BAB 5

746 58 23
                                    

Marine masih mencari - cari celah agar bisa keluar dari pulau pribadi Ric. Siang ini ia menikmati makan siang dengan tanpa minat dan terasa membosankan. "Perkiraan besok gudang belakang mau bongkar muatan. Jadi yang udah bekas - bekas dibawa ke kota buat dijual."

"Kota mana? Kamu yang jelas ngomongnya."

"Surabaya, eh Denpasar maksudnya. Di sana ada pengepul barang bekas gitu."

Para maid sibuk berbincang di belakang Marine yang masih mencoba menghabiskan makanannya. "Tuhan restuilah misiku." doa Marine dalam hati.

Ric masih belum pulang hingga saat ini. Marine merasa sangat senang terhadap hal itu. Ia bisa mempunyai banyak kesempatan untuk kabur. Selesai makan Marine memilih untuk merebahkan diri di kamar. Ia tak peduli lagi menjadi gemuk hanya karena rebahan sehabis makan. Ia lebih jijik melihat keadaan tubuhnya yang telah dijamah berkali - kali oleh Ric.

Ketika tengah berbaring sambil menatap langit - langit kamar, Marine akhirnya sadar kenapa orang tuanya begitu ketat selama ini. "Kenapa harus dia? Kenapa harus dia yang menikmati kesucianku?" ucap Marine dengan ekspresi wajah marah seraya mengepalkan kedua tangannya.

"Kamu udah makan?

Marine seketika memejamkan mata sesaat setelah mendengar suara Ric."Udah makan sayang?" ulang Ric seraya mendekati Marine.

"Buat apa kamu ngurus? Pulangin saya!" ucap Marine dengan penekanan kuat di setiap kata yang ia ucapkan.

Ric tersenyum melihat respon sinis yajg ditunjukkan Marine. Dengan bertelanjang pria itu segera bergabung di atas kasur bersama Marine. "Kangen sekali sama kamu."

Ric segera memeluk Marine dan hal itu tentunta membuat Marine sedikit memberontak. Namun dengan cepat Ric menahan pergerakan calon istrinya itu

"Kamu itu gak puas dilayanin jalang apa di Kansas sana? Masih bisa - bisanya kamu sekarang sange!" kesal Marine saat merasakan sesuatu menusuk - nusuk pantatnya. Ric memeluknya dari belakang.

"2 minggu lho, mam. Papi juga kangen mam sekarang. Papi gak main jalang kok di Kansas." ucap Ric sembari menahan pergerakan Marine.

Setelah terlalu banyak melawan Marine akhirnya diam namun harus merasakan sakit akibat dipaksa melakukan hubungan seks dari belakang oleh Ric. Marine menangis dan Ric memilih tak peduli. Ia begitu menginginkan Marine saat ini. Salah juga bagi Marine yang memakai daster rumahan namun tanpa pakaian dalam. "Mam, siapa yang harus salah. Pap atau mam?" tanya Ric.

"Gajah!" teriak Marine walau ia juga harus menahan perih di bagian bawahnya.

"Mami bilang papi Gajah?" tanya Ric dengan suara parau. Tak lupa pria itu mencium leher Marine.

"Lo emang Gajah jelek!" ejek Marine.

Marine benar - benar tak bisa melawan akibat tubuh besar Ric yang begitu kuat menahan pergerakannya. Marine menangis saat Ric mencapai klimaksnya ketika posisi missionaris. Pria itu mengganti gaya bercinta sesuka hatinya. "Papi mau anak kita cepet ada. Posisi ini sangat pas untuk itu." ucap Ric tepat di depan wajah Marine.

Marine sama sekali tak memiliki niatan untuk membalas ucapan Ric. Ia memilih bungkam sembari menahan amarah, rasa kesal dan benci yang membungbung kepada pria itu.

.........................

Ric menghisap rokoknya sembari menoleh ke arah samping. Marine tertidur dengan jejak air mata menghiasi pipinya. Ric merasa puas setelah menaiki calon istrinya berkali - kali. Bahkan menulikan telinganya dari teriakan Marine yang lama kelamaan makin melemah. Setelah menuntaskan hasrat Ric selalu mencium kening dan bibir Marine. Lalu disusul mencium perut datar Marine sembari berbicara singkat kepada calon anaknya yang belum bisa dipastikan keberadaannya.

Marine of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang