BAB 19

386 50 29
                                    

Ponsel Marine berdering ternyata dari Ric. "Halo?"

"Baru bangun sayang?"

"Iya pi. Capek kemarin ikut pembantu bersih - bersih. Belajar jadi calon yang baik."

Ric tertawa. "Papi seneng mam karena mami sekarang makin cinta sama papi. Apalagi sudah prepare menjadi calon istri yang baik."

Marine tersenyum. "Kamu di mana sayang?"

"Di salah satu desa daerah Jawa Barat mam. Lagi ada peninjauan lahan buat restoran."

"Bisnisnya makin banyak ya Ric."

"Buat anak - anak kita."

"Ric.."

"Iya sayang?"

"Anak kita aktif banget di dalam kandungan suka nendang belakangan ini." ucap Marine sembari mengusap perut buncitnya.

"Itu bagus mi. Berarti anak kita sehat. Titip salam sama Langit ya mi. Bilang papinya sayang banget sama Langit. Gak sabar gendong Langit kalau udah lahir."

"Anak mami udah denger kan perkataan papi?" ucap Marine sembari mengusap perutnya. "Sudah katanya Ric. Dia nendang pelan tadi."

"Baguslah. Aku seneng sayang. Oh ya sayang, nanti malam aku pulang. Besok siang aku udah janjian sama Danan kita makan bertiga di salah satu resto. Aku mau jelasin sesuatu sama kalian."

"Oke sip Ericko sayang."

"Mami gemesin ya. Tunggu ya mam papi ubah ke video call dulu."

"Iya sayang."

Ketika panggilan berubah menjadi video call Ric makin terpesona dengan wajah bantal Marine. "Kamu udah pakai kemeja. Lihat aku pakai daster. Tunggu!"

Marine kemudian menuju kaca besar di kamarnya kemudian memamerkan perut besarnya pada Ric. "Besar."

"Anaknya Ericko."

"Hmm.."

"Buka dong dasternya papi mau liat perut kamu."

Marine menggelengkan kepalanya kemudian mengganti posisi kamera menjadi selfie kembali. "No daddy!"

"Mami mau seblak?"

"Mau sih. Cuman nanti melempem yang. Jelek jadinya rasanya."

"Mami cantik banget."

"Papi gombal ah!" ucap Marine malu - malu.

"Mami habis ini ngapain?"

"Gerak - gerak sekitar rumah aja pih. Kan aku hamil dalam status belum menikah. Gak mau jadi gosipan ibu - ibu mulut jahanam."

"Nanti Ericko marahin mereka."

Marine tertawa kecil. "Siang nanti papa mama mau ajak ke resto sih daerah puncak."

Ric menganggukkan kepalanya. "Hati - hati ya mam. Mau papi bookingin villa kita di sana?"

"Villa kita?"

"Iya villa aku sekarang punya kamu juga sayang."

"Gak usah sayang. Papa aku ada villa di sana kok."

"Sayang mami."

"Sayang papi juga."

"Ya udah ya mi. Papi harus kerja dulu. Sampai ketemu besok mami Langit sayang."

Marine menganggukan kepalanya. "Oke papahnya Langit."

.....................

"Hai mas apa kabar?" ucap Anisa dengan suara merdu dan pelan setelah tiba di samping Ric.

Marine of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang