Marine menikmati sarapan paginya dengan lahap. "Dik, nanti kamu jadi ke perkebunan nenek?" tanya Dona, ibu Marine.
"Iyalah ma." jawab Marine dengan mantap.
"Sekolah hukum tinggi - tinggi, terus lulusan Universitas Negeri plus Cumlaude. Kamu malah milih berkebun?" ejek Danan pada adiknya.
"Kan sambil nunggu lamaran aku di accept kak." jawab Marine dengan ekspresi kesal.
Kedua orang tua Marine hanya bisa menghela napas melihat tingkah anak - anak mereka. Mereka sudah membebaskan keinginan putri semata wayang mereka untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. "Hasil kebun juga melonjak besar belakangan ini." jawab Kansa, ayah Danan dan Marine.
"Itu berkat bantuanku, pa. Aku membeli pupuk organiknya dari salah satu temen aku, pa." jawab Marine dengan semangat.
"Papa senang sama semangatmu, nak." balas Kansa yang membuat Marine semakin bahagia. Sedangkan Danan hanya bisa geleng - geleng kepala.
....................
Ericko biasa dipanggil Ricko atau Ric (baca: Rik) duduk dengan tenang menatap langit luas. Ia tengah jatuh cinta pada seorang gadis muda yang cantik dan bersenyum lebar. "Ric, kamu gak kangen aku?" seorang wanita meraba dada bidang Ric.
"Oh hai Nis. I miss you." jawab Ric sembari menatap Anisa dengan tersenyum.
"Kamu ngapain duduk di balkon? Ngerokok?" tanya Anisa sembari duduk dipangkuan Ric.
"Hm. Sama kangen langit, awan, bintang, bulan dan seisi bumi."
"Kamu ada ngirim paket ke bos aku?"
"Dia yang pesan. Sebagai penjual saya harus memuaskan hasrat dan kemauan konsumen." jawab Ric sembari mengusap - usap paha Anisa.
"Sekarang?" tanya Anisa memastikan.
"Kapan lagi?" jawab Ric dengan senyuman miring.
............
"Kok kalian pada pakai pakaian seragam dan peralatan yang baru?" tanya Marine pada pekerja di kebun neneknya. Gadis itu nampak kebingungan.
"Maaf, dik Mari. Kebun ini sudah dimiliki setengah oleh pria asal kota sana." jawab salah seorsng pekerja.
Seketika Marine syok di tempat. Gadis itu menutup mulutnya. "Ini beneran?" tanya Marine dengan raut wajah kecewa.
Para pekerja mengangguk dengan lemah. Tak lama kemudian Marine segera berlari menuju rumah neneknya. Ternyata sang nenek tengah duduk di teras belakang sambil minum teh tawar. "Nek, kebun dijual?" tanya Marine dengan napas tersengal - sengal usai berlari.
"Pamanmu si Ferdinan mengadaikan sertifikat tanah kebun tanpa memberi tahu siapa pun. Seminggu yang lalu pihak rentenir datang dan menagih hutang sebesar 900 juta. Katanya si Ferdinan tidak membayar hutangnya yang 900 juta dengan bunga membengkak hampir 200 ratus juta." mendengar penuturan neneknya Marine langsung memeluk sang nenek.
"Nenek baik - baik aja kan? Aku takut nenek sakit." melihat kekhawatiran cucunya, Farah segera mengusap surai Marine.
"Nenek baik - baik aja."
"Om Ferdinan jahat. Sekarang dia ke mana?"
"Entah, cuman kirim surat lewat selipin di pagar. Isinya dia minta maaf dan gak bisa berbuat banyak karena katanya hidupnya juga susah."
"Nenek! Kebun luas itu warisan kakek satu - satunya buat nenek. Om Ferdi kan sudah dapat bagiannya." kesal Marine.
"Nenek gak tau dia lancang mengambil surat berharga itu di lemari nenek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marine of Sea
RomanceMarine ternyata telah dijodohkan sejak lama dengan Ric. Pria yang nyatanya ditolak mentah - mentah oleh keluarga Marine.