengan senyum simpul yang terpancar pada wajah tampannya dan satu tangan yang melambai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disabled Girl » 𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝑪𝒂𝒄𝒂𝒕 « | 𝐉𝐉𝐊 [End]✓
ספרות חובבים𝐂𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 18+ Ini akan terdengar seperti kisah pada umumnya. Dari benci menjadi cinta. Dan dari banyak kesalahan yang kelak akan menjadi sebuah penyesalan. 𖣘 Bastian Daffin Hartigan adalah laki-laki dari segala keburukan. Ia terkenal dengan se...