Ric mengusap pipi kekasihnya. "Nanti aku mau sama kamu lahirannya. Pokoknya kamu harus pegangin tangan aku. Kamu yang buat dan kamu harus rela mami cakar dan jambak waktu lahiran."
Mendengar celotehan Marine, Ric tersenyum menahan tawa. "Aku siap kamu serang selama proses kelahiran anak pertama kita. Aku tahu, rasa sakit melahirkan akan terasa jauh lebih menyakitkan dibanding kali pertama aku menodai kesucianmu."
Marine yang duduk di pangkuan kekasihnya mengangguk. Kemudian ia mengambil tangan kekasihnya untuk diletakkan di atas perutnya yang besar. "Ini adalah anak Ericko. Si penanam saham harus bertanggung jawab atas kelahiran anaknya nanti. Bukan hanya mau dienak - enaknya saja."
Ric mengecup pipi Marine. "My love my Marine."
Marine tersenyum dan mengusap rambut Ric yang agak ikal. "Papinya Langit."
Ric mencium dada kekasihnya. "Makasih ya mam. Akhirnya mau sama papi. Maaf kalau kamu harus hamil dulu. Semua ini gak akan terjadi kalau keluarga kamu dan kamunya sendiri gak menolak."
"Kamu emang nakal dan jahat!" ucap Marine dengan nada pura - pura marah.
"Sekarang belanja?"
Marine menganggukkan kepalanya. "Boleh. Entah kenapa kepingin sosis yang di food court."
"Iya boleh beli. Kita sekarang belanja." Marine menghadiahi Ric dengan sebuah ciuman manis di pipi dan bibir. "I love you Ericko sayang."
"Iya maminya Langit sayang." balas Ericko dengan manisnya.
Mereka pun akhirnya keluar dari ruang karoke VIP yang mereka tempati tadi. Di jalan menuju keluar tempat karoke Ric disambut hangat oleh General Manager. "Selamat sore pak Ericko. Senang sekali anda dan istri anda bisa berkunjung." ucap Sandi dengan ramah.
Ric tersenyum. "Kebetulan kami lagi main ke mall. Istri saya ingin nyanyi jadi ya ke sini."
"Bagaimana pak, ada kekurangan?"
Ric menggelengkan kepalanya. "Semuanya bagus Sandi. Saya suka. Saya percaya kamu mengelola tempat ini dengan baik."
"Siap pak. Oh ya bapak akan pulang?"
Ric menggelengkan kepala. "Saya mau belanja dulu. Keperluan menjelang gendong bayi."
Sandi tertawa kecil dan mengangguk. "Sehat selalu ibu.."
"Marine. Saya istrinya pak Ericko." balas Marine yang menyela ucapan Sandi.
"Oh baik ibu Marine. Sehat selalu dan semoga persalinan anda lancar. Kami keluarga besar Karoke Triatma tidak sabar menanti putra pertama bapak Ericko."
"Terima kasih." ucap Marine dengan memamerkan senyumnya yang manis.
"Ya sudah, jaga baik - baik ya San. Saya pergi dulu." pukas Ericko.
"Silahkan pak, bu. Semoga hari anda menyenangkan." balas Sandi ramah.
Selepas kepergian Ric dan Marine semua pegawai langsung bergosip termasuk Sandi dan si mami LC, Nana. "Gila cantik bener istrinya si Ric. Bener udah nikah tuh, Na?" tanya Sandi pada Nana.
"Gue gak ada denger kabar apa - apa. Terakhir gue taunya dia jalan sama si Anisa. Emang sempet berhembus kabar kalau si Ric mau nikah. Gue kira sama Anisa. Eh ternyata sama cewek yang lebih bening dan anggun dari Anisa." jelas Nana.
"Iya cantik banget mam. Anggun dan berkelas tuh bu Marine. Kayaknya bukan wanita sembarangan deh." balas si Riri, wanita resepsionis.
"Bener lu Ri. Keknya sih bunting duluan. Gue gak mau over kepo nanti gue dikeokin sama dia." jelas Nana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marine of Sea
RomantizmMarine ternyata telah dijodohkan sejak lama dengan Ric. Pria yang nyatanya ditolak mentah - mentah oleh keluarga Marine.