Marine menikmati siaran TV dengan terpaksa. Ia merasa bosan namun tak tahu harus melakukan hal apa lagi. Hingga ia memilih untuk pergi menuju pavilliun yang dihuni Galang dan Nanda. Seperti biasa 2 orang bodyguard menemani langkah Marine. Wanita itu tiba ketika Nanda sedang sibuk menyusui Bayu dan Galang tengah menonton TV. "Ric kerja ya?" tanya Galang dan respon Marine adalah anggukan.
"Gudangnya di Kalimantan lagi ada masalah. Kemungkinan dia lagi ngecek ke sana." jelas Galang sembari mengusap surai Salsabila yang tertidur dipangkuannya.
"Makan malam gih, Mar. Aku ada masak cumi asam manis sama cap cay." ucap Nanda sembari menggendong Bayu yang sudah terlelap.
"Iya makan sana Marine. Gak apa apa. Kita ini udah kayak sodara." ucap Galang menimpali ucapan istrinya.
"Iya." jawab kikuk Marine.
Akhirnya mereka semua makan bersama di ruang TV. Marine merasa mual menikmati cumi asam manis buatan Nanda. Namun ia tahan karena tidak ingin membuat Nanda kecewa. Selesai makan mereka sempat duduk - duduk bersama di ruang TV. Marine merasa semakin mual dan hendak muntah. Wanita itu pun beralasan mengantuk dan bergegas kembali ke mansion. Sesampainya Marine di mansion, ia segera menuju kamar mandi di kamarnya. Kemudian ia menghidupkan keran air sekeras mungkin lalu memutahkan isi perutnya di kloset. "Alergi cumi sialan! Padahal lagi pengen cumi kan." kesal Marine.
Selesai muntah Marine memilih merebahkan diri di ranjang. Badannya terasa letih secara tiba - tiba. Ia sangat membutuhkan pijatan pada tubuhnya untuk saat ini. Hingga akhirnya ia meminta seorang maid untuk memijat dirinya.
.......................
Pukul 2 dini hari Marine terbangun dan seketika terkejut saat tersadar bahwa dirinya sudah berada di ranjang yang berbeda. Wanita itu buru - buru turun dari ranjang dan bergegas keluar kamar. Baru saja Marine keluar dari kamar, ia malah disambut oleh seorang pramugara.
"Selamat pagi nyonya. Anda sedang berada di pesawat jet pribadi milik tuan Ericko. Beliau saat ini sedang berada di salah satu kursi penumpang dan sedang mengerjakan sesuatu. Ingin saya antarkan?" ucap ramah dan sopan si pramugara.
Marine hanya menganggukkan kepalanya. "Baiklah nona, mari ikuti saya." ucap si pramugara.
Marine mengikuti langkah si pramugara hingga langkah mereka terhenti di samping tempat duduk Ric. "Silahkan nona." ucap si pramugara yang mempersilahkan Marine untuk duduk di samping Ric.
Mendengar suara pramugara, Ric mengalihkan perhatiannya dari iPad yang berada di tangannya. Ia mendonggakkan kepalanya dan tersenyum saat melihat Marine menghampirinya
"Mami sudah bangun rupaya." ucap Ric bertepatan dengan si pramugara yang undur diri.
"Kamu ngapain gak bangunin?" kesal Marine sembari duduk di kursi yang berada tepat di depan Ric. Posisi mereka saat ini adalah saling berhadapan.
"Pap takut mam tidak mau ikut ke Bali."
Marine memutar bola matanya dengan ekspresi wajah jutek. Sedangkan Ric terlihat menahan senyum. "Gimana bisnis narkobnya?" ucap Marine dengan sinis.
Ric kini tidak kuasa menahan tawanya. "Lancar mami." ucapnya seraya mengelus pipi sang pujaan hati.
"Mami gak niat nanyain gimana papi? Misalnya pap ngantuk kah? Lapar mungkin? Atau butuh kehangatan kah dan mami siap menemani pap." ucap Ric sembari menggoda Marine.
Marine segera melempar sebuah bantal mini ke arah Ric. "In your dream!" sinis Marine yang membuat Ric semakin tertantang.
"Sini duduk sebelah pap."
"Males!" ucap Marine dengan ekspresi kesal.
Ric merapikan semua peralatan kerjanya lalu segera bangkit dari duduknya untuk pindah duduk di sebelah Marine. Melihat hal itu Marine berniat untuk kabur. Namun sayangnya Ric bergerak dengan cepat menahan Marine. Hingga si wanita terperangkap di dalam dekapan calon suaminya. "Ric! Aku mau duduk di kursi bukan di pangkuan mesummu!" ucap Marine yang terlihat amat kesal pada Ric.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marine of Sea
RomanceMarine ternyata telah dijodohkan sejak lama dengan Ric. Pria yang nyatanya ditolak mentah - mentah oleh keluarga Marine.