Selesai pemotretan Ric mengajak Marine, Rexy dan Maria untuk makan bersama di sebuah restoran. "Kamu masih lama di NG?" tanya Ric pada Rexy.
"Kemungkinan pak. Papa sih sudah ingin saya jadi dirut di perusahaannya. Tapi saya gak minat." ucap jujur Rexy.
"Saya jadi takut anak saya jadi sama pemikirannya kaya kamu. Suka traveling lupa rumah. Papamu tuh kalau ketemu saya selalu ngeluh anak lelakinya gak mau belajar bisnis."
Rexy tertawa akan ucapan Ric. "Saya pikir kalau saya memaksakan diri di bisnis untuk saat ini gak baik. Mungkin ke depannya saya akan pikirkan lagi."
Ric tertawa juga lalu menganggukan kepalanya. "Ini calon?" goda Ric membuat Rexy tersenyum malu.
"Masih muda. Belum ke jenjang yang itu. Dia masih sekolah juga." jelas Rexy, Maria yang duduk di sampingnya tersenyum malu - malu.
"Enak ya punya pacar photographer." goda Marine.
Maria hanya tersenyum menanggapi ucapan kliennya. "Maaf Maria, kamu anaknya pak Titi bukan?" tanya Ric.
"Lho bapak tau nama lucu papa saya?" ucap Maria dengan wajah terkejut.
"Papamu itu teman lama saya. Jadi kenal lah." ucap Ric.
"Iya pak saya anaknya pak Christian." balas Maria.
"Titip salam sama papamu ya."
"Baik pak." balas Maria.
Mereka larut dalam obrolan - obrolan kecil selama berada di restoran. Hingga pukul 8 malam mereka memutuskan untuk pulang. Marine juga sudah ditelepon kakaknya. Di dalam mobil Ric mengusap perut Marine. "Marine, kita menikah sesudah Langit lahir. Ini memang salah tetapi aku gak mau kamu kecapekan selama prosesi pernikahan."
"Emang mama papa aku setuju?"
"Nanti aku paksa aja."
"Kamu mau nginep di rumah aku gak?" tanya Marine dengan nada main - main
Ric tertawa. "Kalaupun mau mama papamu bisa ngamuk."
"Kamu serius cinta sama aku?"
"Aku gak akan kejar kamu selama ini kalau aku gak sayang dan cinta sama kamu."
Marine tersenyum dan mengelus pipi Ric. "Anak ini mengajakku untuk mengenal ayahnya lebih jauh."
Ric ikut tersenyum. "Langit ada menyatukan kita. Karena kita sudah ditakdirkan bersama dari lama."
Marine hanya terdiam namun ia menatap lekat wajah Ric. "Semangat mencari restu orang tuaku." ucap Marine kemudian mencium pipi Ric lalu bergegas keluar dari mobil. Ya mereka sudah tiba di depan rumah Marine.
Ric tersenyum sembari memegang pipinya. "Mami manis sekali."
....................
Marine mulai merasa kesusahan setiap melakukan gerakan berbaring ketika tidur saat ini. Perutnya kian membesar pertanda bayi yang ia kandung makin membesar. Marine bangkit dari posisi tidurnya dan segera mengambil ponselnya yang berdering. "Halo?" ucapnya setelah mengangkat panggilan yang masuk ke ponselnya.
"Mam, i miss you. Kapan pap bisa meluk mami lagi?"
"Ish! Baru juga tadi pagi ketemu pap!" kesal Marine namun terselip rasanya nyaman dan senang di telepon Ric.
"Ah mami panggilnya pap dong sekarang. Makasih mami, papi sayaang mami."
"Hm."
"Mam, anterin papi makan bentar yuk di warung mie ayam nasi goreng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marine of Sea
RomanceMarine ternyata telah dijodohkan sejak lama dengan Ric. Pria yang nyatanya ditolak mentah - mentah oleh keluarga Marine.