Marine muntah di toilet bandara ketika menjemput sang kakak di bandara Soekarno Hatta. Wanita hamil itu berhenti muntah saat merasakan pijatan lembut di leher belakangnya. "Anak pertama memang kuat reaksinya." ucap Nanda dengan tenang.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Marine setelah berkumur dan mengelap bibirnya.
"Aku baru balik ke Jakarta. Galang habis kunjungan kerja di Bandung dan aku ikut. Pas baru keluar pintu kedatangan aku kebelet jadi ke toilet. Eh pas selesai buang air, aku lihat kamu muntah di sini." jelas Nanda.
"Jangan bilang anak buah Ric udah di luar?!" ucap Marine yang terlihat was - was.
Nanda menganggukkan kepalanya. "Tapi kamu masih punya waktu kabur dari sekarang. Pukul 8 atau lebih tepatnya 5 menit lagi kalau kamu gak kabur. Mereka akan nangkep kamu. Ric yang jemput aku sama Galang. Pastinya dia bawa banyak bawahan ke sini."
"Kamu gak ikut - ikutan kan?" tanya Marine dengan serius.
Respon Nanda adalah gelengan kepala. "Aku gak ikutan. Sumpah! Aku juga kaget pas keluar dari pintu kedatangan, Ric sama anak buahnya udah nunggu kedatangan aku sama mas Galang."
Kemudian Nanda memeluk tubuh Marine. "Jaga kesehatan ya Marine. Aku dukung apa pun yang kamu mau. Love you. Aku gak mau kamu stres. Aku juga minta maaf kalau aku ada salah selama di pulau waktu itu sama kamu."
Marine membalas pelukan Nanda. "Terima kasih ya. Kamu baik selama di pulau. Love you too."
Nanda kemudian melepaskan pelukan dan mengisyaratkan Marine untuk keluar lebih dahulu. Marine sempat tersenyum pada Nanda. "Aku percaya kamu, kak."
Lalu Marine segera keluar dari toilet. Baru saja ia melangkah kakinya beberapa langkah menjauhi toilet. Ric dengan cepat sudah mencekal tangan kanan Marine. "Aku kangen kamu. Gimana perkembangan anak kita?" tanya Ric dengan nada sopan.
"Pergi!" ucap Marine dengan tegas dan tanpa membalikkan badannya. Ia juga berusaha melepaskan cekalan tangan Ric.
"Tapi tadi kamu muntah sayang. Aku kha..."
"Jangan panggil aku sayang!" sela Marine dengan tegas.
"Kita menikah ya?" tanya Ric dengan hati - hati.
"Aku gak mau menikah sama kamu! Lepasin atau aku teriak kamu penjahat!" ancam Marine.
"Oke, aku akan lepasin. Tapi izinin aku cium baby kita." nego Ric yang belum melepaskan cekalannya pada tangan kanan Marine.
"Please Ric! Kamu jangan ngaco!" ucap Marine yang terlihat kesal sembari membalikkan badannya dan menatap Ric dengan tatapan penuh kebencian.
"Kita sudah dijodohkan dari lama Marine." ucap Ric dengan lembut sembari mengusap pipi wanitanya itu.
"Aku gak mau sama kamu." ucap lemah Marine seraya menundukkan kepalanya.
"Anak ki...."
"Biar aku yang rawat. Lepasin." ucap Marine dengan suara pelan.
Ric menghela napasnya dan akhirnya melepas cekalan tangannya pada tangan kanan Marine. "Kalau kamu butuh apa pun. Jangan ragu buat telepon aku. Aku pasti akan ada buat kamu dan anak kita." ucap Ric.
Namun Marine memilih untuk tidak menjawab dan lekas meninggalkan Ric begitu saja. Sedangkan Ric hanya bisa menghela napasnya untuk mengurangi emosinya.
...............
Danan memeluk erat adiknya ketika ia baru saja keluar dari pintu kedatangan internasional. "Lama gak ketemu kamu bandel." ucapnya.
Marine hanya bisa tersenyum menahan malu. "Mana oleh - olehnya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Marine of Sea
RomansaMarine ternyata telah dijodohkan sejak lama dengan Ric. Pria yang nyatanya ditolak mentah - mentah oleh keluarga Marine.