Marine memakai baju daster berwarna peach untuk menemui ayah bayinya. "Sumringah banget si adik kakak." ucap Danan ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Mereka beralasan untuk makan malam berdua di luar pada orang tua mereka.
"Ah kakak godain aku aja." ucap Marine malu - malu.
"Siapa yang godain? Gerak gerikmu itu lho dik yang menjelaskan semuanya."
"Ish kak Danan ah!"
Danan tertawa kecil. "Gimana sama Ric? Udah ada kemajuan yaa?"
"Ya gitu." jawab Marine masih malu - malu sambil menatap keluar kaca mobil.
"Ric diam - diam menghanyutkan hati adik kakak rupayanya."
"Hm."
"Agas nanyain kamu tadi di kantor. Dia jadi dijodohin sama wanita lain. Dia ngaku gak suka sama wanita itu. Dia bilang masih ada rasa sama kamu."
"Aku udah gak ada rasa sama dia. Udah lama pula kita pisah. Aku anggap saja sudah putus. Aku juga harus jagain anak aku yang bentar lagi lahir."
"Plus jagain bapaknya kan." lagi - lagi Danan memakai nada menggoda membuat Marine memukul pelan paha kakaknya. "Bener dong dek jagain bapaknya? Cewek manapun mau sama Ric. Uangnya banyak tuh."
"Ish godain melulu!" kesal Marine.
Danan sibuk tertawa, sedangkan ponsel Marine berdering. "Halo?" ucap Marine dengan nada sebal.
"Mami kok nadanya begitu sih? Padahal papi kan manggil mami my lovely."
"Gak apa - apa kok Ric. Kenapa?"
"Udah di jalan kan?"
"Udah kok. Ini otw ke resto."
"Suruh kakakmu take care nyetirnya. Oh ya papi ada banyak oleh - oleh buat mami."
"Oke, nanti aku ambil semua oleh - olehnya."
"Sampai jumpa ya mami. I miss you."
"Too, Ric."
"Ekhm!" goda Danan.
Marine memilih cuek pada sikap kakaknya. Panggilan pun telah terputus. Danan hanya bisa geleng - geleng kepala melihat sikap adik.
.........................
Ric menunggu dengan gelisah kedatangan Danan dan Marine. Sesekali ia akan mengecek jam dan memeriksa ponsel. Membaca dengan bosan email - email yang masuk berisi ajakan kerjasama perusahaan atau bisnis narkoba. "Lama banget sih." kesalnya lalu meminum wine miliknya.
Saat hendak menelepon kembali kekasihnya, Ric seketika membatalkannya karena Marine si kekasih yang ia tunggu telah datang. Ric langsung menyambut ibu dari anaknya dengan pelukan hangat. "I miss you. Lama sekali datang."
Marine tersenyum dan mengusap punggung lebar kekasihnya. "Tadi macet sayang."
"Ekhm! Lapar nih. Kapan nih makan?" sindir Danan yang sudah duduk rapi di kursi.
"Eh Danan. Gue lupa ada lo. Gue kangen sama Marine soalnya." ucap Ric tanpa dosa sembari merangkul kekasihnya.
"Udah jadi pasangan kekasih nih?"
Ric menganggukan kepalanya. "Semalam gue tembak, katanya iya."
Seketika Marine merasa malu dan memukul pelan lengan Ric. "Ish! Diem ah! Jangan ember gitu mulutnya!"
Danan tertawa dengan tingkah adiknya. "Ya udah deh kalian yang baru jadian setelah berbulan - bulan silahkan duduk dulu. Kita harus makan. Laper nih bro."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marine of Sea
RomanceMarine ternyata telah dijodohkan sejak lama dengan Ric. Pria yang nyatanya ditolak mentah - mentah oleh keluarga Marine.