BAB 6

692 45 15
                                    

Marine mendengus kesal saat merasa bosan dengan permainan billiar. Wanita itu memilih untuk meninggalkan tempat duduknya dan bergegas menuju toilet. Tak sulit baginya untuk menemukan toilet. Sibuk menuntaskan hasrat buang air besarnya, Marine malah mendengar para wanita bergosip di toilet.

"Tau gak, gue males banget. Gue padahal udah nunggu Ric ngajakin tidur. Gila sih ya. Sekian banyak cowok yang gue ajak berhubungan. Cuman sama Ric yang paling enak. Gila semprotannya kenceng lagi. Gue puas dia puas banget." ucap wanita A.

"Lah gue belum pernah diajak, Sin. Gue juga mau." ucap wanita B.

"Emang enak semprotannya. Sama gue dua kali dia bablas. Untung sih KB. Dia gak mau kalau gue hamil." - wanita C.

"Ihhh gue iri sama lo berdua." ucap wanita B.

"Kasihan deh lo!" ucap wanita A dan C berbarengan.

"Tapi jalang yang dibawa Ric siapa ya?" ucap wanita A.

"Gak tahu. Desas desus bener ternyata. Btw tu cewe lugu dikekep Ric di masionnya. Gila gak?" ucap wanita B

"Gila sih. Soalnya setahu gue Ric paling jauh bawa jalang ke aparteme. Gak tau cewek di luaran sana." ucap wanita C.

"Si Ratna yang udah ketahuan hamil aja diminta gugurin. Tu cewek si mau - mau aja." ucap wanita A.

"Wih wih gue gak tau. Baru berapa bulan?" ucap wanita C.

"1 bulanan kayanya." ucap wanita B.

Marine menangis mendengar para wanita itu menggosipkan Ric. Ia sebenarnya bukan menangisi Ric. Wanita itu menangisi nasibnya yang malang. Setelah selesai buang air. Marine segera keluar dari toilet. Kebetulan para jalang rumpi pun sudah hilang. Pintu utama toilet dibuka tergesa dan sempat membuat Marine terkejut.

"Astaga Marine! Ric bener - bener khawatir kamu gak balik - balik. Dikiranya kamu kabur." ucap Nanda. Bukan membalas ucapan Nanda, Marine malah menangis dipelukan mantan kakak tingkatnya itu.

"Aku mau pulang." rengek Marine.

"Lho kenapa Mari sayang?"

"Aku gak suka tempat ini kak. Aku benci Ric!"

"Kamu habis denger apa?"

"Kakak tahu bukan..." ucap Marine kemudian menggantung ucapannya dan menangis. Nanda tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Ric itu pria bebas sebelum digenggaman kamu." balas Nanda dengan tenang.

"Aku benci kak. Aku benci Ric!"

Nanda mengusap punggung Marine. "Galang dulu juga buruk. Tapi kalau sudah cinta pasti semuanya akan terlupakan."

..................

Nanda mengajak Marine kembali menemukan Ric. Sang pria nampak frustasi dengan duduk di sebuah sofa. Sebelumnya Nanda menelepon Ric dan menjelaskan bahwa ia sudah menemukan Marine. "Ric.." panggil Nanda

Panggilan Nanda membuat yang dipanggil namanya menoleh. Ric segera bangun dari duduk lalu lekas menghampiri dan memeluk Marine.

"Kamu ke mana sih mam? Pap capek nyariin ke mana - mana. Untung Nanda datang dan berhasil nemuin kamu." ucap Ric lalu mencium lama kening calon istrinya itu. Marine memilih bungkam dengan tangan mengepal.

Nanda menghampiri suaminya yang tadi duduk di sebelah Ric. "Di toilet, Lang." ujarnya.

"Dari tadi Ric cemas banget." ucap Galang.

"Marine nangis denger ocehan para jalang yang pernah ditidurin Ric." adu Nanda pada suaminya.

"Ya itukan masa lalu. Sama kayak aku." jawab Galang dengan santai.

Marine of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang